"Hah...." sebuah helaan nafas terdengar keluar dari bibir pria manis yang tengah melihat kearah isi kulkas di "rumahnya" saat ini. Wajahnya menahan emosi disebabkan pemandangan yang baru saja ia lihat sekarang.
Jaemin, 29 tahun, tidak menyukai starwberry. Tetapi, pemandangannya didepan ini sangat membuatnya emosi. Ingat kemarin saat Jaemin dan Jeno syuting sekaligus berbelanja kebutuhan mereka selama berada di rumah itu. Jeno mengatakan ia akan menghargai ketidak sukaan Jaemin terhadap buah berwarna merah bertotol kuning tersebut. Tapi nyatanya kini, pria itu malah memenuhi kulkas mereka dengan buah segitiga itu dan produk olahannya.
"What the fuck...," gumam Jaemin.
"Tin tin.... Tolong minggir sebentar...," tiba-tiba sebuah suara terdengar disamping Jaemin dan memaksanya untuk melihat. Disana Jeno dengan senyuman tanpa berdosanya berjalan kearah kulkas yang terbuka. Jaemin menatap Jeno dengan sinis.
Saat di depan kulkas, Jeno melihat Jaemin dengan jenaka. Kemudian mengambil sebotol susu strawberry dan meminumnya dihadapan Jaemin. "Kenapa?" tanya Jeno, disela kegiatannya. Jaemin masih menatap Jeno kesal, seperti dua buah tanduk rasanya akan tumbuh di kepala Jaemin sekarang.
"Kau berkata akan menghargai kebencianku pada buah ini... sialan, lihat sekarang kau bahkan memenuhi kulkasku dengan buah menjijikan itu!" ujar Jaemin kesal. Matanya membulat menatap tajam Jeno tanpa takut, tapi Jeno akan tetaplah menjadi Jeno yang juga tidak takut akan Jaemin.
"Aku memang mengatakannya... tetapi itu untuk kepentingan syuting, bukan untuk benar-benar dilakukan. Jadi... aku tidak peduli," balas Jeno dengan senyuman tipis khasnya dan wajah tanpa berdosa yang Jaemin pikir sangat menyebalkan hingga rasanya ingin menampar wajah kecintaan LOEY Ent itu dengan teflon.
"Lihatlah...lihat... inilah mengapa orang-orang bilang senioritas itu diperlukan agar mereka tau diri. Perlukah aku memotret kejadian ini agar dunia tau bahwa Lee Jeno hanya pencitraan dengan karakternya dan hendak meracuniku yang jelas jelas benci strawberry dan malah memenuhi kulkas ini dengan buah itu?" Ujar Jaemin sambil mengeluarkan ponselnya dan berusaha mengabadikan kulkasnya.
Jaemin berusaha mengambil berbagai foto ketika posisinya berhadapan dengan Jeno yang tepat didepan wajahnya. Hingga ia merasakan tangan lain yang melingkari pingganganya, Jaemin terdiam. Itu ulah Jeno yang menatapnya pas di netra hitam miliknya. Keduanya terdiam, seperti seluruh gravitasi dan atmosfer hanya terpaku kepada keduanya.
Tapi ada sesuatu yang lain disini, seharusnya Jaemin kesal. Tetapi kenapa, saat ia melihat mata bulat Jeno, ia terperangkap disana. Wajah mereka sangat dekat, hingga Jaemin dapat merasakan deru nafas Jeno di wajahnya. Fokus mata Jaemin beralih pada bibir tipis yang terlihat lembab karena Jeno sebelumnya meminum susu. Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul dibenak Jaemin.
Apakah Jeno akan menciumnya?
Grep!
Sial, Jaemin tertipu. Jeno, pria itu mengambil handphone Jaemin dan menghapus jejak yang sempat ia ambil. Pria itu juga dengan jailnya mencubit gemas pipi Jaemin. "Kau takkan bisa melakukan hal itu, manis," ujar Jeno. Jaemin semakin kesal dibuatnya. Tetapi tangan Jeno tidak lepas dari pinggangnya dan ketika Jaemin sadar akan hal itu, ia segera menjauhkan diri.
"Kau sangat menyebalkan," ujar Jaemin berusaha menghilangkan kegugupan dalam dirinya.
"Kenapa?" Tanya Jeno.
"Karena aku menyimpan banyak buah strawberry? Maafkan aku, tetapi aku menyukainya. Tidak bisakah kau menolerir hal itu? Aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu senior jika kau melakukan hal tersebut," lanjut Jeno berusaha merayu Jaemin. Jaemin mendecak kesal, ingin melarang pun, kulkas itu sudah penuh. Mana mungkin ia membuangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married My Anti-Fan? - nomin
FanfictionDua aktor papan atas yang selalu bersaing untuk memenangkan posisi paling atas dan diam-diam saling membenci satu sama lain. Tapi, bagaimana jika mereka harus berpura-pura menjadi pasangan menikah dalam satu acara variety terkenal, We got married? ...