"Dera!" seru Rena, dia berkacak pinggang dan kesal dengan Dera untuk kesekian kalinya.
Dera di pojok kelas memeluk kakinya, matanya kosong sambil terus mengulangi katanya,"Aku gila aku gila aku gila.."
Rena menghembuskan nafas kesal, dia menghampiri Dera lebih dekat. Rena berjongkok, menatap Dera. Sahabatnya tampak tidak memedulikan dirinya.
Jtak!
Rena menjitak kepala Dera kesal,"Aduduh, sakit.." rengek Dera, memegang kepalanya yang benjol.
"DERA, BISA-BISA GUA TUA DULUAN SEBELUM LO SADAR!" teriak Rena. Beruntung murid sudah pulang, menyisakan mereka saja dan tas-tas murid yang ditinggal untuk bermain di lapangan.
"Ya.. gimana, ya, Re, habisnya.." lirih Dera, menahan tangisnya. Rena yang menatap Dera bingung dan semakin kesal. Ini anak dipungut dimana sih?!
Dera menangis sekeras-kerasnya,"Rena!!" seru Dera, memeluk Rena erat-erat di leher.
"Aku ga sadar tadi minta digendong sama Ija! Sama IJA!!" teriak Dera sambil memeluk Rena semakin erat."Dera- nap- as-" ucap Rena terbata-bata, kesusahan bernafas. Menepuk-nepuk punggung Dera sekeras mungkin.
Dera melepaskan pelukannya setelah tangisnya reda, dia mengusap air matanya. Menatap Rena. Mulut Rena telah berbusa-busa, lalu tumbang ke belakang. Dera langsung terkejut dan panik.
"Renaa!!" teriak Dera.
"RENAAA TIDAKKK!!" lanjut Dera lebih keras, diiringi dengan tangisan lagi. Nyesel gua sumpah punya temen kayak Dera.^^^^
Ja keluar dari kamar mandi dan menyalakan keran, membilas wajahnya dengan air. Ja menatap dirinya di cermin dengan datar. Meskipun begitu, jantungnya berdetak kencang, seolah akan meledak sebentar lagi. Tubuhnya juga lemas.
"Loh, Ija?" ucap seseorang tiba-tiba, Ja menoleh. Dia adalah teman dekatnya, Gilang Aliando.
"Bukannya lo koma, ya?" tanya Gilang lagi. Ja mengerutkan kening.
"Denger dari mana?" tanya Ja balik.
"Loh, kata Rena tadi kamu ga ikut pelajaran gara-gara koma." jawab Gilang.
"Percaya banget sama Rena." balas Ja.
"Loh, tapi bisa aja, kan?" tanya Gilang lagi.
"Rena kalo jawab ulangan aja mesti ngawur, apalagi omongannya." Ja menatap Gilang tenang. Gilang manggut-manggut mengerti. Benar juga, ulangan Rena selalu nol, jadi tata kramanya juga nol.
"Ja, mau ngantin ga? Gua traktir, deh. Mumpung dapet gajian—sangu. Lumayan hari ini dikasih 150 rebu." ucap Gilang, mengeluarkan uang 3 lembar dari kantong baju.
"Uang segitu buat apa?" tanya Ja.
"Habis pulang sekolah gua mau ke mall, beli PS5." jawab Gilan.
"Ga ada ceritanya PS5 harganya segitu." balas Ja.
"Halah, kalo ga cukup tinggal pake kartu ini." Gilang mengeluarkan kartu hitam dari sakunya, menunjukkannya kepada Ja. Ja hanya bisa mengelus dada. Yaudah ya, terserah anak orkay.
"Yaudah, ayo ke kantin." ucap Ja malas. Ia pergi keluar kamar mandi, meninggalkan Gilang.
"Heh, tunggu Ija!" seru Gilang, memasukkan uang dan kartunya ke dalam saku dan mengejar Ija.
^^^^
Kritsar komenn
KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif Dera
Romance"Maaf, kita putus aja ya. Kita nggak cocok." -Lelaki pertama, gagal. "Aku sebenernya udah punya, kamu cuma simpenan aku aja. Sekarang aku ga butuh kamu lagi, makasih ya." -Lelaki kedua, hanya simpanan. "HAHAHA LO BENERAN NGIRA GUE SUKA LO?! MIMPI KA...