EDN 03

858 38 0
                                    

Gays!
Welcome back cabe!!!!

Kalian bakal kesel gak sih kalau nih ya, kita tuh dah ngerjain tugas sampe otak pun berasap tapi dengan bangke nya tuh temen dakjal dia ambil buku gue tanpa dia bilang dulu kan anjing bgt gk tuh 🖕 padahal kan yak gue ngerjain tugas itu dengan susah payah eh tapi dengan seenak jidat dia ambil gitu aja, kata gue tas gue ke buka karna ada maling gituh eh ternyata maling ny si tukang caper hahaha

Btw gays dia tuh pinter karna hasil contekan Saia hueee pengen banget gue cepuin ke guru walas biar tauk rasa!

Dah, sekian cerita saya
Wasalam.


•••••••







Happy reading 🦋











Quinn kini tengah berada diperjalanan untuk menuju ke mansion keluarganya. Sebelumnya ia sudah ditelpon oleh sang kepala keluarga---daddy nya.

Bagaimana Everly bisa tahu, bahwa yang menelponnya adalah ayah dari Quinn. Dari mana ia tahu? Sebab dari nama kontaknya dan berkat seseorang yang membantunya.

Siapa seseorang itu?
Kamu nanyeakkk?

"Alurnya emang kayak gini ya?!"

"Perasaan gue, bukan kayak gini"

"Setahu otak udang gue, gue tuh ketemu pangeran berkuda hitam. Terus gue ditabrak sama dia,dianya nolongin gue nah jadi deh kue nya" monolog Everly.

"Aish!"

"Kapan nyampe nya nih? Perasaan nih jalan gini-gini amat kayak hidup gue" ujarnya seraya mengendalikan mobil dengan kecepatan sedang.

"Pake google maps aja kali ye?!" Pikirnya.

Lalu ia mengambil ponselnya di dashboard mobil, dan membuka sebuah aplikasi.

"Halo Gugel"

"Dimana rumah gue"

"Rumah anda berada ditengah jalan"

"Ngaco Lo!"

"Belok kanan, dan lurus terus"

"Bener gak nih?!"

"Jalan terus dan anda telah sampai"

"Dugong!"

Everly memutarkan mobilnya ke arah kanan sesuai perkataan mbak google itu.

"Satu puluh meter belok kiri"

"Hah! Satu puluh meter?" Beo Everly

Mana ada satu puluh meter yang ada tuh sepuluh meter,seratus meter, ngadi-ngadi nih Gugel pikir Everly yang tengah berpikir bahwa satu puluh meter itu ada atau tidak.

"Maaf saya typo"

"Maksud saya, anda kesasar lebih jauh"

Langsung saja Everly memberhentikan mobil dan dengan mengerem dadak.

"Bangke!"

"Gini nih, kalau pake Gugel pasti sesat. Siapa sih yang jadi mbak Gugel nih? Gue potong lehernya lama-lama" gerutunya

Untung saja ketika ia mengerem dadak itu dibelakangnya tidak ada kendaraan yang jalan, sepi. Kaya hatiku.

"Terus gue kudu ottoke?" Frustasinya dengan mengacak rambut barunya itu.

EVERLY : Dunia Novel [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang