EDN 06

467 27 0
                                    

Jangan jadi siders bisa?!!!!
Hargai karya orng ges, tapi ku juga gak berharap sih di vote banyak, karna berharap itu  jatuhnya akan sakit. Jadi ku gak mau terlalu berharap huehehehehe

Jangan berharap oke, kalau gak mau sakit

Iya gak ges???? Ya iyalah masa enggak






























••••••


Setelah dua hari menginap di rumah sakit, akhirnya Quinn bisa pulang ke mansion. Awalnya orang tua Quinn tak setuju bahwa ia akan pulang hari ini, tetapi atas bujukan rayuan Quinn akhirnya mereka terpaksa mengiyakan.

Bukannya terlalu alay, lebay, namun mereka sangat menyayangi Quinn. Quinn anak bungsu mereka. Ya, kalian tahulah.

Tak terasa dua puluh menit diperjalanan akhirnya Quinn beserta orang tuanya kini sudah berada didepan mansion.

Mereka mulai memasuki mansion itu. Didalam mansion sepertinya ramai, ketahuilah terdengar suara gaduh berasal dari ruang keluarga.

Dan pelaku itu, El dan boy.

Bantal sofa yang entah kemana, serta bekas cangkang cemilan ringan yang berserakan. Gelas-gelas kotor, tak lupa juga posisi sofa yang sedikit bergeser dari posisi awalnya.

"EL!!!! BOY!!" Teriak Erly ketika melihat kondisi ruang keluarganya begitu berantakan, seperti kandang kambing saja.

"Hehehe, maaf mommy" ucap serempak dengan menyengir kuda

"Beresin Lo?!" Ucap Quinn

"Iya elah" ujar boy

"Awas aja, kalau gue balik dari kamar terus ini belum bersih, gue penggal pala lo?!"

"PAHAM GAK?!!"

"Paham ratu" ucap keduanya dengan membungkukkan badannya.

Quinn mulai menaiki tangganya, ia akan beristirahat sejenak guna menghilangkan pusing yang menyerangnya ketika melihat, ya kelakuan bocah semprul tadi.

Kedua sejoli itu mulai membersihkannya, sebenarnya ia malas, tapi dengan ancaman yang Quinn berikan ia jadi ngeri, kalau seandainya kepalanya dipotong begitu saja oleh Quinn.

"Amit-amit, jangan sampe gue gak punya kepala" batin El dan boy

Balik lagi ke Quinn. Ia tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang kasur, sepertinya ada yang berbeda dengan kamarnya.

Ah, ruangan aroma ini terlihat berbeda, aroma yang dulu vanila kok sekarang lavender?

Siapa yang ganti?

"Ck, kenapa diganti sih?!"

"Kurang sreg gue kalau aroma lavender"

Dengan ponsel yang ia mainkan, Quinn tengah membalas pesan seseorang. Orang yang tiga hari ini tak berjumpa.

"Mau duit ya tuhan" rengek Quinn

Entah sadar atau tidak sebenarnya Quinn itu banyak duitnya, mulai dari blackcard dan uang cash, serta dolar. Pemberian dari keluarganya serta ia sendiri.

Kerja? Tidak Quinn tidak bekerja.

Hanya sedikit bermain-main saja.

"Kapan sih?! Gue jalanin misi?" Monolog nya

Tak disangka kini keberadaan Vier tidak halau oleh Quinn. Vier dari tadi ia sudah ada namun, Quinn saja tak menghiraukan keadaan vier.

"Sabar nona,sebentar lagi nona akan mendapatkan misi tersebut" ucap vier tiba-tiba sehingga mengagetkan Quinn

EVERLY : Dunia Novel [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang