Prolog : Taman Dekat Rumah

183 71 22
                                    

Kapas-kapas langit tampak jelas terlihat dari bumi, udara sejuk sore terhirup oleh para manusia Kota Hujan, sepoi-sepoinya membuat tumbuhan hijau menari-nari ceria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapas-kapas langit tampak jelas terlihat dari bumi, udara sejuk sore terhirup oleh para manusia Kota Hujan, sepoi-sepoinya membuat tumbuhan hijau menari-nari ceria. Sungguh sore yang cerah, secerah hati seorang gadis kecil berjilbab merah muda dengan sweater pink dan kerudung putihnya. Ia tengah berlari kecil melihat sekeliling taman, mencari sosok pembuat janji temu.

Ayana Rumaisha Anindya, gadis berumur 10 tahun itu terduduk di bangku taman, lelah setelah 15 menit mencari dan menunggu. Hati Ayana mulai kusut dan muncul sedikit rasa kecewa. Susah payah meminta izin kepada sang Ayah, dikira di anak lelaki sudah menunggu, nyatanya sekarang ia yang lelah menanti. Menanti teman sekelas dekatnya, yang menyapa ceria diri tertutupnya setahun lalu. Arkhasya Fathan Mubina.

"Rumah kita kan dekat, nanti sore main ya di taman dekat rumah?" ucap Arka usai bel pulang berbunyi tadi siang.

"Rumah kita kan dekat, nanti sore main ya di taman dekat rumah?" ucap Arka usai bel pulang berbunyi tadi siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huh! Huaaaa, Kalka kamu ke mana sih?!" teriak Ayana kesal, teriak dalam hati. Gadis pemilik mata double eyelid itu tak mungkin berteriak sebagaimana anak-anak kecil lainnya saat kesal. Ayana sudah terbiasa memendam segala emosinya.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, mau tak mau, Ayana harus pulang. Dengan gontai, kaki kecilnya melangkah, menaiki sepeda menuju rumah yang hanya berjarak 500 meter dari taman.

"Awas kamu, Kalka!" serunya dalam batin. Arka berhasil membuat gadis manis merengutkan senyumnya.

Ayana terus mengontel sambil mengomel internal. Rumahnya sudah terlihat, ia mempercepat gowesan sepedanya. Takut Ayah yang kerap ia panggil Aba marah. Saat Ayana hendak memasuki halaman rumah, matanya melihat mobil tak asing berjalan lurus ke depan. Segera Ayana parkirkan sepeda, lalu kembali berdiri di ujung jalan, guna melihat mobil putih tersebut.

"Ayca! Ayca! Kalka di sini! Tolong!!" teriak Arka dari balik jendela mobil.

Ayana membelalakkan mata, kaget. Lalu ia reflek mengambil sepeda dan mengontelnya kembali. Padahal, tak akan mungkin gadis mungil sepertinya dapat mengejar mobil hanya dengan sepeda. Tak peduli, Ayana terus mengontel, mengejar mobil yang menculik Arka.

BRUK!

Ayana terjatuh, ia terlalu fokus menatap mobil tanpa melihat kondisi jalanan. Ban depan sepedanya tersandung batu.

"Aduh!" Ayana kesakitan, kerudung putihnya kotor, untung tangan dan kakinya tak berdarah karena terbalut kain jilbab, hanya saja telapak tangannya yang berdarah hebat tergores aspal cukup kasar.

"Aduh!" Ayana kesakitan, kerudung putihnya kotor, untung tangan dan kakinya tak berdarah karena terbalut kain jilbab, hanya saja telapak tangannya yang berdarah hebat tergores aspal cukup kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan sepi, tak ada orang yang menolong, rumah-rumah sudah tertutup karena malam sebentar lagi tiba. Ayana meringis, menatap darah yang mengalir, "Kalka...maafin aku gak bisa ngejar kamu, hiks-hiks."

Ayana hendak berdiri, namun kaki kecilnya tak kuasa, ia keseleo. Air matanya tidak bisa dibendung lagi, ia menangis deras.

"Tolong..." lirihnya.
Mata indahnya perlahan terpejam, samar-samar terdengar suara motor menghampiri. Ayana tahu, itu pasti Aba yang mencarinya karena belum kembali ke rumah. Maka, ia biarkan matanya terpejam dan hilang kesadaran.

  Maka, ia biarkan matanya terpejam dan hilang kesadaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Gimana prolog-nya gaiss? Hehehe.
Vote janlupa yaa, makaciii🤩

//Salam Literasi👋

Forgive Me: I'm Just in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang