Bab 2 : Perihal Menunggu

120 64 32
                                    

Sebentar lagi jam akan menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, Reanna Anitha Sarisha atau kerap disapa Nitha mulai jenuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebentar lagi jam akan menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, Reanna Anitha Sarisha atau kerap disapa Nitha mulai jenuh. Ia sudah jajan berkali-kali, namun Ayana belum datang juga.

Sampai Nitha disapa banyak murid, baik laki-laki maupun perempuan, sudah tak bisa dihitung dengan jari lagi berapa banyak yang menyapanya. Ada pula, murid laki-laki yang menggodanya, kalau itu Ayana, pasti langsung masuk kelas, Nitha sudah biasa bahkan seringnya ia ditakuti oleh para jantan.

“Kiw, kiw, cewek!”

Nitha asyik dengan jajannya, tak mau menanggapi.

Pemuda itu menghampiri, “Cantik-cantik kok budeg.”

“Dih, serah gue-lah, gak usah sok asik lo!”

“Mending jadi pacar gua.”

“Enak bat lo ngomong, lebih enak daripada beli gorengan dipinggir jalan.”

“Yaiyalah enak, apalagi kalo gua punya pacar secantik ini.”

“Kayaknya lo salah pilih sekolah deh.”

“Hah?”

“Harusnya lo masuk SLB gak sih, gue takut, agak sengklek otak lo, eh bukan agak sih ta-“

“An***g tai lu!”

“Bwahahahaha!” tawa Nitha puas.

Nitha terbahak-bahak, beberapa murid yang mendengarkan percakapan itupun ikut tertawa keras juga. Si cat calling pun langsung berjalan pergi meninggalkan Nitha.

“Aih, gila juga apa ya itu si Aisha, gue udah nungguin hampir setengah jam kayak gini, kagak datang-datang juga. Dahlah gue mau masuk aja, bisa jamuran gue!” lanjutnya mengomel sambil berdiri dan berjalan memasuki gerbang.

🌷🌷🌷

Arka berlari menuju kelasnya, kelas 11-A. Saat tiba di kelas, sudah ada guru, Arka pun menjelaskan mengapa ia bisa terlambat masuk.

“Maaf, Bu. Tadi, saya tidak sengaja tertabrak anak baru, dia tidak fokus melihat jalanan, saya tertabrak dari samping, lalu jatuh dan__”

“Sst…ya Ibu tahu, silahkan masuk, kelas akan segera di mulai.”

“Baik, Bu. Terima kasih.”

Kalau murid lain yang menjelaskan, dengan atau tanpa penjelasan pun tetap akan dihukum. Namun, karena Arka terkenal sebagai anak baik, jujur, sering membantu guru dan selalu mendapatkan peringkat pertama, maka guru mengizinkannya masuk tanpa dihukum terlebih dahulu.

“Dih, gak adil banget.”

“Alah, emang ya guru tuh mandang fisik.”

Forgive Me: I'm Just in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang