Ayana berjalan gontai memasuki gerbang, ia tak bersama Nitha. Tak peduli orang-orang sekitar yang menatapnya aneh. Bagaimana tidak? Gadis yang cantik, berjalan lunglai dengan mata sembab, bibir cemberut dan menunduk lesu. Beberapa murid menyapa, tetapi Ayana hanya menanggapi dengan senyum palsu.
Hari ini, tampak begitu gelap baginya. Perkataan Aba masih terbayang-bayang, jika Ayana tak dianggap ada, mengapa ia dilahirkan? Jika hanya untuk menjadi boneka berprestasi bagi Aba, menuruti semua permintaan Aba, tanpa peduli pada keinginan Ayana sendiri.
Sesedih apapun, Ayana harus tetap sekolah.
"Ayana-ayana-ayana!!!" panggil Nitha sembari merangkul pundaknya, ia baru saja tiba.
Ayana tak merespon.
"Heh, Na!" Nitha melepas rangkulan lalu menepuk pipi Ayana pelan.
"Lo nangis?!" tanya Nitha khawatir saat melihat mata Ayana yang sembab.
"Aelah, pake nanya lagi gue ini. Yaiya jelaslah Ayana nangis! Bestie gue kenapaaa?!" Nitha memegang kedua tangan Ayana.
Ayana masih saja diam.
"Ayana woy! Lo bukan boneka, please lah! Lo bisa ngomongkan, Na?" Nitha terus berbicara.
Ayana tetap diam.
Kedua gadis itu sebentar lagi tiba di kelas.
"Ayana... ngomong dong, kalo gini kan gue gak tahu lo kenapa. Au ah dah!" Nitha melompat-lompat lelah.Ayana menengok sekilas ke arah Nitha, lalu kembali menunduk dan melanjutkan jalannya.
"Ayana Rumaisha Anindya, yang cantik, sholehah, pinter Masya Allah. Nah apalagi? Oh ya, pacarnya Zidan, ke-"
"Asal ngomong banget ih," Ayana tak suka saat Nitha mengklaim dirinya sebagai pacar Zidan.
"Akhirnya ngomong juga ni bocah! Lo kenapa? Ceritalah sini sama gue, sini sayangg," kekeh Nitha.
Ayana bergidik geli.
"Oh, lo mau jadiin gue badut hari ini? Gue siap sedia! Asal lo gak mewek-mewek lagi," Nitha menampilkan senyum terlebarnya.
Ayana tersenyum tipis.
Hening beberapa saat.
"Na... Sorry, Aba ya?" akhirnya pertanyaan itu terlontar dari mulut Nitha.
Ayana kembali berkaca-kaca.
"Eh-eh, aduh, bukan gitu maksud gue. Ayana ah, gue bingung ni harus ngapain," Nitha kembali melompat-lompat.
"Diem aj-"
"Hai, Ay!"
Perkataan Ayana terhenti saat ia berpapasan dengan Arka dan Arka menyapanya.
"AYANGGGGGG, cie cieeeeee!" goda Nitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me: I'm Just in Love
Genç KurguAyana Rumaisha Anindya, gadis yang baru saja lulus SMP dari pondok pesantren itu harus melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri. Tentu tidak mudah untuk beradaptasi, mulai dari pelajaran hingga pergaulan yang berbeda jauh dengan lingkungan asrama. Tak...