Bab 19 : Siapa Keluarga Kandungku?

31 9 1
                                    

"Ingin mengucap rindu, namun belum pernah bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingin mengucap rindu, namun belum pernah bertemu. Entahlah, perasaan yang membingungkan, layaknya keluarga ini."
(Keenan Zidan Adhyaksa)

🍂🍂🍂

Suasana bandara Soekarno Hatta cukup ramai sore itu. Penerbangan Jakarta-Mesir akan segera berlangsung dalam 30 menit ke depan. Tampak seorang pemuda berusia 16 tahun tengah berdiri sambil menengok ke sana kemari. Netra Zidan mencari sosok yang dikenalnya, Ummi dan Abi.

"Adek!" panggil seseorang dari sebelah kanan. Terlihat Abi, Ummi, Kakak perempuan bersama suami dan satu balitanya.

Alis Zidan terangkat sebentar, lalu menghampiri sumber suara. Suasana yang awalnya sudah hangat kembali diliputi air mata setelah kedatangan Zidan. Apalagi Ummi, langsung sesenggukan lagi sambil memeluk Zidan.

Zidan terpaku, air matanya keluar sedikit demi sedikit. Dirinya tahu, Abi dan Ummi pasti sangat terpuruk mengetahui Aidan telah tiada. Sebab, kakak laki-lakinya itu adalah anak kesayangan.

"Awalnya gimana emang, Bi?" tanya Zidan memecah tangis.

Nanda, kakak perempuan Zidan, menggelengkan kepala, "Nanti aja ceritanya ya, Dek."

"Hmm..." Zidan melepas pelukan Ummi perlahan.

"Adek udah bawa apa-apa yang diperluin-kan? Kayak baju untuk ganti?" tanya Nanda masih sambil memangku putri kecilnya yang sedang tertidur.

Zidan mengangguk.

"Kita akan berada di sana sekitar dua minggu, Aidan akan dimakamkan di sana," ucap Abi memberi informasi.

Zidan cukup kaget, "Kalau mau ziarah susah dong, Bi?"

"Insya Allah, nggak. Kalau mau ziarah, kan bisa sekalian jengukin adek," jawab Abi.

"Hah?!" Zidan kebingungan.

"Nanti saja dibicarakannya," sahut Ummi.

🌷🌷🌷

"NGGAK! Aku gak mau, Bi!" tolak Zidan mentah-mentah saat mengetahui bahwa Khair akan mengeluarkannya dari A-IBS dan memasukkannya di Al-Azhar, Mesir.

"Kenapa, Dek? Mamasmu udah gak ada, abi sama ummi juga gak keberatan kamu ada di sini, soal biaya pasti beres, kamu gak usah merasa direpotkan," tenang Khair.

"Hah?! Kenapa jadi begini sih, Bi? Ini bukan tujuan Zidan," Zidan tidak habis fikir.

Usai pemakaman Aidan, besoknya Khair langsung menyampaikan niatnya itu, dan ini sudah yang ketiga kali Khair membujuk Zidan. Pertama, saat makan malam di restoran bersama anggota keluarga lainnya. Kedua, saat di perjalanan menuju hotel. Ketiga, saat ini, Khair mengajak Zidan untuk mengobrol empat mata di café hotel, tetapi hasilnya Zidan tetap menolak.

Forgive Me: I'm Just in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang