-10 Teringat Masa Lalu

18 4 0
                                    

💓 Happy Reading💓

Aia berteriak kencang membuat Devan dan Rega bergegas menuju kamar Aia.

Devan segera memeluk tubuh Aia yang bergetar hebat dengan keadaan kacau.

"GAK BUKAN GW YANG BUNUH DIA GAK ITU SEMUA KECELAKAAN!HIKS GAK GW BUKAN PEMBUNUHAN!"teriak kencang Aia memukul kepala nya dengan keras.

Rega dengan sigap menahan kedua tangan Aia, sedangkan Devan menangis menatap anaknya seperti ini.

Bukan kali pertama Aia seperti ini, semenjak 'dia' pergi meninggalkan Aia,sikap Aia jika tertekan atau terpojok meningkat 'dia' akan bereaksi seperti ini,pernah Aia ingin mengakhiri hidupnya dengan melukai tangannya dengan pisau,untuh Devan mengetahuinya jika tidak entahlah mungkin Aia sudah mengusul seseorang itu.

"Tenangin diri kamu Aia"ucap lembut Devan memeluk tubuh Aia dengan kencang.

Aia masih menangis dalam pelukan Devan,"aku bukan pembunuh"

"Iya kamu bukan pembunuh,udah ya tenang ada Papa sama Daddy di sini"

Aia mulai tenag setelah Rega menyuntikkan obat penenang,Rega terpaksa menggunakan obat itu lagi setelah beberapa bulan ia tak pernah menggunakan nya lagi.

Aia mulai tenang,semula pelukannya kencang pada tubuh Devan kini mulai lemah karna obat penenang itu.

Devan membaringkan tubuh Aia,"kenapa dia bisa kambuh lagi?"heran Devan setelah menyelimuti tubuh Aia.

"Apa ada orang yang menekannya lagi?"terka Rega duduk di samping Devan.

"Mungkin"

"Baiklah,aku akan suruh orang untuk mencari tau"ucap Rega lalu beranjak meninggalkan Devan yang masih mengelus kepala Aia.

Rega dengan serius berbicara dengan seorang di balik handphonenya.

"Kalian cari siapa yang bikin Aia jadi begitu,nanti saya kirim nomernya ke kalian"perintahnya lalu menutup panggilan secara sepihak,menatap handphone milik Aia yang masih menampilkan Rom chat dengan seseorang.

Rega meremat handphonenya menahan emosi,ia akan membuat orang yang membuat ingatan Aia akan dengan 'Dia' menyesal.

"Pah"panggil Aia lemas.

Rega menatap Aia dengan tatapan teduh,"kenapa sayang?"

"Mau sekolah aja"

"Kamu istirahat aja dulu ya?Papa udah ijinin kamu gak berangkat sekolah"

Aia menghela nafas panjang lalu memeluk tubuh Papanya dengan erat.

"Mau ketemu dia pah"Aia dengan sekuat tenaga menahan air matanya yang ingin merosot ke luar.

Devan mengiyakan ucapan Aia,"mandi dulu tapi ya?"

"Makasih pa"

Aia menatap gundukan tanah dengan tatapan sendu,Aia berjalan mendekati kuburan yang bernisan 'Kala Bumi Langit' lelaki yang pernah mengisi hatinya selama 4 tahun.

"Hai kala,maaf ya aku baru bisa ke sini"Aia menatap nisan itu dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf ya?aku gak bisa jagain kamu waktu itu"Aia dengan sekuat tenaga menahan air matanya yang ingin menerobos keluar.

Devan hanya menatap Aia dari kejauhan memberikan waktu untuk anaknya sendiri.

"Tapi aku tau kok,kata maaf gak bisa balikin kamu ke sini lagi"Aia menghela nafas panjang.

"Kamu tau?aku ketemu laki laki yang hampir sama sifatnya kaya kamu,iya sifat bayi"Aia terkekeh di akhir kalimatnya

"Namanya Leo,Leo Bagaskara laki laki yang bisa menggantikan kamu,tapi gak selebihnya bisa gantiin kamu"

AiLe[AiaLeo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang