liburan??

352 50 5
                                    

Happy reading guys 🖤🖤

Arya kini berada di kantornya berkutat dengan tumpukan dokumen, yang sempat terabaikan, setelah pernikahan mereka dan mengurus hak asuh anaknya, Arya mulai kembali sibuk. Mau bagaimana lagi, ia harus menyelesaikannya dengan cepat, lalu pulang dan mengajak putranya bermain, semoga saja saat ia pulang Rumi tidak tidur seperti kemarin-kemarin.

Tokk.....tok

Terdengar suara ketukan dari balik ruangannya.

"Masuk!"perintahnya.

Pintu dibuka menampilkan sosok Kemal dengan senyum cerahnya masuk ke dalam lalu mendudukkan diri di sofa ruangan itu.

"Masih sibuk?"tanya Kemal.

"Seperti yang lo lihat."balas Arya, fokusnya masih kepada dokumen yang berada ditangannya.

"Sudah satu bulan, bagaimana hubungan Zoya dengan Rumi, apa mereka semakin dekat?"Kemal mulai penasaran.

"Sangat dekat, tidak mau lepas dari Zoya, gue heran awalnya kenapa Rumi bisa seakrab itu sama Zoya, ternyata memang Zoya yang bisa membuat Rumi begitu nyaman."ucapnya dengan senyum tipis diakhirnya.

"Lalu, Lo dan Zoya?"tanya Kemal.

Arya langsung mengalihkan atensinya, mengangkat satu alisnya kepada Kemal.

"Maksud lo.....?"Arya menatap penuh curiga.

"Hubungan Lo dan Zoya, apa berlanjut ke yang lebih serius?"

Kenapa pertanyaan Kemal membuatnya tidak nyaman, dari awal tidak ada yang namanya keseriusan dalam hubungannya dengan Zoya.

"Jangan ngaco mal, Lo tahu sendiri siapa yang gue cintai!"ucap Arya begitu tenang, jelas jika raut wajah Kemal menunjukan ketidak puasanya.

"Nayla? Ar, lo harus tahu walaupun pernikahan kalian hanyalah sebuah perjanjian semata, tapi Zoya tetap istri sah lo! Lagi pula wanita itu yang ninggalin Lo dan sekarang dia sedang menikmati hari-hari nya dengan kekasihnya Ar, asal lo tahu itu."jelas Kemal, mencoba membuka kembali kebenarannya.

Arya memejamkan matanya sejenak, lalu menghela nafasnya sesekali.

"Gue tahu, dan perlu Lo tahu juga, kalau gue sama Zoya hanya terikat dengan perjanjian yang saling menguntungkan."Arya kembali mengingatkan.

"Terserah Lo Ar...."Kemal akhirnya mengalah.

"Lalu, tujuan lo kemari cuma mau berdebat sama gue?"sarkasnya.

"Ya, bukan lah. Sebenarnya gue mau ngajak lo makan siang."kini senyum Kemal kembali cerah.

"HAH?

Arya tak habis pikir dengan sahabat karibnya itu.

"Sejak kapan Lo mau repot-repot datang ke kantor gue dan itu cuma mau ngajak makan siang, bodoh memang!"ucap Arya.

"Sejak hari ini dan hari-hari berikutnya!"sepertinya ia sungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Kemal berhenti bermain-main sama gue, lo bisa ajak Nisa kan, biasanya juga kemana-mana sama Nisa!"ucap Arya sedikit kesal.

"Jangan sebut-sebut nama itu pake mulut laknat Lo!"sergah Kemal.

"Kenapa, Gak suka? Mending lo minta ditemani Nisa saja."putus Arya, ia menyandarkan tubuhnya dikursi kebesarannya.

"Kali ini gue tidak ingin membahas adek gue Ar, jangan mengalihkan pembicaraan kita, ayo kita makan."Arya mulai jengah dibuatnya.

"Adek?"

Arya tersenyum miring kearahnya, seketika Kemal langsung menangkap maksud dari Arya.

"Ssstt! Cuma Lo yang tahu rahasia keluarga gue, jangan coba-coba buat bahas ini."peringat Kemal kepadanya.

Mazoya AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang