Asing

491 62 8
                                    

Happy reading guys 😚

Setelah acara selesai, Arya langsung meminta izin kepada Zaky untuk langsung membawa Zoya tinggal bersamanya. Dengan berat hati Zaky menyerahkan putri semata wayangnya itu.

Namun sebelum pergi, Zaky memberi pesan kepada Arya, ia tidak ingin jika putrinya kembali terluka, bukan tak percaya kepada Arya, ia hanya memperingatinya saja.

"Saya sadar jika pernikahan ini begitu cepat, dengan status kamu yang menjadi suami dari Zoya, saya serahkan Zoya kepada kamu dan sekarang Zoya bukan lagi tanggung jawab saya, sepenuhnya Zoya menjadi milikmu, saya harap kamu bisa menjaganya melebihi saya menjaganya, saya berharap juga kamu bisa menyayangi Zoya dan juga mencintai Zoya setulus hati kamu."ucap Zaky.

Jujur berat bagi Zaky merelakan putrinya kepada pria yang kini bertanggungjawab penuh atas putrinya.

"Ingat, Zoya masih menjadi putriku. Tolong jangan buat dia terluka sedikitpun, jika kamu sudah tidak sanggup dengan tanggung jawabmu, jangan buat putriku menangis, hubungi saya, beritahu saya jika sudah tidak sanggup, saya akan membawa kembali Zoya."tutur Zaky dengan serius.

Sementara Arya yang mendengar, kini paham bahwa Zoya adalah kehidupan bagi seorang Zaky.

"Saya mengerti, saya berusaha untuk tidak menyakitinya, saya berjanji menjaganya, melindunginya, dan mencintainya."ucap Arya, walau ada keraguan diakhir kalimatnya.

Mau tidak mau, Zaky harus mempercayai Arya. Zaky sangat menaruh harapan kepada Arya, semoga pria yang dinikahi putrinya itu bisa membahagiakan dirinya, dan Zaky maupun Amira tak perlu menghawatirkan kebahagian putri mereka.

Setelah menerima pesan dari Ayah mertuanya dan setelah selesai mengucap salam perpisahan dengan kedua orangtuanya, Zoya akhirnya ikut bersama Arya yang sudah berstatus suaminya.

Barang-barang milih Zoya sudah diantar lebih dulu, Zoya dan Arya berada satu mobil, duduk tenang dikursi penumpang.

Zoya masih menatap orangtuanya melalui kaca mobil, hingga mereka hilang dari pandangannya, kembali menatap lurus kedepan. Sesaat menatap sekilas kearah suaminya, yang hanya diam sejak masuk mobil.

Zoya melihat mobil yang dinaiki mama mertuanya berbelok kearah lain, membuat rasa penasarannya muncul.

"Kemana mama Anna pergi?"tanya Zoya memecah keheningan.

"Ke rumah utama."jawab Arya tidak mengalihkan tatapannya.

"Tidak bersama kita, lalu Rumi tidak ikut dengan kita."tanya Zoya lagi.

"Tidak."balas Arya tanpa memberi penjelasan.

Zoya kembali memilih diam, sampai akhirnya mobil mereka memasuki pekarangan yang luas, terlihat rumah itu bukanlah rumah biasa, sangat besar sama seperti rumah orangtuanya.

Mobil berhenti, lalu seorang supir membukakan pintu untuk mereka.

Zoya keluar dari mobil dan ini kali pertamanya ia menginjakkan kakinya dirumah suaminya, ia berdoa dalam hatinya agar rumah tangganya selalu dalam ridhonya.

Saat pintu utama terbuka, mereka sudah disambut oleh beberapa maid yang bekerja dirumah ini, beberapa dari mereka memberikan ucapan selamat datang untuk Zoya, lalu seorang maid yang terlihat senior memperkenalkan dirinya kepada Zoya.

"Selamat datang nyonya, saya Jena kepala pelayan dirumah ini."ucapnya tersenyum ramah kepada Zoya.

"Senang bertemu dengan anda bibi jena."balas Zoya tak kalah ramah.

Setelah itu Arya kembali melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga, tanpa berkata apapun kepada Zoya. Zoya yang terlihat bingung hanya bisa mengikuti langkah Arya dari belakang, ini masih asing baginya.

Mazoya AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang