menentukan tanggal

462 64 7
                                    

Assalamualaikum......

I'm back guys

Tring......

Suara pintu didorong masuk, menampilkan seorang pria yang tengah menggendong anak laki-lakinya. Dia Arya, ya pria itu tengah menggendong Rumi. Mereka tidak hanya berdua ada wanita paruh baya dibelakangnya. Mereka baru saja masuk kedalam toko bunga Zoya.

Nisa yang juga disana terkejut dengan kehadiran mereka. Kemal datang dari belakang, lalu menghampiri mereka, kemal mencium tangan wanita paruh baya itu, dan disambut baik olehnya.

Kini Arya berdiri dihadapan Zoya bersama wanita itu. Apakah ini sudah saatnya?

"Zoya."panggilannya pelan, Zoya menatap Arya dengan seksama.

"Ini Mama saya. Dan Mama ini Zoya, dia calon istri yang Arya ceritakan."Arya memperkenalkan mereka berdua.

Wanita itu tersenyum sangat lembut kearahnya, merasa diterima, lantas Zoya membalas senyumannya dan mencium tangan wanita itu. Lalu wanita itu yang tak lain adalah Mama nya Arya, membawa Zoya kedalam pelukannya.

"Terimakasih, dengan tulus menerima anak Mama."ucapnya dengan tulus.

Seketika Zoya menjadi wanita yang sangat beruntung, karena yang akan menjadi calon mertuanya begitu memiliki hati yang baik. Tentu, Arya juga andil dalam menyelamatkan kehormatannya dan kehancuran hatinya dari masa lalunya itu.

Anna Mama dari Arya melepaskan pelukannya, senyumnya masih belum luntur kala menatap calon menantunya itu.

"Tidak, aku yang sangat beruntung karena mas Arya mau menikahi ku, bu."ucapnya terus terang, Arya yang mendengarnya pun sedikit menarik ujung bibirnya.

"Panggil Mama Anna mulai sekarang!"perintah Anna yang langsung diangguki Zoya.

"Iya, Ma."ucap Zoya.

Entahlah Arya merasa senang melihat interaksi mereka berdua. Jika dilihat ke belakang, Nayla selalu acuh kepada ibunya, dia beralasan agar Mama nya tidak jatuh lebih jauh menyayanginya, karena sewaktu-waktu dia akan pergi pada akhirnya.

"Silahkan duduk dulu!"ajak Zoya, menggiring mereka kearah sofa.

Arya dan Mama nya langsung duduk, dan tak lama Nisa membawakan minuman untuk mereka. Kemal dan Nisa juga ikut bergabung diantara mereka.

"Bagaimana keadaan kesehatan Mama Anna?"tanya Zoya, merasa tidak ingat jika pernikahan mereka ini terkesan terburu-buru.

"Alhamdulillah membaik, dan semakin baik setelah melihatmu."ucap Anna, membuat Zoya tersenyum mendengarnya.

"Tante, maaf kemal tidak ikut menjemput Tante."kali ini Kemal yang bersuara.

"Tidak apa-apa, Tante mengerti. Apakah dia adikmu."Anna mengalihkan pandangannya kearah Nisa.

"Iya, dia adik Kemal."balas Kemal.

"Siapa namamu?"tanya Anna penasaran.

"Nisa Tante. Kebetulan aku temannya Zoya."ujar Nisa memberitahu.

Rumi terlihat turun dari pangkuan Ayahnya, ia menghampiri Zoya, pergerakan Rumi tidak lepas dari pengawasan Arya dan Anna. Anak itu mudah akrab, jadi tidak akan sulit nantinya, dan sepertinya Rumi menyukai Zoya.

"Tante Zoya, Rumi mau bunga matahari!"pinta anak laki-laki itu yang sebentar lagi akan menginjak usia empat tahun, kepada Zoya.

Zoya tersenyum dengan permintaan anak itu, Zoya tahu jika anak itu sangat menyukai bunga matahari, setelah sebelumnya Rumi datang kemari dan menginginkan dua tangkai bunga matahari.

Mazoya AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang