Hanya sebatas perjanjian!

449 59 12
                                    

Assalamualaikum guys
Happy reading 😚🤟🏻

Hanya tiga hari mereka mengambil cuti, dan selama tiga hari itu mereka hanya menghabiskannya dirumah. Arya sibuk diruang kerjanya, sesekali kemal datang dan mereka akan membahas tentang hak asuh Rumi, menyelesaikan semua itu agar Rumi benar-benar bisa bersama dengan Arya.

Sementara Zoya, ia juga bekerja dari rumah mengurus pesanan online untuk pemesanan dari luar kota, sementara Nisa yang mengurus toko bunga dan penyiapkan pesanan yang akan dikirim.

Selama tiga hari juga mereka hanya bertemu dimeja makan, dan mungkin saat tidur. Benar-benar rasanya seperti orang asing, bicarapun hanya sekedarnya.

Zoya menghembuskan nafasnya kasar, ia menutup kembali laptop yang berada dalam pangkuannya. Rasanya sepi, berdiam diri didalam kamar, walaupun kepribadiannya yang jarang bicara, tapi ini berbeda.

Cklekkk.....

Suara pintu kamar terbuka mengalihkan perhatian Zoya, terlihat jika Arya memasuki kamar mereka. Lalu, menghampiri Zoya dan duduk tak jauh darinya.

"Saya ingin membicarakan sesuatu!"ucap Arya mengawali maksud tujuannya.

"Ya, bicaralah"balas Zoya.

"Saya sudah berhasil mendapatkan hak asuh Rumi, berkat bantuan kemal dan juga kamu. Jika kamu tidak setuju untuk menikah dengan saya, mungkin saja, Rumi tidak akan bersama saya."jelas Arya.

"Terimakasih Zoya."ucap Arya dengan tulus.

"Emm, syukur jika begitu."balas Zoya.

"Lalu kapan Rumi akan tinggal bersama kita?"tanya Zoya, sebenarnya dari lubuk hatinya dia begitu menantikan anak laki-laki itu, sejak pertama bertemu anak itu cukup mengalihkan perhatiannya.

"Lusa, dia akan kemari. Saat ini ia sedang menghabiskan waktunya bersama Mama nya."jawab Arya, ia akan membiarkan Rumi bersama Nayla untuk saat ini saja. Selebihnya jika Nayla ingin menemui putra mereka, harus dirumah ini, dan jika ingin membawanya harus atas izin Arya, agar ia tidak khawatir nantinya.

Zoya kembali merapihkan pekerjaannya, lalu menaruh laptopnya kembali, gerak-geriknya tak luput dari penglihatan Arya, sebenarnya ada yang ingin ia katakan lagi, tapi ragu apakah Zoya bersedia atau tidak.

"Sepertinya masih ada yang ingin kamu katakan, mas."ucap Zoya, melihat raut wajah Arya yang seolah-olah ingin mengucapkan sesuatu.

"Apa kamu sibuk hari ini?"tanya Arya pada akhirnya.

"Tidak, baru saja selesai."jawabnya.

"Mau membantu saya, menyiapkan kamar untuk Rumi dan membeli perlengkapan Rumi?"tanya Arya menatap Zoya dengan raut wajah yang terlihat memohon.

Zoya tersenyum kearah Arya, entah kenapa senyum itu melegakan hati Arya.

"Tentu saja aku mau."ucap Zoya tanpa berpikir panjang.

Sebenarnya semua barang-barang milik Rumi tentu berada di apartemen milik Nayla, dia sudah memindahkannya. Maka dari itu Arya memutuskan untuk mendekor ulang kamar untuk putranya dan mengisinya dengan barang-barang yang baru.

"Saya tunggu dibawah!"ucap Arya kemudian diangguki oleh Zoya.

Tak butuh waktu lama untuk bersiap, Zoya hanya membawa tasnya, lalu bergegas menyusul Arya dibawah.

"Ayo mas!"ajak Zoya.

Arya mengangkat sudut bibirnya, hampir tak terlihat seperti tersenyum, ia kagum dengan Zoya, gadis itu berbeda dengan kebanyakan perempuan lain.

Mereka kemudian langsung menuju mobil, Arya masuk lebih dulu, kali ini pergi tanpa supir, itu tandanya mereka pergi hanya berdua, kemudian disusul oleh Zoya duduk disamping Arya.

Mazoya AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang