Happy reading guys 🖤🖤🖤
Mungkin Zoya bisa merasa tenang untuk sekarang ini, ia terbuai dengan kejujuran Arya hari itu. Merasa dirinya diinginkan, siapa yang tidak senang.
Yang harus Zoya lakukan sekarang adalah membuat dirinya menjadi pusat bagi Arya, ia tidak akan melepaskan laki-laki itu, tidak ingin mengalah lagi, seperti sebelumnya.
"Zoya....."bisik Arya ditelinganya, posisinya yang memeluk Zoya dari belakang membuat mereka terlihat sangat intens.
"Hmmm???"
"Ayo habiskan waktu bersama!"ajar Arya.
"Lagi?"Zoya membalikan badannya, namun pelukan Arya tidak terlepas dari tubuhnya.
"Rumi sedang menginap di rumah Mama, saya selalu menahan untuk tidak berdekatan dengan mu selama ini, dan sekarang yang saya inginkan adalah untuk tidak jauh dari mu."ucap Arya, tubuhnya semakin ia rapatkan dengan Zoya, sembari menghirup dalam perpotongan leher Zoya.
Oh, tentu mereka terlihat sangat manis. Arya melakukan hal itu atas keinginannya sendiri, dia benar-benar gila karena Zoya, menahan perasaan memang sangat menyiksa, mau berapa kali pun ia mengelak dengan perasaanya semakin tersiksa lah dia.
"Massss!!!"rengek Zoya yang merasa kegelian.
"Apa? Kamu tidak suka?"tanya Arya dengan senyum miringnya, bermaksud menggoda dirinya.
"Jangan seperti ini, aku malu!"ucap Zoya, menahan senyumannya.
"Apanya yang malu, setiap malam kita melakukannya."ucapan Arya membuat Zoya memukul dada Arya. Pria di hadapannya ini semakin prontal, bisa gila Zoya lama-lama.
Arya hanya bisa tertawa melihat wajah Zoya yang memerah karena malu. Sementara itu Zoya mulai melepaskan pelukan Arya.
"Mau kemana?"tanya Arya.
"Katanya mau jalan, aku mau siap-siap."ucap Zoya tanpa menoleh kearah Arya, karena menutupi senyum yang terus merekah di wajahnya.
Arya tersenyum melihat Zoya. Ya, Arya berharap hatinya tidak akan mudah goyah, ia ingin terus seperti ini, bersama orang yang dia sayangi, tolong jangan salah paham dengan nya, masalah dengan Nayla hanya sebatas dirinya peduli dengan ibu kandung dari anaknya, rasa cintanya sudah mati, kedatangan Zoya dalam hidupnya, perlahan-lahan membuat perasaanya memiliki pemilik nya kembali.
"Ayo, aku sudah rapih!"ajak Zoya.
Arya tersadar dari lamunannya, ia menatap penuh damba pada istrinya, Arya langsung merangkul pinggang Zoya, berjalan beriringan keluar dari kamar mereka.
Disinilah mereka sekarang, sebuah restoran ternama yang Arya pilih untuk diner romantis nya kali ini, tentu ini bukanlah pertama kalinya, sebelumnya pun Arya sudah pernah membawa Zoya kemari.
"Kita bisa makan malam dirumah mas, jangan mengajak ku setiap malam kesini."protes Zoya.
"Kamu tidak suka?"tanya Arya dengan raut wajah diaminkan seolah terlihat kecewa.
"Bukan begitu mas, aku suka. Tapi kan lebih baik aku yang memasakkan untuk mu."jelas Zoya.
"Baiklah, malam berikutnya dirumah saja, kamu yang memasak, saya tidak mau bibi Jena yang memasak."ucap Arya, bukan apa-apa kadang masakan bibi Jena membuat lambungnya sedikit bermasalah.
Dengan alunan musik, dan banyaknya lilin, semakin menambah suasana romantis diantara mereka, sesekali Arya akan menyodorkan suapan kepada Zoya, dan diterima malu-malu oleh Zoya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazoya Ananta
RomanceZoya merasa hancur, hatinya begitu sakit, saat tahu calon suaminya mengkhianati dirinya. Zoya pikir Reza adalah laki-laki yang setia, nyatanya ia bermain hati dengan wanita lain yang notabenenya adalah teman Zoya sendiri. Itu sangat melukai hatinya...