Happy reading guys 🖤🖤
Mata cantiknya mengerjap beberapa kali, menyesuaikan cahaya lampu kamarnya, menerawang kesetiap sudut kamar. Sepi!
Ia beranjak dari baringnya, matanya melirik ke arah nakas, menemukan notes diatas sana, tangannya langsung meraih kertas itu dan membacanya.
'maaf tidak membangunkan mu, saya mungkin pulang larut malam, jika ingin keluar hubungi saya dulu.'
Zoya tersenyum kecil setelah membaca isinya, baginya ini adalah perhatian kecil yang ia dapatkan, namun tidak yakin apa Arya benar-benar menaruh perhatiannya untuk Zoya, entahlah tapi Zoya menikmati itu.
Beberapa kali terdengar hembusan nafas berat, kenapa setiap ia ingin melangkah bayang-bayang menyakitkan itu selalu hadir, seolah tak mau pergi darinya.
"Ini salah, aku tidak boleh merasa seperti ini. Jujur aku takut, takut jatuh terlalu dalam, bagaimana aku harus mengatasinya, mas."
"Sejak awal aku tidak diizinkan memiliki rasa ini...."lirihnya.
Terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa dia mencintai pria itu, bisa dibilang sekarang ini dia begitu mengagumi pria yang berstatus suaminya.
Tapi Zoya takut rasa kagumnya akan semakin meluap dan merubah rasa itu semakin besar, takut seperti dulu, takut berjuang sendirian, takut akan penolakan, dan takut untuk ditinggalkan, tidak menutup kemungkinan jika hal itu akan terjadi lagi padanya.
Puas dengan pikirannya, Zoya disadarkan sebuah ketukan dari balik pintu kamar hotelnya, sepertinya makan malamnya sudah diantar.
Setelah selesai dengan makan malamnya, Zoya memutuskan untuk menonton film saja, mengusir rasa bosannya.
Zoya cukup menikmati kesendiriannya, sampai film yang ia tonton berakhir, ia langsung mematikan televisinya, beranjak kembali ke tempat tidurnya.
Melirik jam yang terpasang disana, sudah menunjukan pukul 10 lewat 30 menit, rupanya benar Arya akan pulang larut. Ada baiknya ia tidur lebih dulu.
Zoya membaringkan tubuhnya, rasa kantuk mulai meraup kesadarannya, terbawa lelap menyambut alam mimpi.
Tidak lama pintu kamarnya terbuka, pria itu Arya sudah ada di sana, menatap tubuh yang membelakanginya.
"Sudah tidur ternyata."ucapnya, sebelum masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
***
Hari ke empat mereka berada di Bangkok, dan selama itu pula mereka tidak benar-benar bersama ataupun menghabiskan waktu bersama.
Arya yang lebih sibuk dan hanya fokus dengan pekerjaannya, sementara Zoya dia hanya menghabiskan waktunya sendiri, ia juga bingung harus pergi kemana untuk mengusir rasa bosannya.
Zoya terdiam sejenak, lalu mulai mengetik pesan diponselnya mengirimkan kepada Arya.
'aku akan pergi keluar, tidak jauh dari hotel!'
Begitulah isinya, tak lama ponselnya bergetar, ia mendapat balasan singkat, yang dijawab 'iya' oleh Arya, laki-laki itu sama saja dengan dia irit bicara.
Ia kemudian mengambil tas kecilnya berisi uang pecahan Thailand yang diberikan Arya untuknya, lalu bergegas meninggalkan hotel.
Beruntungnya cuaca tidak begitu panas, mungkin karena sudah jam dua siang, jadi matahari tidak begitu menyengat. Zoya memutuskan untuk jalan kaki saja, sambil melihat-lihat siapa tahu ia akan singgah sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazoya Ananta
RomanceZoya merasa hancur, hatinya begitu sakit, saat tahu calon suaminya mengkhianati dirinya. Zoya pikir Reza adalah laki-laki yang setia, nyatanya ia bermain hati dengan wanita lain yang notabenenya adalah teman Zoya sendiri. Itu sangat melukai hatinya...