3.3

264 22 0
                                    

Seperti biasanya ya, minta koreksi nya dan jangan lup spam vote!

Masih ingat dengan Bu Liana? Beliau ini adalah pemilik cafe tempat Ivan berkerja paruh waktu di saat cio masih bayi.
Bu Liana adalah salah satu orang yang sangat di hormati di cafe itu selain suami Bu Liana.

Bu Liana juga sangat sayang dengan para karyawannya, semua karyawan sudah ia anggap sebagai anaknya, Bu Liana ini adalah seorang mantan model bersama anaknya, namun sayangnya ada kecelakaan kerja yang menimpa keduanya dan Bu Liana harus kehilangan putranya.

Sejak itu Bu Liana memilih mengurus salah satu cabang cafe milik suaminya "Danel mafin ibu ya, kalau ibu sering nangis tapi kamu tau ga? Ibu bertemu dengan Ivan. yah anak itu adalah seorang ayah bagi putranya tapi ibu ingin sekali Ivan akan menjadi saudara mu" Bu Liana mengelus nisan anaknya dengan penuh kasih sayang.

Setelah puas bercerita dengan sang anak, Bu Liana pun kembali namun saat ia sudah keluar dari area pemakaman Bu Liana melihat suaminya datang juga, entah sepertinya suaminya sangat peka kedua sepasang suami istri itu berpelukan.

"Udah ya? Aku khawatir sama kamu kenapa di cafe nga ada, dan benar dugaan ku, kau pasti kesini" ucap suami Bu Liana di pelukan.

"Aku hanya ingin bercerita dengan Danel, jika dia sekarang mempunyai saudara"

"Iyaa ayo kita kembali? Kau mau ke cafe atau langsung pulang?" Tanya suami Bu Liana.

"Aku ingin ke cafe saja" suami Bu Liana mengangguk lalu menggandengnya untuk masuk ke dalam mobil.

••••

Di kampus Sarah berhasil menemukan keberadaan Ivan, Sarah menemukan Ivan yang sedang berbincang dengan mahasiswi di jurusannya sepertinya ada tugas yang sedang mereka bicarakan.

"Van?" Suara ini Ivan sudah tidak bisa kemana mana lagi... Ivan membalikkan badannya dan benar saja, Sarah.

"Mbak" setelah itu Sarah memeluk tubuh Ivan dan memukul dada Ivan sekuat yang ia bisa "Lo jahat! Gue gak suka Lo kaya gini Van! Lo angep gue apa sih?!" Sarah dan anggota omorfos itu sudah seperti keluarga, berpelukan seperti ini pun sudah biasa di antara mereka, Yuda? Iya sudah biasa lagian anggota bruiser juga sama seperti Sarah dengan omorfos.

"Gue gak bermaksud ninggalin cio sama Lo mbak, gue butuh sendiri... Plis Lo percaya sama gue, gue bakal balik" ucap Ivan di pelukannya.

Sarah melepas pelukannya dan mengusap air matanya yang entah jatuh sejak kapan itu "awas ya Lo!" Ivan hanya mengangguk dan pergi begitu saja.

Saat Ivan sudah pergi Sarah baru ingat "lah? Goblok lu rahh Napa kagak tanya alamat sih!?"

Sudahlah mari kita tinggalkan kebodohan Sarah dan mari kita lihat bagaimana keadaan bruiser di basecamp.

"Reen Lo ga ngampus?" Hah pertanyaan ini lagi "gue males ketemu nyokap gue, Lo gimana?"

Yuda duduh di sofa lalu melepaskan jaketnya "biasa" Yuda memosisikan badannya di sofa untuk segera terlelap.

Dareen melihat ketuanya itu heran "gila Lo yud!"

"Udah lah diem lo" ucapnya sambil menutup mata.

Dering ponsel berbunyi membuat orang yang berbeda di sana kebisingan terlihat kontak itu bernama "mom"

"Angkat reen, gitu gitu itu nyokap Lo" dareen mendesah pelan ia angkat telfonnya dengan paksaan.

Belum sempat dareen berbicara yang di seberang sudah marah marah hingga dareen sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga.

"KAMU DENGERIN MAMA GAK?"

"mom.."

"hahh.. dareen mama tau kamu belum bisa menerima keberadaan mama, tapi tolong... Kamu jangan bolos kuliah terus nak" ucap pelan wanita yang ada di sebrang sana.

"mom, don't force dareen, it's enough for dareen to get hurt here, mom, don't worry"

"Dareen...."

Tutt... Tuttt....

Sambungan telfon itu terputus dengan sepihak, dareen cukup muak dengan semua ini.

•••

"Nini hari ini bawa bekal banyak! Cio mau?"

"Mauu! Itu apa namanya?" Cio menunjuk jelly yang di bawa Nini.

"Ini jelly, Nini punya banyak! Nini beri pada cio" cio sangat bersemangat untuk menerima jelly itu, padahal baru tadi mereka berdua berantem eh sekarang udah akur aja.

"Makasih Nini!" Nini hanya mengangguk dan mulai memakan bekalnya.

"Nini, kata buguru besok kita mau pentas ya..."

"Iya ci, kata Bu guru kita nanti nyanyi"

"Nini! Ayo kita main lari latian" ajak cio bersemangat "nanti yang kena gantian ngejar"

"Ayo! Siapa duluan?" Tanya Nini.

"Kata papa, cowok itu harus ngalah, jadi cio duluan aja" Nini mengangguk semangat.

"cio hitung sampai lima ya! Nanti Nini lari" ucap bocah itu yang sudah bersiap siap untuk lari.

"Saa... Tuuu..."

"Du... Aaa"

"Ti...ga.."

"Emm...pat..."

"Liii.... Maaaa, hiakkk"

Nini sudah berlari sangat kencang di taman bermain paudnya, dan cio juga tak kalah cepatnya untuk mengejar Nini.

Namun.. BRUKkk Nini menubruk seseorang dengan keras hingga Nini terjatuh.

"Aduh.. bokong Nini sakit..." Cio yang melihat temannya terjatuh itu langsung buru buru menghampiri Nini.

"Kamu gapapa dek?" Orang yang tadinya di tubruk oleh Nini itu membantu Nini bangun.

"Gapapa om"

"Nama kamu siapa?" Tanya orang itu.

"Nini om, kalo ini cio temen Nini" orang itu melirik cio, 'apakah itu kamu?'

tes ombak dulu

Jangan lupa mampir ya ke cerita Aul lainnya, NOREN ini menceritakan tentang renjun yang menjadi seorang artis dan Jeno seorang tunanetra yang sangat berbakat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa mampir ya ke cerita Aul lainnya, NOREN ini menceritakan tentang renjun yang menjadi seorang artis dan Jeno seorang tunanetra yang sangat berbakat. Keduanya memiliki bakat dalam musik, nah di balik kedekatan mereka berdua ada hal yang harus di pecahkan mereka berdua ini apa? Kekasih? Saudara? Atau apa!?

dadbabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang