Cacatan : Guys. Ini cuma cerita karangan dan gak berkaitan dengan kehidupan asli para tokoh idola di sini ya. Terus tokoh Tiffany dan Jeni di sini bukan anggota SNSD atau BLACKPINK 😀
--
Sudah seminggu berlalu, Jaemin masih dalam diamnya berusaha mencari tau tentang keluarga kandungnya namun ia tak memiliki petunjuk apapun selain dokumen adopsi yang ia temui. Tak mungkin jika ia bertanya pada ibunya, itu sama saja mengungkap bahwa dirinya tau tentang benda itu.
"Jaemin? Ikut ke kantin tidak?" Tanya Mark yang heran melihat sahabatnya yang seperti tengah berpikir keras akan sesuatu. Bahkan dari awal mata pelajaran hingga usai.
"Uh? Iya. Pergilah dulu. Aku harus mengantar formulir daftar lomba dance ke Pak Winwin terlebih dahulu. Setelahnya aku akan menyusul ke kantin" balasnya pada Mark.
"Na, apa terjadi sesuatu?" Mark bertanya karena ia khawatir. Jaemin masalahnya tak pernah begitu. Seperti ada masalah yang berat??
Jaemin menatap pemuda yang memiliki alis camar itu dengan ragu. Ia ingin menceritakannya pada Mark tapi suasana sedang tidak pas. Ada Haechan, Jisung, Jinyoung dan lain-lain.
Seolah tau pikiran Jaemin, Mark menepuk pelan pundak sang sahabat lalu mengajak Haechan dan yang lain untuk segera ke kantin.
"Ku tunggu ceritamu nanti jika kau memang ingin menceritakannya. Aku siap mendengarkan" bisik Mark sebelum pergi dari ruangan kelas.
Jaemin bergegas menuju ke kantor guru untuk mengantar formulir lomba dance yang diminta. Beberapa hari lalu, ia sudah mengikuti seleksi dan hanya ada tiga siswa yang lolos yaitu dia, Jisung dan Jeno. Namun, hanya satu saja yang akan mewakili sekolah sehingga akan diadakan seleksi kedua nanti.
Di depan ruang guru, Jaemin bertemu Jeno. Anak itu tersenyum tipis padanya sebelum mereka sama-sama masuk ke dalam ruangan pak Winwin.
"Jisung mengundurkan diri. Dia baru saja lulus audisi di sebuah perusahaan entertainment terkenal. Jadi tinggal kalian berdua yang akan bersaing" jelas pak Winwin.
Jelas Jaemin terkejut. Pantas sejak pagi tadi ia melihat Jisung yang tampak bersemangat sekali.
"Jeno, kau satu-satunya anggota yang berhasil lolos dari jurusan yang bukan kesenian. Begini, bagaimana jika Jaemin saja yang ikut lomba?" Perkataan gurunya itu lantas membuat Jeno kesal dan tak terima. Ia sudah lama menantikan event lomba dance seperti ini.
"Apa maksud bapak?" Tanya Jeno. Jaemin yang duduk di samping Jeno juga merasa bingung dengan permintaan dari pak Winwin.
"Bapak sedang sibuk dengan urusan perlombaan lainnya. Jurusan bisnis tingkat akhir minggu depan sudah mulai melakukan kegiatan magang wajib di perkantoran dan itu bertepatan dengan jadwal lombanya. Bapak hanya takut kamu tak bisa ikut makanya Jaemin saja. Jadi kita tak perlu melakukan seleksi lagi. Juga kemampuan dance kalian berdua itu berada di level yang sama, sulit untuk dinilai." Jelas pria itu.
Di sini Jeno semakin kesal tapi yang dikatakan pria itu memang benar.
Memutuskan tak menyerah, Jeno tetap ingin melakukan seleksi bersama Jaemin dan berusaha untuk menang dan menjadi perwakilan sekolah untuk lomba dance tersebut. Ini kesempatan terakhirnya.
Melihat idenya ditolak oleh Jeno, Jaemin juga bertekad untuk lulus dan mengalahkan satu-satunya saingannya itu. Ia tak mau mempermalukan jurusannya.
________________
Jaemin sudah menceritakan tentang masalah dan kebingungan yang tengah ia hadapi sendirian pada Mark.
Mark shock begitu mendengar cerita dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Life [Nomin Brothership/family]
FanfictionSedang dalam proses revisi + penyelesaian [Brothership] [Family] [Friendship] 2019