Latihan dance hari ini ditunda, baru saja Mark mendapatkan panggilan mendadak dari pelatih dance mereka yang ternyata tengah menjalani seminar di luar kota. Akhirnya mereka semua hanya berlatih sebentar dan bubar setelah tiga puluh menit kemudian, aslinya mereka masih memiliki setengah waktunya lagi namun mereka sepakat untuk menyudahinya.
Jaemin dan Haechan memutuskan untuk kembali ke kelas dan menikmati sisa waktu untuk beristirahat sambil menunggu Mark yang pergi berbelanja cemilan di kantin. Hanya satu tempat yang menjadi tujuan keduanya kini, Yaitu sofa single yang selalu menjadi rebutan di kelas.
Begitu sampai, mereka langsung melayangkan tubuh ke atas sofa tersebut dan berbaring disana. Haechan mulai menguap dan mengatupkan manik kembarnya sementara Jaemin fokus mengetikkan sesuatu diponselnya dengan raut yang serius.
Tak lama kemudian, Jinyoung dan Jisung datang ke kelas seraya meneteng peralatan lukis yang terlihat sangat kotor. Setelah membereskannya, keduanya langsung bergabung dengan Jaemin dan Haechan yang tengah berbaring santai.
Tidak ada siswa lain disini selain mereka karena sekarang adalah jam pengembangan minat dan bakat, dan itu akan usai kurang lebih setengah jam lagi. Setelah itu baru proses belajar mengajar akan dilanjutkan.
"Eh! Tumben cepat eskul melukis. Biasanya lama", Ujar Haechan.
"Pelatih seni lukis dan dance kan sama sama diberangkatkan seminar keluar kota selama 3 hari. Jadinya kami tadi hanya bermain, melukis asal", Jawab Jinyoung, tubuhnya kini menyelip ditengah tengah Jaemin dan Haechan dan berbaring miring di sana.
Jaemin mengeliat tak nyaman karna sofa itu menjadi sempit, belum lagi Haechan yang berada di ujung berkali-kali hampir terjatuh, Ia lalu menggunakan lengan Jinyoung yang erat memeluk pinggang jaemin sebagai pegangan. Jisung? anak itu sedang bermain game online di kursinya.
"Jaem?" Jinyoung menggeserkan kepalanya agar bisa melihat apa yang tengah diketik oleh jaemin yang menurutnya agak lama itu. "Masih belum dibalas?", Jaemin menggeleng lemah.
"Kurasa ibumu sedang butuh waktu untuk sendiri, Jangan bersedih ya", Hibur Jinyoung. Dia cukup mengenal ibu Jaemin yang juga merupakan rekan bisnis ibunya. Jaemin mengangguk pelan lalu menyimpan ponselnya di saku celana, dengan satu helaan nafas panjang, jaemin menutup matanya dan memutuskan untuk tidur sejenak.
"Hei Icung!, Kalau sudah mau masuk sekitar sepuluh menit, tolong bangunkan kami ya!", Teriak Jinyoung yang dibalas deheman dari jisung. Dirinya kemudian ikut terlelap mengikuti jaemin dan haechan yang sepertinya sudah menyapa dunia mimpi.
"Lho? Tidur?", Mark baru saja kembali dengan menenteng beberapa botol minuman dingin dan cemilan kesukaan para sahabatnya. Setelah meletakkan barang belanjaannya ke atas meja, dirinya pun duduk di salah satu bangku dan mulai menyantap sebungkus roti. Seketika keningnya berkerut kala menyadari bahwa kelas mereka sangatlah kotor, dirinya sebagai ketua kelas pun menjadi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Life [Nomin Brothership/family]
FanfictionSedang dalam proses revisi + penyelesaian [Brothership] [Family] [Friendship] 2019