Ucapan Aris tidak main main rupanya. Buktinya sekarang ia sudah bersama dengan Anggara di parkiran sekolah. Dari jauh Cantika sudah tertawa tiada henti melihat muka temannya itu yang terlihat pucat tapi ada raut senang.
" Jahat kamu yang, temen sendiri kamu ketawain." Jujur Keano juga terkekeh melihat ekspresi Aris saat itu.
" Aduh perut aku sakit ketawa terus. Lagian Anggara kenapa tiba tiba gaspol banget?." Tanya Cantika yang diberi gelengan oleh sang pacar.
Sekarang Anggara dan Aris sudah ada di hadapan Cantika dan Keano. Aris dan Cantika berperang lewat tatapan kalo di bayangkan seperti :
" KOK BISA?."
" GAK TAUUU."
" MUKA LO, RIS. NGAKAK ASLI."
" GROGI GUE, SETAN LO."
perang tatapan itu berhenti ketika kedua cowo tersebut sudah mulai menjalankan motornya perlahan.
Perjalanan hanya ditemani suara angin sore yang sejuk. Rencananya Anggara akan mengajak Aris jalan jalan terlebih dulu tapi ia urungkan karena merasakan pundaknya yang sedikit berat, saat melirik ke arah spion ternyata Aris sudah tertidur di pundaknya.
Anggara menarik tangan Aris yang ada dipinggangnya ke perutnya, menjaga Aris agar tetap aman dan nyaman. ceilah bang...
Motor Keano dan Anggara akhirnya berpisah Arah. Perjalanan ke rumah Aris memakan waktu 10 menit saat tiba di depan rumah Aris ia dengan hati hati menepuk nepuk punggung tangan Aris yang ada di perutnya.
" Ris, udah sampe."
" eung? sampe kemana?."
Antara sadar atau tidak Aris malah mengeratkan pelukannya pada Anggara. Anggara turun dan menahan badannya Aris, ia melirik ke arah rumah cewe tersebut kondisi Aris sekarang sudah bersender di dadanya. Membuka retsleting tasnya Anggara menemukan kunci rumah tersebut.
Menggendong Aris bak koala ia langsung masuk ke rumah itu saat sudah di dalam kondisinya sepi dan gelap menandakan tidak ada siapa siapa di rumah tersebut.
Menidurkan Aris di sofa ruang tamu lalu menyalakan saklar lampu di ruangan itu. Lumayan rapi, batin Anggara.
" Pules banget?." Katanya sambil mengusap surai Aris.
" Gue tinggal ya, Ris." Anggara mengambil buku dan pulpen di tasnya lalu menuliskan sesuatu di kertas tersebut setelah semuanya aman ia mulai meninggal rumah itu.
💢💢💢💢💢
Pukul 08.00
Sudah waktunya Zahra pulang. Ia bergegas mengganti pakaiannya di ruang ganti setelah bersih bersih ia langsung pamit kepada Bunga dan Arina.
" Kak gue duluan ya."
" Hati hati, Ra."
untuk pulang ia memilih naik ojek online, ia sudah beberapa kali memesan tapi di batalkan semua entah apa alasannya. Sudah 20 menit ia berdiri di depan cafe tapi sampai sekarang ia belum juga mendapatkan ojek online.
Brumm.
" Zahra?. Ngapain sendirian di sini?."
" Lagi nungguin ojek online, mas?". Kikuk Zahra.
" Santai, panggil nama aja. Kita seumuran." Kekeh Calvin.
" Lo udah balik? Biasanya lembur."
" Shiftnya udah diubah, sekarang shiftnya Kak Bunga sama Kak Arina." Calvin mengangguk mendengar penjelasan Zahra.
" Yaudah kalo gitu sama gue aja yok."
Zahra jelas menolak. " Eh ga usah, gue bisa naik ojol kok."
" Ga nerima penolakan, nih." Katanya sambil memberikan satu helm untuk Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD RELATION
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW DAN TINGGALKAN JEJAK ] "Hubungan Darah" apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata itu? Ini adalah sebuah kisah tentang Naufal dan Zahra yang menjalin hubungan sedarah yang terjadi karena perbuatan orang tuanya di masa lampau...