Ragnar memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut usai pertengkaran nya dengan Naomi tadi. Sebenarnya bertengkar bukan kata yang tepat untuk menggambarkan situasi tadi, sebab hanya Ragnar yang emosi tinggi karena frustasi dengan sikap keras kepala wanita itu.
Dan parahnya, dia tidak bisa langsung pulang untuk menenangkan dirinya. Ada jadwal ke biro omega hari ini dan kali ini Ragnar tidak berpikiran untuk membolos lagi, dia takut terkena karma yang sama.
Usai mobilnya berhenti di parkiran biro, Ragnar sempat diam dulu di dalam mobil sementara pikirannya melayang kepada ucapan Naomi yang mengatakan bahwa mereka adalah mate.
Mate, ya.. Sudah 9 tahun sejak biro Omega memberikan kesepakatan, dan dia sudah puluhan kali, tidak, mungkin ratusan kali disini dan bertemu dengan bermacam Alpha, bermacam feromon, namun semuanya tidak ada yang cocok. Yah, Ragnar yang menolak semuanya mentah-mentah sebab dia muak dengan segala drama feromon ini.
Biro Omega membuatnya berkali-kali melakukan pengecekan feromon dengan para Alpha seperti itu berharap Ragnar akan mengubah pikirannya tentang Omega sampah jika bertemu mate nya, tanpa tahu itu malah membuatnya semakin benci menjadi Omega.
Ragnar ingin jatuh cinta dan membangun keluarga secara normal, seperti Beta kebanyakan, dan bukannya terbelenggu kecocokan feromon serta keegoisan Alpha yang mengklaim Omega seperti memilih hewan peliharaan yang ingin dibeli.
Naomi sendiri berkata dia adalah mate nya pasti hanya karena feromon karamel yang bahkan Ragnar sendiri tidak bisa cium. Ah, menyebalkan sekali kalau dipikir lagi, mana wanita itu beberapa hari ini terus mengganggu hidupnya
Tidak bisakah mereka membiarkannya hidup tenang? Baik biro maupun Naomi.
Ragnar menghela napas, percuma dia berpikir seperti ini, lebih baik segera lakukan pengecekan feromon sial itu lalu pulang.
Ragnar turun dari mobil, menutup pintunya lalu berjalan masuk ke dalam biro Omega. Matanya melirik sekilas ke arah beberapa Omega yang tengah duduk di ruang tunggu dan juga melirik ke arahnya
Para resepsionis yang sudah hafal dengan Ragnar akibat kunjungan tanpa hentinya mencari pasangan selama 9 tahun ini, langsung berdiri dan menyambutnya begitu pria itu berhenti di depan meja resepsionis
"Selamat sore, tuan Ragnar Hwang. Kami sudah diberitahu tentang jadwal anda hari ini, anda bisa langsung menunggu di dalam ruang pengecekan" ucap salah satu diantara mereka seraya tersenyum
Ragnar mengangguk sekenanya, dia berjalan menuju ruang pengecekan tanpa mengatakan apapun lagi sampai membuat dua resepsionis yang berjaga mengerutkan kening bersamaan. Biasanya mereka harus mendengar protes lelaki itu cukup lama sebelum membujuknya (dengan setengah mati) supaya mau masuk ke ruang pengecekan, tapi sekarang..
"Aneh sekali, kenapa dia tenang sekali hari ini?"
"Entahlah, apa perlu kita beritahu dokter Ian soal ini?"
"... Kurasa begitu. Cepat hubungi dokter Ian"
Ragnar masuk ke ruangan yang ditunjuk oleh si resepsionis. Mengambil duduk di sofa dalam sebuah ruangan besar bercat putih. Matanya melihat ke arah lubang berbentuk kotak yang ada di tengah dinding, ada gorden berwarna merah yang menutupinya dan sebuah meja dengan tombol berwarna merah serta hijau tepat dibawahnya. Speaker di sudut ruangan berbunyi, menjelaskan fungsi lubang itu dan tata cara melakukan pengecekan feromon untuk para Omega baru, sedangkan Ragnar yang sudah berulang kali mendengarnya sampai hafal dan muak, rasanya ingin sekali melempar speaker itu dengan sepatunya supaya berhenti bersuara
"Alpha memasuki ruangan, Omega diharap mendekat ke tirai untuk memulai pengecekan feromon"
Suara speaker ruangan tiba-tiba berganti, Ragnar berdiri dari sofa lalu mendekat tepat di depan tirai, tak lama kemudian sebuah tangan menyembul diantara celah tirai
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Omega
FanfictionRagnar Hwang memiliki takdir yang sampah. Setidaknya itu yang dia percaya. Terlahir dari kedua orangtua Beta membuatnya berpikir dia pasti akan tumbuh seperti mereka Tapi hasil tes gender keduanya mengidentifikasi bahwa dia adalah Omega. Dan dari ti...