Ragnar berdiri di bagian paling belakang lift karena tidak suka berdekatan dengan Naomi, mengetahui itu Naomi segera berpindah tempat menyelip diantara Ragnar dan karyawan lain.
"Halo.. " sapanya ramah pada karyawan di sebelahnya, wanita itu lalu melirik ke arah sang omega
Lift bergerak ke atas dengan suasana hening, Ragnar berusaha mengabaikan eksistensi wanita di sebelahnya dengan bermain ponsel, tapi Naomi terus menyenggol lengannya seolah ingin diperhatikan
'Jangan direspon, tidak penting' batin Ragnar cuek
Sebuah ide jahil terlintas di pikiran Naomi karena diabaikan oleh Ragnar, senyumannya berubah jadi seringai ketika berbisik di telinga Ragnar, "Ragnar, feromonmu bocor.." bisiknya
Ragnar langsung menoleh dengan mata melotot, bergerak panik mencium tubuhnya dan area sekitar untuk mengecek. Dia semakin kelabakan saat ingat hidungnya tidak bisa mencium aroma feromonnya sendiri
"... Atau tidak. Aku hanya bercanda" bisik Naomi lagi sembari terkekeh saat sang omega menggeledah tasnya panik untuk mencari semprotan penetral feromon. Tangan pria itu kontan berhenti mencari, matanya melirik sinis ke arah wanita itu
"Kau.. "
"Maaf, maaf... Habis ekspresi mu lucu sekali" ucap Naomi masih terkikik geli, Ragnar memutar mata malas lalu bergeser sedikit ke samping menjauhi wanita itu lagi
Tak lama kemudian, pintu lift terbuka di lantai yang dia tuju, Ragnar mendongak sekilas lalu bergegas keluar. Naomi menatap dalam diam punggung omega itu yang menjauh, sayang sekali mereka beda tujuan
'Aku harus mencari cara supaya bisa bertemu dengannya lagi' ucap Naomi dalam hati.
Sementara itu, Ragnar berjalan cepat dan sampai di ruangannya dengan aman, dia tadi sempat menoleh ke belakang untuk memastikan dan Naomi terpantau tidak ikut turun. Yah, sudah sewajarnya sih, divisi tempat Ragnar bekerja bukan bagian yang berhubungan dengan alasan kedatangan Naomi kesini, tapi dia tetap cemas tadi karena segala yang berhubungan dengan wanita itu tidak ada yang baik untuknya
"Semoga kedepannya kita tidak saling berpapasan lagi, nona terkenal" gumamnya seraya menyalakan komputer
Ragnar duduk di kursinya, tangannya sedang menggerakkan mouse komputer hendak mulai bekerja saat tiba-tiba saja dia teringat perban di tangan Naomi yang sempat dilihatnya lagi sekilas, dan rasa bersalah memenuhi pikirannya.
Bagaimana pun wanita itu adalah artis terkenal, wajah serta tubuhnya adalah aset berharga, tapi untuk melindungi Ragnar dia jadi harus melukai tangannya sendiri tanpa peduli nanti akan menimbulkan bekas atau tidak.
Memang Ragnar tidak menyuruhnya, dan dia sendiri saat itu sedang tidak dalam pikiran jernih jadi meski tengkuknya digigit pun dia mungkin tidak akan menolak, tapi dia tetap merasa ini juga salahnya. Sebab sang Alpha tidak akan berada di kondisi ini jika malam itu tidak menolongnya di bar
"Apa aku belikan salep ya? Secara tidak langsung itu salahku" gumamnya. Ponsel di atas meja berbunyi seiringan dengan notifikasi pesan baru yang muncul di layar, Ragnar tersadar dari pikirannya lalu meraih ponselnya
Pesan dari biro Omega, yang lagi-lagi isinya meminta Ragnar datang ke biro karena ada alpha yang mencari mate. Ragnar memutar mata malas membaca itu, jempolnya bergerak hendak menghapus pesan itu saat sesuatu menarik perhatiannya
'Apabila anda sudah menemukan mate anda, tolong datang bersama pasangan anda ke biro untuk konfirmasi dan kami akan menghapus data anda dari daftar Omega yang mencari mate'

KAMU SEDANG MEMBACA
Her Omega
FanfictionRagnar Hwang memiliki takdir yang sampah. Setidaknya itu yang dia percaya. Terlahir dari kedua orangtua Beta membuatnya berpikir dia pasti akan tumbuh seperti mereka Tapi hasil tes gender keduanya mengidentifikasi bahwa dia adalah Omega. Dan dari ti...