11 | Marseille's Rose

247 37 6
                                    

Naomi bilang, kafe yang mereka tuju jaraknya dekat dari egg drop. Tapi Ragnar hitung secara kasar, wanita itu menghabiskan waktu mengemudi kurang lebih setengah jam untuk bisa kesana

Wajah si Alpha tampak merasa bersalah saat mobil berhenti di parkiran, dia bergegas melepas sabuk pengamannya dan berlari mengejar Ragnar yang sudah lebih dulu turun dari mobil dan berjalan menuju kafe

"Ragnar, tunggu!" seru Naomi, dia melangkah lebar-lebar demi mengejar si Omega. Untungnya, berkat perbedaan tinggi mereka yang agak mencolok, Naomi berhasil menyusul Ragnar yang lebih pendek dalam sekejap.

Tangan nya menarik kenop pintu kaca kafe, membiarkan pria itu melenggang masuk lebih dulu baru dia mengekor di belakangnya

Ragnar mendongak melihat papan menu, wajahnya ditekuk kesal. Kafe ini terlihat sama saja dengan kafe lainnya, bahkan menu nya pun tidak jauh berbeda. Lalu kenapa dia harus repot datang ke kafe jauh ini padahal tadi di sebelah egg drop ada kafe juga?

Seorang pegawai kafe yang berdiri di depan kasir tersenyum dan menyapa. "Selamat siang, mau pesan apa hari ini?"

"Aku pesan-" Ragnar menjeda ucapannya, tubuhnya terlonjak pelan ketika dia cegukan. "Satu ice berry lemonade ukuran besar, ekstra madu. Take away" lanjutnya usai memindai menu.

"Dan satu caramel macchiato untukku" Naomi ikut memesan, mengulurkan kartu hitamnya dari dompet untuk membayar. Tapi sebelum pegawai kafe mengambil kartunya untuk memproses pembayaran, wanita itu menarik kembali tangannya.

"Ragnar, kau mau sekalian makan dessert tidak? Dessert disini enak-enak" tawarnya

Ragnar secara reflek melirik etalase cake yang ada di samping kasir begitu ditanya. Berbagai macam kue penutup mulut cantik berjejer rapi. Sejujurnya dia tergoda melihat parfait stroberi yang atasnya dimodel seperti kepala kelinci lucu itu, tapi kemudian dia ingat kalau dia sedang kesal dengan Naomi

"Tidak perlu" sahutnya singkat

"Kau yakin?"

"...."

"... Baiklah, minum saja" Diberi tatapan tajam oleh si manis, Naomi mengangguk pasrah dan menyelesaikan pembayaran.

Selagi mereka menunggu barista kafe meramu minuman mereka, perhatian sang alpha berhenti ke arah mesin capit boneka yang ada di pojok ruangan

'Rencana makan dessert bersama sudah gagal, setidaknya aku bisa mengajaknya bermain mesin itu, kan?' batin Naomi

"Sepertinya masih lama, mau kesana tidak, Ragnar?"

Pria bersurai hitam itu mengikuti arah jari telunjuk Naomi, lalu menggeleng tanpa berpikir panjang. "Tidak perlu. Kita disini hanya untuk beli minum, bukan bermain"

"Tidak ada salahnya bermain sebentar, kau suka boneka yang mana?"

"Aku tidak ma—ck, Naomi!" Ragnar berdecak sebal saat tangannya ditarik paksa oleh wanita itu. Dia mencoba berontak, tapi seperti yang sudah bisa ditebak, tubuhnya terseret tanpa daya sampai berhenti di depan mesin pencapit boneka

"Mau yang mana? Akan aku ambilkan untukmu. Yang beruang? Bebek? Domba?"

"Aku tidak mau"

"Yang kelinci itu bagaimana? Kelinci itu imut sekali, mirip denganmu"

Ragnar mengerutkan kening tersinggung, tapi dia tetap menoleh untuk melihat bagaimana rupa kelinci yang dibilang mirip dengannya itu.

Boneka kelinci itu berukuran sedang, bulunya berwarna krem, dengan telinga panjang lucu dan hidung merah muda. Terlihat biasa saja bagi sebagian orang, tapi di mata Ragnar boneka itu terlihat sangat menggemaskan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Her OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang