tingg—
langit mengucek matanya, beradaptasi dengan cahaya yang masuk melalui tirai jendela kamarnya. ia mengambil ponsel dari atas nakas, mengecek siapa yang seenaknya mengganggu hari liburnya dengan mengirim pesan pagi pagi begini.
langit mendecak. lagi lagi darlino. pria itu mengingatkan kalau hari ini ia harus menemani lino membeli hadiah untuk sara. padahal langit kira lino sudah lupa sendiri. dengan berat hati langit bangkit dari tidurnya karena lino akan menjemputnya 1 jam lagi.
"ini orang emang ganggu libur aja" mulutnya ngomel, tapi kakinya tetap jalan ke lemari buat nemuin pertanyaan terbesar pagi ini, 'pake baju apa ya?'
bukannya mikir, langit malah ngelamun. maklum, nyawa dia masih diunduh 75%. hampir 5 menitan diem, akhirnya dia sadar lagi dan tangannya berakhir pada kaos biru dongker dan celana jeans. setelah memindahkannya ke kasur, langit menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri.
"KAK WISNUUU, LANGIT MAU KELUAR SAMA KAK LINO"
"KITA GAK DIHUTAN! JANGAN TERIAK TERIAK" lah gak sadar si tuan muda ini
langit menghampiri kakaknya yang ada di ruang keluarga, sedang menonton televisi sambil menikmati salad buah yang ia beli semalam. begaya mau hidup sehat ini wisnu ceritanya
"dih kak wisnu kalo punya apa apa adiknya nggak dikasih" pura pura ngambek
wisnu merotasikan matanya malas, lalu menyuapkan sesendok salad ke mulut langit dengan agak kasar, "banyak omong ya lo sekarang"
langit mah seneng seneng aja. emang tujuan dia biar disuapin wisnu, "gitu dong. ini baru kak wisnu yang baik, sayangnya gak ada pacar HAHAHA"
"ngomong terus lo ngomong. dari mana mana masih mending gue ya. meskipun nggak ada pacar seenggaknya banyak yang deketin gue. lah lo mana ada yang doyan"
"KAK WISNUU!!"
"permisi goput"
"HAHAHAHA— eh lino sini lo, nih suapin ini anak monyet satu. gue mau angkat kue di oven, keburu gosong"
lino yang baru saja masuk langsung ditarik begitu saja untuk duduk disofa dan diserahi semangkuk salad buah.
"ini mah anak anjing, bukan anak monyet"
"KAK LINO!"
buru buru lino menyuapi langit dengan saladnya, "enggak enggak, gue becanda"
awali pagi dengan teriak teriak. itu kali motto hidup langit. kita tinggalin dulu lino yang lagi suapin langit dengan penuh cacian bukan kasih sayang. selesai menghabiskan semangkok salad, mereka berdua langsung berangkat ke pusat perbelanjaan sesuai rencana. disana mereka masih luntang luntung gak jelas sih karna emang gak tau mau cari apa buat sara.
"lo mau beliin apa buat kak sara?"
"nggak tau, belum ada inspirasi kak"
"apa gue beliin parfum ya. tapi kak sara suka parfum apa deh"
"OH! gue inget kak sara pernah ngasi gue rekomendasi parfum, itu parfum kesukaan dia. sini ikut gue" langit narik tangan lino ke toko parfum terdekat
selagi lino milih milih dibantu mbak mbaknya, langit diem diem ikutan keliling. sebenernya parfum dia dirumah juga tinggal dikit, eh kebetulan ada disini juga. tapi karna masih ada, langit mikir mungkin besok besok aja belinya kalo udah abis, takutnya kalo beli sekarang malah boros parfum dia.
"udah dapet?"
"udah nih, udah gue minta bungkusin juga ke mbaknya. lo mau beli apa?"
"gue mau cari kunciran kak. kak sara kan suka koleksi gituan"
KAMU SEDANG MEMBACA
love trap; 2min
Teen Fictionbenar kata orang, kita tidak akan mencari sesuatu sampai hal itu menghilang. tapi kita tidak membicarakan tentang sebuah benda. ini kisah langit dan darlino, dua sejoli yang menorehkan kisah kasihnya di buku cerita masa remaja. jangan lupa dengan be...