BAGIAN 1 : PERMULAAN

16K 463 2
                                    

“Bunda, maafin Cherry, ya, belum bisa beli makanan yang Bunda mau? Uang Cherry cuma cukup buat beli bubur.” Lirih Cherry karena merasa tidak enak pada Bunda-nya.

Salsa tersenyum. Ia mengelus surai panjang Anak kesayangannya itu. “Enggak papa, sayang, Bunda juga seneng bisa makan bubur yang kamu beli. Makasih ya, sayang.”

Cherry memeluk Bunda-nya. Ia merasa senang karena memiliki Bunda sebaik dan sesayang Salsa. “Cherry janji, Cherry bakalan cari uang yang banyak buat beli makanan yang enak selain bubur nanti buat Bunda!” Ujar Cherry dengan semangat.

Salsa menyalurkan perasaan hangat kepada Cherry, ia bersyukur memiliki Anak sepintar Cherry. Cherry mau bekerja keras demi kebutuhan gadis itu dan dirinya. “Maafin Bunda, ya, sayang, Bunda cuma bisa nyusahin kamu. Kamu pasti nyesel ya, punya Ibu yang penyakitan kayak Bunda?”

Cherry melepaskan pelukannya dengan Salsa. Ia memegang bahu Bunda-nya, menatap Bunda-nya dengan lekat. “Cherry sayang banget sama Bunda. Kenapa Bunda bisa kepikiran kayak gitu, sih?”

“Bunda cuma asal ngomong aja, sayang. Maafin Bunda, ya?”

Cherry mengangguk dan berdehem. “Iya Cherry maafin. Tapi Bunda harus janji nggak boleh mikir kayak gitu lagi!”

Salsa terkekeh. Ia dengan sengaja mencubit pipi gembul Anak gadisnya itu. “Iya sayang, iya, sekarang kamu berangkat kerja, gih! Lihat tuh udah jam berapa.” Suruhnya sambil menunjuk jam yang tergantung di dinding kamar.

“Oh iya! Yaudah Bunda, Cherry berangkat kerja dulu, ya!” Pamitnya seraya menyalimi tangan Bunda-nya.

“Iya, hati-hati ya, sayang.”

“Iya Bunda,”

Sesampainya di cafe.

“Cherry! Tumben banget sih lo baru datang!” Kesal Fayra.

“Hehe... Sorry, ya, Fay, tadi gue siapin makan buat Bunda gue dulu.”

“Oh, yaudah. Buruan sana ganti bajunya!” Titah Fayra.

Cherry mengangguk dan segera mengganti bajunya di ruang ganti.

Seperti biasa, Cherry menyambut para pengunjung dengan sangat baik. Terlebih lagi kepada para lelaki yang nongkrong di cafe itu hanya karena ingin modus dengan Cherry.

“Silahkan dinikmati pesanannya.” Ujar Cherry dengan ramah.

“Neng Cherry kok makin lama makin cantik aja, sih?” Ucap salah satu dari mereka.

Cherry hanya tersenyum untuk menanggapinya. “Aduh, Neng, jangan senyum dong, Aa jadi baper nih!” Ucap lelaki bernama Gilang sambil memegang dadanya dramatis.

“Heh monyet! Dia senyum itu ke gue, ya, bukan ke elu!” Ujar lelaki bernama Dimas yang tidak terima dengan perkataan Gilang.

“Yeu, dasar kuntul! Geer banget sih lo!”

“Udah diam! Bacot banget kalian berdua.” Ucap Hendra menengahi.

Cherry tertawa kecil melihat pertengkaran mereka. “Kalau begitu Saya permisi dulu, ya!” Pamit Cherry.

“Eh, iya Neng, tapi nanti ke sini lagi ya Neng, nyantai bareng kita.”

Cherry mengangguk dan kemudian pergi dari meja perkumpulan laki-laki itu.

“Enak ya Cher, jadi elu, banyak yang ngedeketin. Apalagi yang ngedeketin cowok ganteng semua.” Ucap Fayra tiba-tiba.

Cherry mendekati Fayra, ia sudah menganggap Fayra itu sebagai saudaranya sendiri. “Nggak enak juga Fay, malahan gue risih dideketin sama banyak cowok kayak gitu.”

JEAN [REST SBNTR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang