BAGIAN 35 : SIAPA DALANGNYA?

1.5K 68 3
                                    

Jean mengambil sebuah belati dari dalam saku celana panjangnya.
“Kau benar-benar tidak mau mengatakan siapa yang menyuruhmu?” Tanya Jean.

Pria tua itu menatap belati yang berada di genggaman Jean dengan takut. “Tidak.”

Jean tersenyum miring. “Baiklah.” Tanpa aba-aba, Jean langsung menancapkan belati tersebut di leher pria tua itu.

“ARGHH!” Pria tua itu berteriak karena terkejut sekaligus merasa sakit pada lehernya yang kini mengeluarkan banyak darah.

“Padahal kau hanya tinggal menjawab siapa yang menyuruhmu, setelah itu kau akan aku bebaskan. Tetapi, kau malah memilih bungkam dan menginginkan kematianmu, ya?” Jean mencabut belati itu dari leher pria tua tersebut.

Pria tua itu memejamkan matanya merasa sakit dan perih pada lehernya yang kini masih mengeluarkan banyak darah.

Jean menendang perut pria itu dengan kencang berkali-kali, membuat pria itu memuntahkan banyak darah dari dalam mulutnya.

“Ampun Tuan, tolong hentikan.” Lirihnya dengan suara putus-putus.

“Makanya katakan! Jangan membuatku marah, Pak tua.” Datar Jean.

“Aku tidak bisa mengatakannya. Aku memiliki hak untuk itu.”

Jean terkekeh sinis. “I'll take you where you need to be.” Ucapnya.

Jean melangkah mendekat pada meja yang di atasnya terdapat beberapa benda tajam. “Gantung dia di dinding.” Titah Jean pada bawahannya.

Bawahan Jean mengangkat pria tua itu dengan satu tangannya yang berotot. Ia menggantung pakaian pria tua itu pada paku yang tertancap di sana.

“Kau mau melakukan apa padaku?!” Tanya pria tua itu.

Jean mengambil busur dan juga anak panahnya. Ia mulai mengatur posisinya di hadapan pria tua itu dengan jarak jauh. Jean memasang anak panahnya, lalu ia menggunakan 3 jarinya untuk menahan anak panah pada tali busur. Ia mengunci arah anak panah tersebut pada target. Jean mulai mengangkat dan menarik tali busurnya, lalu ia melepaskan anak panah itu dan... Hap! Anak panah itu tertancap tepat sasaran.

Anak panah itu tertancap sempurna di dada pria tua itu. Pria berumur itu berteriak sakit merasakan dadanya yang tertusuk anak panah.

Jean melakukan itu berulang kali pada tubuh pria tua itu yang menggantung di dinding.

Jean menaruh busur dan juga anak panahnya kembali di atas meja. Ia mengambil katananya.

Jean melempar katana itu, mengarahkannya pada leher pria tua itu yang sudah lemah.

Tepat sasaran! Katana yang dilempar oleh Jean berhasil memotong kepala pria tua itu dalam sekali lemparan. Kepala pria itu terjatuh menggelinding ke sepatu Jean.

Jean menendang kepala itu seperti bola, dan mental mengenai dinding.

“Urus dia.” Ucapnya pada bawahannya. Ia melenggang pergi dari sana.

•••••

Kini Jean berada di dalam ruangannya. Ditemani oleh Cakra yang duduk di sofa yang berada di sana.

“Saya bingung, Cakra. Kenapa makin ke sini makin banyak sekali yang berkhianat pada Saya? Banyak yang mencuri penghasilan perusahaan dan juga mencuri ide perusahaan.” Heran Jean.

Boss, apa Anda tidak merasa aneh dengan hal ini? Kejadian-kejadian seperti ini terus berulang di berbagai perusahaan Anda. Sepertinya ada dalang dibalik semua ini.” Tebak Cakra membuat Jean menoleh pada laki-laki itu.

JEAN [REST SBNTR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang