BAGIAN 26 : SUDAH TERBUKTI

2.2K 96 1
                                    

Jean mengelus perut istrinya yang sudah menonjol itu dengan sayang. Ia menciumnya beberapa kali karena saking gemasnya dengan perut sang istri.

“Jean, kamu nggak bosan apa kayak gitu terus?” Tanya Cherry pada suaminya.

Jean menggeleng pelan.
“Aku nggak bakalan pernah bosan buat cium dan kasih usapan hangat pada calon Anak kita ini.” Balasnya.

Cherry tersenyum tipis melihat Jean yang begitu sangat menyayangi calon Anak mereka.

Jean mendongak, menatap wajah cantik istrinya yang kini juga tengah menatapnya. “Kenapa aku bisa cinta banget sih sama kamu, sayang?” Tanya Jean.

Cherry mengulum senyumnya.
“Aku nggak tahu. Coba kamu tanya sama diri kamu sendiri.”

Jean mengangguk. “Hey, Jean! Kenapa kamu begitu sangat mencintai istri mungil kamu yang bernama Cherry ini?” Tanyanya pada dirinya sendiri.

Cherry tertawa kecil melihat sikap Jean yang tampak lucu di matanya.
“Kamu lucu banget sih suami aku,”

Jean ikut tertawa. “Suami kamu memang lucu dari dulu.”

Cherry menoleh ke arah ponsel Jean yang berada di atas nakas. Ponsel itu berdering.

Cherry mengambil ponsel Jean. Ia membaca nama yang tertera di layar ponsel. “Dari Daddy.” Ucap Cherry.

Jean mengambil ponselnya dari genggaman Cherry. Kemudian ia mengangkat panggilan tersebut.

“Hallo?”

Hallo Jean. Apa kamu bisa ke sini sebentar sama istri kamu? Sepertinya di sini ada sedikit masalah.

Jean mengerutkan keningnya bingung. “Masalah apa?”

Terdengar helaan napas berat di seberang sana. “Kamu ke sini saja cepat. Daddy tunggu dalam waktu 10 menit!” Panggilan diputuskan secara sepihak.

Jean menggeleng heran ketika melihat layar bahwa panggilan itu telah mati.

“Kenapa?” Tanya Cherry.

“Daddy minta kita untuk ke mansion-nya dalam waktu 10 menit. Entah apa yang ingin dia bicarakan.”

Cherry mengangguk paham.
“Yaudah, ayo kita siap-siap.” Kata Cherry yang dibalas anggukan oleh Jean.

•••••

Nicholas menatap suami istri yang ada di hadapannya dengan tatapan tajamnya. “Maksud kalian datang ke sini itu apa? Apa harus Anda menggunakan kekerasan seperti tadi, James?” Tanya Nicholas.

James mendatangi kediaman Nicholas dengan kekerasan. James membawa beberapa Anak buahnya kemari. James memerintahkan seluruh Anak buahnya untuk menyingkirkan Anak buah Nicholas yang tengah berjaga di gerbang depan.

Keributan itu mampu membuat Nicholas naik pitam. Berani sekali James menimbulkan keributan di kediamannya.

“Itu belum ada apa-apanya, Nick. Anda tanya saja sendiri pada Anak Anda itu. Apa yang sudah dia lakukan pada Anak Saya!” Ucap James berusaha menahan emosinya.

“Apa yang sudah putra Saya lakukan pada Anak Anda? Apa karena putra Saya yang membatalkan perjodohan dengan Anak Anda itu?” Tanya Nicholas yang masih tak paham.

James mengepalkan kedua tangannya. “Anak Anda itu pembunuh!”

Dahi Nicholas mengkerut.
“Apa maksud Anda?”

JEAN [REST SBNTR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang