bab 6

232 44 9
                                    

Sebelumnya!

Jeongyeon membuka matanya dan melihat di seketar kamar yang tak lain adalah kamar dirinya sendiri.

"Akhh! Sakit sekali"

Dia merasakan sakit di kepalanya
Mengingat hal yang baru saja terjadi padanya dia tidak menyangka apa yang di alami oleh keluarga aslinya. Mengingat kim sebagai papa nya dan tidak menceritakan sama sekali tentang masa lalunya.

"Siapa yang tega membunuh keluarga ku?" Jeongyeon masih berpikir keras siapakah dalang di balik pembunuhan keluarganya.

"Aku akan mencari tahu siapa orang itu!!" Jeongyeon segera beranjak dari tempat, dia langsung menghubungi seseorang untuk membantu mencari tahu informasi.


------

Mina sedang berjalan menuju apartemen bersama sana, mereka telah berkumpul di rumah nayeon yang mana rumah nayeon itu berdekatan dengan apartemen mina.

"Mina apa kau yakin tidak mau berkencan? Tanya sana memecahkan keheningan.

"Sudah aku bilang aku tidak tertarik tentang hal itu!" Tegas mina menatap datar sahabatnya.

"Ayolah mina apa kau tidak iri melihat nayeon unnie dan aku mempunyai kekasih?" Sana masih dengan keras kepala membujuk mina.

"Kalian ini sama saja, lagi pula aku tidak mempunyai banyak waktu apalagi berkencan dengan pria lain! membuang waktuku saja" jawab mina datar dan meninggalkan sana yang terkekeh di belakangnya.

"Mina aku ada urusan dengan momo kau tidak apa-apa kan sendirian?" Ucap sana setelah mereka sampai di depan kamar apartemen milik mina.

"Memang nya selama ini aku tidak pernah sendirian?" Jawab mina dingin.

"Yak minari kau menakutkan" sana tidak mengerti kenapa sahabatnya ini menyeramkan sekali jika membecirakan seorang pria.

Mina hanya diam sudah cukup hari ini dia tidak mau lagi membahas seorang pria. sebelumnya dia sudah menduga jika nayeon dan sana berusaha menjodohkan dirinya dengan pria lain.

"Ya sudah aku pergi dulu bye"

"Hmm" dehem mina,

Setelah sana pergi mina pun membuka pintu apartemen, dia pun masuk berjalan menuju kamar di dalam kamar mina langsung merebahkan dirinya menatap langit-langit atap.

"Ayah..." ucap mina saat tahu jika ayahnya menelpon.

"Iya ayah ada apa?"

"......."

"Mungkin minggu depan ayah aku akan pulang"

"......."

"Hmm..ibu kemana ayah?"

"......"

"Ayolah ayah aku tidak suka jika membahas tentang pertunangan itu!"

"......"

"Jika ayah terus memaksa aku tidak akan pernah kembali ke rumah!!" Kesal Mina lalu dia memutuskan sambungan teleponnya dengan sepihak

Dia menggerutu kesal Kenapa semua orang mendesaknya untuk memiliki seorang kekasih termasuk keluarganya dan teman-temannya, dia bukannya tidak mau tapi dia masih muda dan ingin terus mengejar karir, saking lelahnya dengan pikiran Mina pun berjalan menuju kamar mandi ingin membersihkan diri setelahnya dia pun tidur agar dapat melupakan semua masalah di malam ini.


-------

Jeongyeon dan jihyo duduk bersama saling berhadapan di ruangan tepatnya di ruang kerja sang ayah, jeongyeon ingin tahu semuanya karena mungkin jihyo tahu tentang apa yang terjadi selama ini kepadanya, dia tidak marah kepada jihyo rasa kecewa itu memang ada tapi bukan berarti dia tidak sayang atau membenci adiknya, justru jeongyeon sangat menyayangi jihyo sebagai adik kandungnya sendiri apalagi selama ini yang ada di sisinya itu adalah jihyo, mereka duduk berdua masih terdiam beberapa menit setelahnya jeongyeon mulai membuka percakapan.

BALAS DENDAM (JEONGMI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang