20 TAHUN KEMUDIAN
Seorang pria tengah berlari di lorong rumah sakit masih dengan memakai seragam militer dia terus mencari di mana kamar pasien tempat papanya di rawat perasaan panik dan khawatir di dalam dirinya saat mendengar kabar jika sang papa mengalami kecelakaan, setelah mencari akhirnya pria itu menemukan ruangan nya tanpa menunggu lama diapun masuk kedalam dan betapa sedihnya dia melihat sang papa tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit di penuhi alat medis yang menempel di seleruh tubuh papanya.
"Papa.." panggilnya lirih, melihat keadaan tubuh yang sangat lemah membuatnya begitu sedih.
Pria itu bernamakan jeongyeon seorang militer angkatan udara dia berhasil mengapai cita-cita nya hingga saat ini dia menjabat sebagai pemimpin dari angkatan tersebut. Dan kalian sudah tahu pasti seorang papa yang di sebut jeongyeon dia adalah kim pria tua yang sudah merawat dan membesarkan jeongyeon.
"Oppa" panggil seorang adik dari belakang bernama jihyo.
Kim jihyo adalah wanita cantik mempunyai sipat galak di luar sana tapi jika berhubungan dengan sang kaka atau papanya dia berubah menjadi wanita lugu manja dan penurut di usia 23 tahun dia berhasil menjadi seorang polisi wanita di negaranya saat ini.
Jeongyeon tersenyum saat melihat sang adik yang sudah lama tidak bertemu dia pun merentangkan tanganya agar jihyo memeluknya.
Jihyo langsung berlari untuk memeluk kakanya itu dia pun sama merindukan jeongyeon yang sudah lama tidak pulang kerumah.
"Hiks..oppa aku merindukanmu" jihyo yang sudah tidak bisa menahan airmata kini menangis di pelukan jeongyeon.
"Oppa juga sangat merindukan mu" jawab jeongyeon mengeratkan pelukanya.
Saat mereka sedang berpelukan tuan kim akhirnya sadar dia terbangun dengan sakit yang amat luar biasa di dalam tubuhnya.
"Papa!" Ucapnya secara bersamaan.
"Jeongyeon" kim yang sudah tidak tahan lagi berusaha memangil jeongyeon dia ingin berkata jujur tentang apa yang di alami jeongyeon 20tahun yang lalu, ya selama ini kim tidak pernah bercerita apapun tentang masalalu yang menimpa kepada jeongyeon dia merahasiakan semua itu segaja menunggu jeongyeon tumbuh manjadi pria dewasa dan mungkin inilah saatnya.
Saat itu di usianya 10 tahun jeongyeon mengalami trauma yang cukup berat sampai-sampai jeongyeon tidak mau keluar rumah dan bertemu teman sebayanya, kim yang merasa janggal akan perubahan jeongyeon dia pun langsung membawa jeongyeon ke Psikiater 1tahun pengobatan dan akhirnya jeongyeon di nyatakan sembuh dan sudah mau mengenal dunia luar, hingga saat ini jeongyeon tidak tahu apa-apa dia hanya tau tuan kim dan jihyo adalah keluarganya.
"Jeongyeonie...uhuk..uhuk"
"Papa sebentar yah aku panggilkan dokter" jengyeon yang akan beranjak tiba-tiba berhenti saat tangan kim mengangam tangan nya.
"Uhuk..papa ingin berbicara denganmu sebentar"
Jeongyeon menganguk patuh lalu mendudukan dirinya tepat di samping kim, Jihyo ikut bergabung duduk disisi ranjang dekat jeongyeon dengan tanganya mengelus satu tangan kim yang sudah keriput.
"Jeongyeonie..papa minta maaf papa tidak bisa menjadi papa yang baik untukmu"
Jeongyeon mengelengkan kepalanya menolak ucapan kim.
"Tidak papa...papaku adalah orang yang terhebat dan terbaik dalam hidupku" jawab jeongyeon sendu.
Jihyo menitikan air matanya sedih saat mendengar suara sang papa yang semaki melemah.
Kim tersenyum mendengar ucapan joengyeon lalu berucap.
"Jeongyeonie papa punya 1 permintaan"
Jeongyeon tersenyum tipis dia tidak sanggup lagi melihat keadaan papanya yang terlihat lemas, jeongyeon manganguk memberikan senyuman lebar untuk kim.