Beberapa hari kemudian.
Mina mulai mendekati Je bahkan dia setiap hari memberi kan sesuatu untuk pria yang di sukainya entah itu makanan ataupun hadiah lainya.
Akira mengetahui jika anak perempuanya menyukai Mr Je, maka dari itu akira sangat setuju dan mendukung anaknya, tidak sia-sia dia untuk membujuk mina mendekati Mr Je karena itu mempermudah usahanya untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan Mr Je.
Je yang terus di hantui oleh mina setiap harinya pun merasa risih bagaimana tidak, mina setiap hari mendatangi kantornya bahkan terus mendekati dirinya akhir-akhir ini.
Seperti sekarang saat jam makan siang tiba Je keluar dari kantor dan menuju tempat parkir mobil, terlihat seorang wanita yang terus menghantuinya itu tengah berdiri tidak jauh darinya memberikan senyuman dan melambaikan tangannya, Je menghela nafasnya ini sudah keterlaluan dia tidak mau jika dirinya jatuh ke dalam pesona wanita yang bernama myoui mina itu.
"Ada apa mina?" Tanya Je seakan malas untuk berbicara dengan wanita di hadapanya.
"Aku ingin mengajakmu makan siang" ajak mina menatap harap jika Je mau ikut denganya.
"Maaf mina aku ada rapat penting bersama tuan Son Chaeyoung" jawab Je, ya memang benar Je ada rapat mendadak bersama chaeyoung di sebuah restoran siang ini.
"Apakah aku boleh ikut? Kebetulan chaeyoung oppa adalah temanku" jawab mina bersikeras.
"Tidak bisa mina, kau pasti akan merasa kesepian, lagi pula aku dan son chaeyoung akan pergi mengunjungi perusahaan lain" balas Je dan membuka pintu mobilnya segera.
"Ah begitukah" mina merasa sedih karena ajakannya di tolak lagi padahal dia ingin sakali makan siang bersama Je.
"Maaf mina lain kali saja" ucap
Je langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil itu meninggal kan mina.Mina merasa kecewa dia menatap sedih mobil yang telah menghilang dari pandangannya, apa dia terlalu berlebihan kepada Je sehinga membuat Je mejauhi dirinya.
Jihyo menatap jeongyeon yang sedang terdiam sedari tadi entah apa yang di pikirkan oleh kakanya itu tidak biasa jeongyeon berdiam diri.
"Oppa?" Panggil jihyo dan mendudukan dirinya di samping jeong.
"Hmm" dehem jeongyeon masih dengan tatapan lurus kedepan.
Mereka bedua duduk di halaman belakang rumah, terdapat sebuah pohon dan bunga yang bergoyang akibat hembusan angin sejuk di sore hari.
"Apa kau baik-baik saja?" Jihyo mengenggam sebelah tangan jeongyeon dan mengelus lembut tangan yang sudah dingin itu, entah sudah berapa lama jeongyeon duduk termenung disini.
"Oppa baik-baik saja, kau tidak usah khawatir" jawab jeongyeon memberikan senyuman yang di paksakan.
"Jika kau ada masalah ceritalah oppa, aku akan menjadi pendengar yang baik untukmu" jihyo tahu jika kakanya ini sedang ada masalah terlihat dari senyuman yang di paksakan oleh jeongyeon pada dirinya.