bab 1

927 62 8
                                    

"Sayang!"

Teriak pria dari arah pintu dengan tangan yang di penuhi oleh barang-barang kesukaan anak dan istrinya.

"Ayah!" Panggil anak lelaki yang baru saja keluar dari kamar  berlari untuk memeluk sang ayah yang sudah lama tidak pulang kerumah.

"Hey anak ayah sudah tampan hemm" pria itu mengangkat anaknya masuk kedalam pelukan dan menciumi seluruh wajah sang anak.

"Hahaha geli ayah" ucap sang anak.

Pria itupun terkekeh dan melepaskan anaknya diapun bertanya.

"Dimana ibu dan adikmu nak"

"Ibu sepertinya sedang menamani adik mandi ayah tadi aku baru saja di mandikan oleh ibu" jawabnya

"Eohh..kau sudah besar masih di mandikan oleh ibu hmm"

"Hehehe ayah ibu yang memaksaku yasudah aku tidak bisa menolak" kekeh sang anak.

Tidak lama ibu dan seorang anak kecil datang dari arah kamar, mereka terkejut akan kedatangan pria yang menjabat sebagai suami dan ayah itu.

"Ayah!!" Teriak anak perempuan yang masih kecil  berlari untuk memeluk sang ayah.

"Aigoo anak ayah sudah cantik hemm"

"Terimakasih ayah aku memang cantik seperti ibu benarkan ibu" ucap anak perempuan itu meminta pembelaan dari sang ibu, dan alhasil sang ibu pun tersenyum dan menganguk.

"Ish aku juga tampan seperti ayah iya kan ayah" ucap sang kaka anak laki-laki itu tidak mau kalah.

Kedua orang tua yang menyaksikan tingkah laku kedua anaknya itu terkekeh.

Malam harinya..

Keluarga itu sedang berbahagia berkumpul bersama di meja makan senyuman dan canda tawa memenuhi ruangan dapur seketika anak laki-laki meminta izin untuk pergi ke toilet karena ada panggilan alam tanpa menunggu lama anak laki-laki itu berlari ke arah kamar mandi beberapa menit di dalam kamar akhirnya anak laki-laki itu selesai dengan urusanya saat sudah membuka pintu dia pun menangis sejadi-jadi melihat ibu dan adik perempuanya sudah terkapar di lantai di penuhi darah di sekujur tubuhnya.

Anak laki-laki itu mencari sesosok ayah dia berjalan ke arah suara keras yang berada di ruang tamu dan betapa kagetnya dia melihat sang ayah tengah di siksa habis-habisan oleh segorombolan orang-orang  jahat di depanya.

"Ayah" lirihnya dengan air mata yang terus mangalir melihat sang ayah yang tengah menahan sakit terikat di kursi dengan kawat berduri tepat di hadapanya.

"Jeongyeonie pergilah nak, ucap sang ayah lirih menyuruh anaknya pergi dari sana.

"Haha kau akan mati yoo" ucap pria bertubuh kekar itu tidak lama dia menodongkan sebuah pistol tepat di kepala dan.

Dorrr..

Suara tembakan itu terdengar sangat jelas tepat di hadapanya dengan bola matanya sendiri menyaksikan jika sang ayah tertembak anak laki-laki itu pun menangis histeris melihat sang ayah sudah tidak bernyawa.

"Hiks ayah! Tidak kalian jahat! Ayah hiks...ayah bagun ini aku ayah hiks.." tanpa takut anak kecil itu langsung memeluk sang ayah yang sudah tidak bernyawa mencoba untuk membangunkan sang ayah dan berharap agar ayah nya bangun dan membalas semua perbuatan jahat mereka tapi nihil ayah nya tidak kunjung bangun melainkan darah yang terus keluar dari kepala sang ayah yang mengenai wajahnya.

"Lihat aku bocah tengik!" Dengan tangan kekarnya pria yang sudah menembak ayahnya itu menekan kedua pipinya membrikan tatapan tajam.

"Dengarkan baik-baik bocah aku tidak akan membunuhmu tapi aku akan menjualmu"

BALAS DENDAM (JEONGMI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang