9. September

684 40 0
                                    

Haechan mengintip dari sela-sela pintu dengan rambut setengah basah masih menggunakan bathrobe. Bukannya langsung ke kamar dan bersiap, dia justru memandang sosok di ruang tamu yang sedang mengobrol dengan Daddy nya. Barangkali membahas bisnis ekonomi entahlah. Jelasnya Daddy nya terlihat sangat bangga sekali dengan orang itu.

"Sudah siap pergi?" Tanya Mark, sosok di ruang tamu itu. Walau sudah jelas Haechan sama sekali belum bersiap. Tanpa malu dia pun ikut mendekat ke arah mereka.

"Daddy tidak lagi cerita yang jelek-jelek kan tentang aku?" Tuduhnya, membuat baik Johnny dengan Mark kian tertawa bersamaan.

"Terlambat Chan, ini lagi cerita soal aibmu." Gurau Mark.

"Ih Daddy...?"

"Haechann... Astaga mengapa masih belum berganti pakaian?" Belum sempat protes ke Daddy nya, sosok Mami nya justru memergoki dirinya yang masih berpakaian bathrobe.

"Cepat masuk! Tidak sopan bertemu Mark dengan pakaian seperti itu!" Omelnya.

"Tapi Daddy... Aduhh Mami, sakiittt...?" Rengeknya karena telinganya dijewer sang Mami di depan Mark. Aishh benar-benar memalukan.

"Cepat bersiap atau Mami suruh Mark untuk berangkat dulu?"

"Iya, iya sabaaarrr...!!"

Haechan akhirnya kembali masuk ke kamarnya. Sekitar tiga puluh menit lekas kembali dengan pakaian yang lebih layak.Hari ini Mark memang menjemputnya untuk study universitas. Sebuah alasan yang diberikan Mark kepada Seo Johnny selaku Ayah Haechan. Mengingat hubungan mereka memang lebih dekat dari sekarang. Tak jarang Haechan meminta bantuan Mark terkait masalah sekolahnya. Hal yang disambut rasa bangga pula oleh Johnny karena berkat Mark, Haechan menjadi sepeduli itu dengan pendidikannya.

"Sakit dicubit Mami?" Tanya Mark saat mereka di dalam mobil, mendapati pipi Haechan yang memerah karena cubitan Ten tadi.

Ya, sebenarnya Mark tidak tahu saja bahwa itu salah satu bentuk riasan yang dipakai Haechan, blush on.

"Tidak apa-apa, nanti juga hilang." Ucap Haechan sedikit salah tingkah. Ia lekas mengambil kertas pada kantong bajunya dan menyerahkan pada Mark.

Mark hampir tertawa membacanya. Yang sebenarnya rencana keduanya, mereka baru saja menipu Seo Johnny berkedok study kampus padahal kenyataannya mereka lebih memilih bersenang-senang diluar.

Ini semua berawal dari bantuan Haechan yang membantu menemukan adiknya. Mark sudah berjanji akan membalas jasanya, jadinya Haechan tidak mungkin menyia-nyiakannya. Lagi pula Mark itu seru. Tidak seperti Jeno yang tertutup dan terkesan pilih-pilih teman, Mark justru kebalikannya dengan pemikiran luas dan terbuka. Maka dari itu Haechan tak perlu sungkan menuangkan segala pemikiran anehnya pada secarik kertas yang nantinya sudah Mark hafal.

Daftar Balas Budi Mark kepada Haechan

1. Memakan Syamyongpall

2. Menonton sirkus

3. Membeli permen kapas

4. Memakan jajanan kaki lima

5. Bermain sky

"Waktumu 12 jam dimulai dari sekarang Tuan Jung." Tutur Haechan.

"Tunggu apalagi, Let's go...!"

------------------------------

Perjalanan ke pusat kota memang memakan waktu agak lama, namun tampaknya tidak sia-sia jika itu dilakukan demi makanan enak yang jarang orang lain temukan. Ibarat  Food Buzzer, Haechan memesan semua makanan yang menarik pandangannya lalu memfotonya sebelum memakannya.

FAMILY STORY (JUNGFAMS) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang