Buku 1:
Bahtera yang Mengarungi Samudera..
Hari ketujuh
Mitsuki menghampiri Iori yang sedang membersihkan kamarnya,"Iori, kamu tidak perlu melakukannya, aku bisa membersihkan kamarku sendiri,"
Dia menepuk bahu yang lebih muda, tapi langsung ditepis,"belakangan ini nii-san sibuk dengan perjalanan kita berikutnya, aku mengerjakan apa yang aku bisa,"
Mendengar itu Mitsuki menyerah, lagipula dia tidak bisa mengelak kalau dirinya sendiri cukup lelah memikirkan kebutuhan mereka nanti, setelah memperbaiki kapal, mereka berencana berlayar lebih lama dari biasanya.
Entah apa yang dipikirkan Iori saat memberikan ide itu, Mitsuki benar-benar tidak bisa menebak apa yang dipikirkan adiknya.
"Diluar sana awan gelap, sepertinya akan terjadi badai, aku akan membantu yang lain," dia berbalik meninggalkan Iori.
"Riku-kun!" Sougo menepuk bahunya, membuat Riku terkejut.
"Kenapa? Kamu takut badai ya?"
Dia bertanya, tapi Riku menjawabnya dengan gelengan pelan, lelaki didepannya mengusap kepalanya dengan lembut.
"Apa ada yang menganggu pikiranmu?" Dia kembali bertanya dan juga kembali mendapatkan gelengan pelan.
"Sungguh?"
Kali ini Riku mengangguk sebagai jawaban.
"Riku-kun, kau bisa bersama dengan Iori-kun saja di lambung kapal, aku akan antarkan kamu,"
Riku menahan lengan Sougo, dia nampak ingin mengatakan sesuatu,"ada apa kamu bisa menu- ah, buku catatan mu di kamar ya? Ahahahahha, ayo ambil dulu di kamarmu,"
Gelengan kembali didapatkan.
"Lalu? Ada apa?"
Tidak ada jawaban, Sougo menghela napas,"kalau begitu kamu bersama Iori-kun saja ya," dia menuntun Riku ke lambung kapal.
Iori menyeka keringatnya, menghela napas lalu kembali ke kamarnya, langkahnya berhenti melihat Sougo sedang menuntun Riku, menghampirinya.
"Ada apa Sougo-san,"
Didorongnya pemuda itu ke arah Iori,"Riku-kun sepertinya takut dengan badai, dia sejak tadi memandangi langit dengan gelisah, sebaiknya kamu bersamanya saja ya, aku akan membantu yang lain dulu,"
Setelah itu Sougo meninggalkan mereka.
Iori langsung menarik Riku ke kamarnya, mengunci pintu dan mendudukkannya di kursi.
"Ada yang mau kau bicarakan? Benar kata Sougo, kau nampak gelisah, ada yang menganggu mu?"
Dia menarik kursi lainnya dan duduk dihadapan Riku.
"Uhmn, bisakah kita pergi ke selatan saja?" Dia membuka suaranya, walaupun sangat pelan, memastikan hanya bisa didengar oleh Iori.
"Ada apa dengan barat? Apa kamu pernah tinggal disana?"
Riku mengangkat kepalanya, menatap Iori dengan ketakutan,"tolong, jangan kesana,"
Iori memandang balik, dia bingung.
'Apakah ada orang yang dihindari Riku-san disana?' tangannya dibawah dagu, berpikir bermacam-macam kemungkinan alasan Riku tidak mau kesana.
Dia melirik sedikit,"tapi kami masih harus menjemput satu awak kapal kami yang masih disana loh, kami tidak bisa meninggalkannya,"
Tangannya terangkat mengusap pipi lelaki itu, gerakan yang membuat Riku agak salah tingkah.
"Apa ada yang kamu takuti disana?"
Riku menggigit bibirnya, tidak lama dia menggelengkan kepala.
"Maaf, aku memilih beberapa perselisihan dengan....
Seseorang disana,"
Mendengar itu Iori mendapatkan ide.
"Kami akan membantu mu menyamar, saat berlabuh di dermaga nanti, tunggulah di kapal dulu sampai kami ada yang menjemput mu di sore hari ya,"
Entah kenapa dia mencoba membujuknya.Riku mengangguk pelan,"baiklah,"
Iori memandanginya tanpa ekspresi, entah sejak kapan hawa dingin datang, dingin yang menusuk kulit.
Riku kembali terlihat gelisah, kedua tangannya terkepal diatas pangkuannya, matanya melirik dengan takut-takut.
'Dua hari lalu dia juga begini saat tiba-tiba air laut membeku disekitar kapal, kami berusaha lebih dari 5 jam untuk menghancurkannya agar tidak membuat kerusakan, entah darimana es itu datang,'
'ataukah.....'
Tapi dia memilih untuk diam, menelan kembali semua kata-katanya.
......
Aku sampai menonton one piece untuk mencari ide🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure
Fanfiction"keberadaan mu yang tidak dipercayai membuatku ragu, tapi ingatanku nyata! Akan kucari dirimu sampai ke ujung lautan ini," "Apakah dirimu mengingatku? Ataukah hanya menganggap pertemuan kita mimpi? Sayang sekali kamu tidak ingat, aku meninggalkan se...