Chapter 10: Dia yang Bersembunyi

44 13 6
                                    











Buku 1: Bahtera yang Mengarungi Samudera









Bagian 10: Dia yang Bersembunyi









"Dimana Tuan rumah ini?" Iori bertanya setelah sampai, karena dia tidak menemukan Gaku dimanapun atau mendengar suaranya.

Sougo menjawab,"dia keluar sebentar, mungkin akan kembali saat malam," setelah itu dia kembali menegur Tamaki yang menganggu Ryu.

Iori dapat merasakan lengan bajunya ditarik oleh Riku, dia menatap pemuda itu yang masih menutupi wajahnya dengan jubah yang dia berikan, terlihat agak ketakutan disana.

Melihat agak kebawah, tangannya juga gemetar memegang kain, seperti berhadapan dengan sesuatu yang menyeramkan, pemuda berambut gelap itu langsung berbisik pelan.

"Ada apa?"

Yang berambut merah menggigit bibirnya, dia terlihat ingin mengeluarkan suaranya. Melihat itu Iori langsung menarik Riku ke kamar yang sudah ditunjukkan Haruka sebelumnya agar mereka bisa bicara empat mata disana.











......









Mengunci pintu dengan benar lalu dia berbalik pada pemuda yang masih gemetaran dibelakangnya, dengan hati-hati bertanya lagi.

"Siapa yang membuatmu takut?"

"B-bisakah kita c-cari tempat lain?"

Mendapatkan balasan yang agak tidak terduga membuat Iori terkejut, tapi pertanyaannya malah dibalas pertanyaan, atau itu adalah permintaan?

"Mengapa begitu? Apa kamu tidak suka tempat ini? Sayangnya kita tidak bisa mencari tempat baru secepat itu, apalagi matahari sudah hampir terbenam, sebenarnya kamu kenapa?"

Dia maju dua langkah, Riku menunduk sambil memegangi lengan baju atasnya.

"A-aku... Merasa pernah mencium bau yang kukenal disini," dia menjawab dengan suara pelan, takut ada yang mendengar.

"Bau?  Apa dia orang yang mengejarmu? Kalau iya besok kamu disini saja bersama Ryu-san dan Gaku-san,"

Iori mengerenyitkan dahi melihat ekspresi Riku sesaat setelah dia memberikan saran itu, ekspresi terkejut bercampur ketakutan yang tercetak jelas disana, dia semakin bingung, apa yang salah dari kata katanya?





Ataukah.....







"Kamu pernah bertemu dengan Gaku sebelumnya? Apakah dia orang yang kamu hindari?"

Riku semakin terkejut, dia langsung menatap pemuda didepannya dengan cara yang.... Sulit dideskripsikan.

"Ka-hmm!"

Iori langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya sebelum Riku sempat berbicara.

"Ssstt! Kamu lupa diluar ramai?!" Dia memperingati dengan suara pelan, mengingatkan Riku kalau hanya Iori yang tahu dia tidak bisu.

Riku mengangguk pelan, dia melepaskan tangan Iori dari mulutnya.

"K-kamu... Kenapa bisa tahu?" Riku kembali memelankan suaranya.

Kapten itu menampilkan raut wajah aneh yang kebingungan,"hah? Terlihat jelas dari wajahmu tahu, kamu benar-benar pembohong yang buruk,"

Riku agak meringis mendengarnya, dia tidak menyanggah kata kata itu.

"Jadi aku harus apa? Aku tidak mau bertemu dia," pemuda beriris cerah itu bersandar di dinding, perlahan tubuhnya merosot sampai dia duduk di lantai.

"Aku tidak mau bertemu orang menyeramkan itu,"

Dia terlihat frustasi dengan semuanya, tidak menyangka orang yang paling dia hindari ternyata dikenali oleh mereka, malah dia orang yang membantu.

Iori menghela napas, dari semua awak Riku yang paling sering membuatnya sakit kepala, dengan Haruka di tempat kedua dan Tamaki di tempat ketiga. Mereka benar-benar membuatnya pusing dengan cara tersendiri, kalau begini caranya Iori mungkin akan pensiun dini dan menunjuk Ryu menggantikannya.

"Kalau begitu kamu akan tetap didalam sini, jangan keluar kalau tidak bersama ku, mengerti?" Untuk sekarang dia hanya terpikirkan cara itu.

Walaupun dia tidak mengerti masalah apa yang terjadi diantara keduanya sampai Riku tidak mau bertemu dengan Gaku, tidak terlalu ingin tahu juga karena itu urusan pribadi diantara mereka, tidak bisa ikut campur.

"Kamu tetaplah didalam sampai besok pagi, aku akan bicara pada yang lain kalau kamu sedang tidak sehat,"

Setelah itu dia keluar, meninggalkan Riku sendirian.























"Aku tidak mau pulang,"




















.....









Selesai makan malam, mereka kembali melanjutkan kegiatannya masing-masing. Tamaki, Haruka, dan Mitsuki mengobrol bersama Ryu di ruang tamu, Sougo sendiri langsung kembali ke kamar.

Iori bersandar di samping pintu kamar Riku ketika dia melihat seseorang mendekat.

Itu Gaku.

"Aku mendengar salah satu awakmu sedang kurang sehat, aku ingin memeriksanya,"

"Tidak perlu Gaku-san, aku bisa menjaganya sendiri," tolakan langsung dia berikan untuk mencegah Gaku masuk kesana.

Gaku terdiam sejenak sebelum dia mengiyakan dan mendekati Iori.

"Baiklah, kalau butuh aku panggil saja,"




Setelah cukup dekat lelaki bersurai abu itu menunduk sedikit dan berbisik di telinga pemuda itu.














"Tapi setelah ini dia harus pulang denganku,"



Setelah mengucapkan itu dia berbalik pergi menyusul yang lainnya di ruang tamu.

Iori menatap punggung lelaki itu tanpa ekspresi.

"Mau atau tidak nya dia, kamu tidak bisa memaksakan,"















.......














Halo~


TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang