1: Pelabuhan Barat yang Ramai

106 14 4
                                    















Saya meng-upload cerita ini karena persetujuan kalian. Segala kemiripan dengan hal hal yang dibahas di peringatan sebelumnya sudah saya pikirkan baik-baik.

Bagi yang tidak setuju atau tidak suka bisa kembali mulai dari chapter ini.

Saya tidak ingin menerima protes atau pertanyaan mengenai alur disini.
























.....








































70 tahun lalu tsunami besar terjadi, dengan ribuan korban jiwa tersebar di seluruh pantai.

Membuat para manusia bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah samudera lelah dengan manusia?

Apakah ini peringatan dari pemilik lautan untuk tidak merusak laut?
















Tapi ini tidak sesederhana itu.








Hihihi, kalian penasaran ya~






Kalau begitu apakah kalian sanggup membaca sampai akhir?









Hmnn?









Mari kita mulai di dari sebuah pelabuhan besar yang padat 6 tahun sebelum kejadian itu terjadi.



















......

























Buku 1:

Bahtera yang Mengarungi Samudera










......


















Bagian 1: Pelabuhan Barat yang Ramai
























......




























Suasana pelabuhan yang ramai sudah lama tidak dirasakannya, mengarungi lautan luas selama berbulan-bulan membuatnya sedikit rindu pada daratan.

Jalanan yang dipenuhi pedagang dan pengelana dari penjuru negeri, nelayan yang baru saja pulang dan pekerja yang baru pergi untuk mencari nafkah.

"Pemandangan yang bagus,"

"Apakah aku bisa menemukan petunjuk tentang Air Mata Siren disini?" Gumamnya.

Sang kapten muda yang mencari harta Karun legendaris dalam sejarah yang selalu dianggap sebagai mitos.

Air Mata Siren.

Konon itu terbuat dari air mata seorang siren yang patah hati, dimana itu merupakan harta Karun yang bisa mengabulkan segalanya. Karena seluruh sihir milik sang siren berada di sana, sementara dia mengakhiri hidupnya di gunung api dasar laut.

Jika kau memilikinya apapun yang kau minta, yang kau inginkan.

Kapten muda itu menghirup udara, akhirnya dia kembali merasakan udara daratan setelah sekian lama.

Dia memberikan daftar belanja pada salah satu awak kapalnya, dirinya sendiri pergi berjalan-jalan disekitar pelabuhan.

"Iori-kun! Jangan terlalu jauh!" Seorang lelaki berambut pucat memperingatinya dari belakang sana, bersama beberapa kru yang mengikuti untuk membeli persediaan.

TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang