sebelas

2.1K 215 23
                                    

Berada dilapangan tembak, alicia memegang pistolnya. Dia menekan pelatuknya dan menembak kedepan.

Sudah hampir delapan bulan yang lalu alicia berlatih menembak, sejak kejadian terakhir kali dirumah besar. Dia memutuskan untuk belajar menembak dan berlatih bersama tentara setan, pasukan tentara milik suaminya.

Awalnya keinginannya ditolak keras oleh jeon tapi apaladaya suaminya itu jika dia sudah mengeluarkan air matanya.

"Mii.."

Alicia menoleh dan muka tegasnya langsung berubah melembut ketika melihat bocah sepuluh bulan yang saat ini sedang berlarian kecil kearahnya.

Jesse, putranya yang dia lahirkan sepuluh bulan lalu. Bocah kecil itu mengejutkan seluruh keluarga bahkan rakyat Tandior karena sudah bisa berjalan dan bicara diumurnya yang masih sepuluh bulan.

Jesse juga sudah bisa membaca dan menulis, putranya bahkan sudah bersekolah dan jadi murid termuda diseluruh dunia.

"Mii, ecce anen mii " kata jesse sambil memeluk kaki mommynya.

"Mommy juga kangen jesse" alicia berkata jujur sembari membungkuk dan menggendong jesse yang masih memakai seragam sekolahnya dipingganya.

Alicia mencium gemas pipi tembam jesse dan menggesekkan hidungnya kehidung kecil jesse.

"Apa harimu disekolah menyenangkan" tanya alicia, dia membawa jesse kepinggiran dan duduk memangku jesse diatas rumput.

"Nda, nda da Mii. Nda menenantan" ujar lucu jesse sambil mendongak kebelakang dan menekuk bibir kecilnya pada mommynya.

"Ouh.." gemas alicia yang langsung memeluk badan gempal jesse dari belakang.

"Apa sekarang menyenangkan?" Tanya alicia sambil memelengkan kepalanya untuk menatap muka jesse yang sangat tampan sama seperti daddynya.

"Yah" jesse mengangguk lucu membuat alicia tidak bisa menahan diri untuk mencium sekali lagi pipi tembam putranya itu.

"Baru pulang dari sekolahmu?"

Alicia dan jesse sama-sama menoleh, mereka tersenyum saat melihat Jeon yamg tengah berjalan menghampiri mereka dengan masih memakai pakaian formalnya.

"Yah Dii" sahut jesse seraya bersandar punggung dengan malas didada empuk mommynya.

"Kemari" pinta jeon memanggil jesse.

Jesse langsung berdiri dan berlari kecil menghampiri daddynya, dia berdiri didepan lutut daddynya dan mendongak menatap daddynya yang begitu tinggi darinya.

Jeon tersenyum geli melihat jesse menyipitkan mata menatapnya, dia pun membungkuk dan menggendong jesse " dua bulan lagi ulang tahunmu, jesse mau apa dari daddy" tanya jeon sambil membawa jesse mendekati Alicia.

"Dii cah tan ita bicalahtan nih ti jah" bisik jesse membuat jeon menyeringai.

Jeon mengangguk dan membuat jesse langsung memeluk lehernya "sayang, ayo pulang" jeon mengulurkan tangannya pada alicia.

Alicia segera menyambut tangan jeon dan beranjak berdiri "Tale, kau pergilah bersama xavier dan Vale." Suruh jeon seraya berjalan menggandeng tangan alicia juga menggendong putranya disatu tangannya.

Tale yang merupakan penjaga jesse langsung mengangguk dan bergabung bersama xavier juga vale untuk pergi kepenangkaran.

"Dii ecce lapal" cicit jesse yang duduk diatas pangkuan daddynya yang saat ini sedang menyetir.

"Sayang, kita mampir direstoran itu saja" tunjuk alicia pada restoran yang belum mereka lewati

Jeon melirik restoran yang ditunjuk alicia dan dia pun membelokkan mobilnya untuk masuk kepelantaran restorannya.

Madam Asterax Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang