empat belas

2K 184 8
                                    

Alicia sedang mengawasi jecce berkuda bersama ayah dan ibunya ketika lehernya tiba-tiba dipeluk dari belakang oleh jeon suaminya sendiri.

"Kapan kamu datang" tanya alicia tersenyum pada jeon.

Jeon lebih dulu mencium sekilas bibir ranum milik alicia sebelum menjawab" baru saja"katanya.

"Ecce sudah besar, dia sudah pandai berkuda" gumam jeon tersenyum tipis memandangi jecce yang sedang berkuda dengan kuda pony nya.

Alicia tertawa" dimataku dia tidak akan pernah besar, dia adalah putra kecil kita. Akan selalu seperti itu" sahut alicia menyandarkan kepalanya didada bagian kanan jeon yang duduk disebelah kirinya.

"Sayang, ayo kita berkuda juga" pinta alicia mendongak mencium rahang tegas milik jeon.

Jeon menunduk dan mencium sekilas sudut bibur ranum alicia" ayo cia" jeon tidak pernah bisa menolak alicia, dia pun berdiri dan mengulurkan tangannya pada alicia.

Alicia menyambut tangan jeon dan berdiri, mereka berjalan bersama-sama kekandang kuda. Jeon mengeluarkan kudanya dan membantu alicia naik keatas punggung kudanya.

"Adiii.. omii.." pekik girang jecce melihat daddy dan mommynya.

Alicia tersenyum "perhatikan kudamu ecce, jangan menoleh terus" tegur jeon membuat jecce kembali menatap kedepan.

"Ecce ikut daddy" panggil jeon melirik jecce.

Jecce memutar kuda pony nya dan bergegas membawa kudanya mengikuti kuda daddy juga mommynya yang berjalan pelan.

"Adii au te ana cih" tanya jecce kesal sendiri karena daddynya tidak kunjung mau berhenti juga.

"Iya sayang, kita mau kemana" alicia juga bertanya sembari menolehkan kepalanya menatap jeon yang malah mencium bibirnya.

" sebentar lagi kita sampai" kata jeon memeluk erat perut alicia sambil memegang tali kekang kudanya.

"Sayang, sayang. Itu ada kelinci" tunjuk alicia heboh sendiri ketika melihat kelinci gemuk keluar dari semak-semak yang mereka lewati.

"Mau kelinci itu" regek alicia berbalik menatap memelas pada jeon dengan bibirnya yang menekuk lucu.

"Iya cia.. nanti" bujuk lembut jeon.

"Kok nanti, aku maunya sekarang ih" kesal alicia cemberut.

"Jangan marah dulu cia, coba liat didepan" suruh jeon mencium pipi kembung alicia.

"Apa yang ad.. astagaa.. " syok alicia melihat gerombolan kelinci yang berkumpul didepan rumah kayu dipinggir danau buatan.

" kemari, ayo turun cia." Kata jeon langsung melompat turun dari atas kuda dan mengangkat kedua tangannya menyambut tubuh alicia.

"Adii.." jecce mengangkat tangannya kearah daddynya.

Jeon menurunkan alicia keatas rumput lalu baru kemudian dia berbalik menurunkan jecce dari atas kuda pony nya.

Alicia meninggalkan jeon dan jecce dibelakang, dia berlarian mendekati gerombolan kelincinya dan bermain dengan hewan lucu itu.

"Ecce liat sayang" tunjuk alicia pada kelinci yang dia peluk.

"Au.. au peyuk ici na uga omii" pinta jecce berlarian kecil mendekati mommynya.

"Ini, hati-hati. Kelincinya berat baby" peringat alicia memberikan kelincinya kepelukan lengan kecil jecce.

"Hehe" jecce tertawa-tawa, dia senang dengan hewan yang memiliki bulu yang lembut-lembut seperti kelinci yang dia peluk itu.

Jeon mendekat, dia duduk disisi kanan alicia dan membaringkan kepalanya dipaha istrinya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Madam Asterax Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang