9. Orihime Suzuki

44 8 1
                                    

Aku sangat lelah.

Aku menaruh kepalku di meja dan melemaskan badanku.

Dua hari sudah berlalu sejak kejadian penyerangan teroris.

"Dua hari lalu benar-benar gawat ya" kata Kaito.

"Ah, benar-benar gawat"jawabku dengan lemas.

Kaito melihatku.

"Ada apa?"

Dua hari lalu setelah aku kabur dari TKP, aku terjebak di toilet dan aku berusaha agar seseorang dapat menolongku, beruntungnya ada polisi yang menolongku tapi dia langsung membuka pintu toilet saat aku belum memakai celanaku.

Aku benar-benar ingin menghapus ingatan itu dari otakku.

"Tidak ada"

"Oh ya, dimana An?"

"Dia tidur di kamarku setelah ku beri makan"

"Dia benar-benar suka tidur ya"

"Kucing memang memiliki kebiasaan tidur lama"

Kalau tidak salah An mengatakan sesuatu padaku sebelum kuberi dia makan, tapi sayangnya aku tidak begitu memperhatikan apa yang dia katakan, dengan kata lain aku tidak mendengarnya.

Omong-omong saat ini adalah jam istirahat makan siang.

"Kau mau ke kantin?"tanya Kaito.

"Tidak, ajak orang lain saja"

"Ya ampun, jika kau seperti itu terus, kau tidak akan memiliki teman lho"

"Itu bukan urusanmu"

"Oh, dan juga besok akan ada tes pengendalian Mana apa kau ingat?"

Siiiaaall!, aku lupa akan hal itu lagipula aku tidak punya keahlian menggunakan Mana sama sekali.

"Sho, kenapa kau menjadi sangat lemas?!"

Apa dia memanggilku dengan sebutan itu?.

"Jujur saja aku tidak punya kendali atas Mana"

"Tenang saja jika kau ber-"

"Tidak, aku dulu berlatih tapi hasilnya nol, dengan kata lain aku tidak punya bakat dengan Mana, aku dan Mana tidak cocok sama sekali"

"Yang benar?"

"Ciyus"

"Lalu bagaimana kau bisa masuk ke sekolah ini, apa nilai olahragamu tinggi?"

"Aku tidak pandai dalam olahraga"

"Bagaimana dengan nilai akademi?"

"Jujur saja aku tidak berharap akan nilaiku"

"Jadi bagaimana kau-"

"Orang dalam"

"...."

"Uwah!!, kau buruk"

"Terima kasih"

"Itu bukan pujian"

"Aku tahu, dan jujur saja aku tidak ingin sekolah di sini tapi aku dipaksa oleh setan berwujud manusia"

"Yah, lakukan terbaik aku akan membantumu"

"Sungguh?"

"Membantu berdoa dan mendukungmu saja"

"Sialan!"

Kaito keluar kelas dan pergi ke kantin.

Yang kumiliki sekarang hanya DD dan Telekinesis yang kulatih selama bertahun-tahun.

Jadi Npc di game sialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang