14. Permintaan

41 10 2
                                    

Sekolah hari ini membosankan, pengen pulang.

Aku duduk lesu di bangku milikku.

Pelajaran baru saja berakhir dan istirahat baru saja dimula.

Aku yang mempunyai motto tidak ingin membuang uang untuk keperluan yang tidak diperlukan, membuatku tidak jajan di sekolah.

"Yo, rank terakhir, bisakah kau ikut sebentar dengan kita?"kata seseorang yang baru saja mendatangiku.

Beberapa orang yang tampaknya preman sekolah mendatangiku.

Sudah dimulai ya.

Perundungan untuk mencari kacung sudah dimulai.

Aku memutuskan mengikuti mereka, mereka membawaku ke tempat sepi, yaitu sebelah gudang penyimpanan.

Pria berbadan besar tiba-tiba memukul perutku, pukulan itu tidaklah sakit meskipun tubuhnya kekar tapi aku harus berpura-pura saja, aku tidak ingin membuat heboh dimana seorang rank terbawah membuat babak belur preman sekolah.

Aku berpura-pura meringkuk kesakitan di tanah dan memegang perutku.

Walau sebenarnya ini merepotkan sih.

Orang yang mengajakku berbicara tadi menjambak rambutku dan membuatku melihat wajahnya dengan paksa.

"Namamu Shofa kan?, mirip seperti benda yang sering ku duduki"

Seorang siswi berambut pirang panjang yang memiliki tampilan nyentrik dan terbuka melihatku dengan wajah jijik.

"Wajahnya jelek sekali"

"Dengar, kau sekarang harus menuruti perintahku, mengerti?" kata orang yang srdang menjambakku.

"Tidak" kataku.

"Apa kau serius?!"

"Sangat serous sialan!"

Dia memukul wajahku dan setelah itu aku dipukuli oleh mereka tak terkecuali termasuk perempuan yang ikut bersama mereka.

Setelah itu mereka pergi meninggalkanku.

Aku memastikan bahwa mereka sudah pergi dan aku berdiri seperti tidak ada masalah sama sekali dan membersihkan pakaianku.

"Pukulan mereka sangat lemah daripada pegulat semalam yang aku ajak baku hantam malam-malam"

Tadi malam aku berkeliling kota dan menemukan seorang pegulat lokal yang sedang berbelanja narkoba, aku menghampirinya lalu menghajarnya dan menyerahkannya ke polisi.

"Tadi malam asyik sekali tanpa memakai satupun kekuatan dan murni baku hantam pakai tangan kosong"

Aku kembali ke kelas tapi di tengah perjalanan aku dihentikan oleh seseorang.

"Hei!, kau tak apa?"

Seorang gadis cantik, bermata merah, berambut hitam panjang lurus yang dikuncir kuda ke belakang.

Akane Wakabe.

Nama keluarganya adalah Wakabe.

Tapi aku lebih suka memanggilnya Akane sewaktu aku memainkan game ini.

"Ah, aku tak apa, hanya terjatuh tadi"

Baru kali ini melihatnya secara langsung.

"Tapi aku melihat kau tadi bersama preman sekolah, apa kau benar-benar tak apa?"

"Aku sungguh baik-baik saja, jangan khawatirkan aku"

"Aka-chan!" Seorang pria mendekati kita, dia adalah Ryo Kentaro.

Jadi Npc di game sialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang