15

34 7 4
                                    

Malam yang sunyi, dihiasi oleh bulan purnama yang indah.

"Ah, indahnya malam ini"kataku.

Aku melempar pisau hitam dan mengenai kepala milik seorang berjas hitam.

"Itu yang terakhir"

Aku melihat sekelilingku, ada banyak orang berjas hitam yang sudah terbunuh olehku.

Mereka adalah Yakuza, Yakuza dalam game ini sangatlah menyebalkan, aku berulang kali game over gara-gara mereka. Tak diragukan lagi game ini memiliki kesulitan yang sulit.

Debu hitam keluar dari tubuhku lalu menyelimuti orang-orang yang sudah aku habisi.

Dark Dust sangat berguna untuk menghilangkan tubuh atau mayat seseorang dan sangat cocok untuk karakter penjahat, mungkin itu sebabnya dipakai oleh penjahat dalam komik.

Dark Dust memiliki banyak kegunaan hanya saja harus banyak kerja keras untuk mengeluarkan banyak potensinya.

Ngomong-ngomong, para Yakuza ini sedang berada di dekat markas buatanku, aku tak tahu apa yang mereka lakukan tapi aku harus menyingkirkan mereka agar markasku tidak ketahuan.

Debu warna hitam menghilang disertai mayat para Yakuza itu, kecuali pakaian mereka.

Ah, aku hampir lupa kelemahan ini, DD bisa menghilangkan mayat seseorang tapi tidak dengan apa yang mereka pakai dan bawa, arti yang paling simpel adalah aku hanya bisa memakan daging mereka saja.

Aku mengecek pakaian mereka dan menemukan telepon gengam, aku membuka dan mengecek pesan yang ada di telepon itu.

Setelah membaca telepon itu, aku mengerti apa yang mereka lakukan, yaitu menculik seseorang dan membawanya.

Tapi sepertinya dia melarikan diri sebelum aku datang dan menghabisi para yakuza ini.

"Yah, apapun itu, aku tidak peduli denga hal yang tak kumengerti. Aku harus ke markas dan membuat penyadap lain, aku sudah mau kehabisan penyadap"

Bibiku juga mulai curiga kenapa aku minta penyadap padanya, sebaiknya aku harus mandiri sekarang.

Bergantung pada bibiku sangat beresiko dan berbahaya.

Aku berjalan menuju ke markas milikku, saat sampai di depan markas, aku melihat pintu sedikit terbuka. Dengan penuh curiga aku berjalan perlahan masuk ke dalam markas.

Aku melihat setiap sudut untuk memastikan tidak ada orang lain yang masuk ke dalam markas milikku.

Tak lama kemudian, aku melihat seseorang dibalik sebuah kotak kayu. Sepertinya aku harus memastikan markasku terkunci atau ada anak kecil yang masuk ke dalam markasku, meski saat ini sudah terjadi.

Anak kecil itu berambut pirang dan dia meringkuk di balik kotak kayu.

Apakah aku harus menghabisinya?. Tidak, aku tidak sekejam itu, tapi jika aku menyerahkan dia ke polisi maka besar kemungkinan kalau anak itu memberitahu lokasi markasku ke polisi.

"Sial aku harus bagaimana?!"

Anak kecil itu tiba-tiba terlihat gemetar setelah mendengarkan keluhan ku.

Aku menghela nafas. "Haahh. Pikirkan saja nanti"

Aku mendekati anak itu dan menyentuh bahunya. "Hei. Kau tidak apa-apa?!. Jangan takut, aku bukan orang jahat"

Anak itu berbalik dan memperlihatkan wajahnya, dia bermata biru dan pupil matanya berwarna putih. Dia terlihat takut dan mengeluarkan air mata.

Aku yang melihat itu langsung teringat sesuatu yang membuat buku kudukku berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jadi Npc di game sialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang