16

347 70 12
                                    

y/n menduduki kursi diantara Ann dan Niragi. Di depannya terdapat Chisiya, dan di samping Chisiya terdapat Arisu yang tampak sedang ragu-ragu sambil menganalisa pojok-pojok ruangan.

y/n yang melihat hal itu diam-diam tertawa.

"Ya, seperti yang kalian tau bahwa akhir-akhir ini Beach kedatangan orang-orang yang mempunyai potensi untuk turut menyukseskan tujuan kita ini." Kata Hatter girang.

"Terlihat dari banyak kartu yang disumbangkan oleh mereka. Bisa dibilang kartu-kartu ini tergolong sulit" Lanjut Hatter sambil mengangkat tumpukkan kartu di tangannya.

"Lalu bagaimana dengan kartu wajah? Jika memang kartu wajah tidak ada, berarti tinggal 10 hati." Ann bersuara.

"Kapan permainannya akan muncul? Jika tidak, maka kita tidak akan berhasil." Kata Mira menambahkan.
y/n yang mendengar itu hanya tersenyum miring sambil menatap Mira.

"Pasti ada saat tertentu untuk permainan itu. Mungkin di luar kota?" Kata Hatter menebak-nebak.
"Permainan ini tidak pernah terjadi di luar kota." Kata Keiichi datar.
"Tapi kita belum menyelidiki sejauh itu." Ann menyanggah.

"Strategi takkan berubah. Kita akan terus menyelidiki permainan di kota." Kata Hatter yakin.
"Pastikan visa kalian tidak habis. Aku juga harus segera memperpanjang visaku." Kata Hatter menambahkan.

Aguni dan Niragi saling melirik. Begitupun dengan y/n dan Lastboss yang saling tersenyum penuh makna menyadari rencana mereka mungkin akan segera dijalankan.

"Untuk permainan hati, mungkin kita membutuhkan saran dari Arisu. Mengingat Arisu berhasil mendapat kartu 7 hati. Benar kan Arisu?" Tanya Mira pada Arisu sambil tersenyum tipis.

y/n menoleh kearah Arisu dan mendapati bahwa ia hanya menunduk mendengar pertanyaan dari Mira.

"Tapi kita tidak tau persisnya dimana permainan kartu 10 hati itu akan keluar." Tanya Ann.
"Bahkan kita tidak bisa mengetahui jenis permainan sampai pendaftaran permainan itu sendiri ditutup kan?" Ucap y/n menimpali yang dibalas anggukan setuju oleh Ann.

"Aku akan mengikuti permainan sampai kartu 10 hati muncul! Tak peduli jenis apapun itu, aku pasti akan memenangkannya!" Kata Hatter dengan yakin.

"Aku membutuhkan kalian anggota eksklusif untuk mengawasi beach saat diriku sedang bermain." Lanjut Hatter menggebrak meja menandakan dirinya bersemangat.

"Rapat selesai!"
.
.
.
y/n keluar dari ruang rapat sambil menyalakan rokok yang diapit di bibirnya itu.

Ia menyandarkan punggungnya pada tembok sambil memejamkan matanya, berniat untuk menunggu Arisu yang masih berbincang di dalam ruangan dengan Hatter.

"Kau menunggu cowokmu?"
y/n terperanjat kaget saat mendapati Chishiya yang juga sedang bersandar di tembok tak jauh dari tempat y/n.

"Sial, kok bisa langkah dan nafasmu tidak terdengar." Umpat y/n kaget akan keberadaan Chisiya.
"Cowokmu siapa?" Tanya y/n yang mengulang pertanyaan dari Chisiya.

"Cowok yang saat itu bersamamu di permainan pertama kita." Jawab Chisiya.
"Tapi dia sekarang sendiri ya? Kemana dua lagi?" Lanjut Chisiya bertanya.
y/n hanya diam lalu kembali terpejam sambil menyesap rokoknya itu, tidak menanggapi ucapan Chisiya.

Tak lama Arisu keluar dari ruangan.
"Oh, y/n!" Serunya saat melihat y/n.
"Sudah makan?" Tanya y/n sambil tetap dalam posisinya yang bersandar sambil terpejam itu.

"O-oh, ah itu-"

"Ayo." y/n menarik tangan Arisu untuk pergi dari situ. Meninggalkan Chisiya yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka.

"Wah..gadis itu, benar-benar ya.." gumam Chisiya yang berdecih lalu tertawa kecil memandang y/n dan Arisu yang perlahan menjauh.
.
.
.
Kini y/n sedang berada di rooftop.
Bersama dengan Arisu, Chishiya, Kuina, dan Usagi.

Mereka sedang memakan makan malam mereka bersama.

"Jika seperti ini kita nampak seperti keluarga yang berbahagia." Kata Kuina semangat.
"Yahh, walau sepertinya hanya aku yang berbahagia." Lanjut Kuina saat menyadari bahwa dirinya tidak mendapat respon dari yang lain.

"Aku sudah cukup mengenal kalian saat permainan itu. Combo yang bagus." Kata Chisiya sambil menatap Arisu dan Usagi bergantian.
"Aku tak menyangka ternyata kau dan pria tadi berasal dari sini." Kata Arisu menimpali.
"Aku juga tak menyangka kau akan datang bersama dengan gadis itu." Timpal Chishiya lalu menunjuk Usagi menggunakan dagunya.

"Oh ya, kalian pasangan?" Tanya Kuina pada Arisu dan Usagi. Sementara mereka hanya beradu pandang dan tertawa canggung.
"Haha, tidak kok." Jawab Usagi.
Kuina hanya ber oh ria saja lalu lanjut menyuap makanannya.

y/n hanya memperhatikan interaksi mereka. Ia khawatir karena sepertinya ia mengubah alur.

"Seharusnya awal pertemuan mereka adalah saat Arisu melihat mayat yang dibuang bawahan militan itu." Kata y/n dalam hati. Mungkin sepertinya habis ini ia akan menemui Mira.

"Hey Arisu, aku ingin mengajakmu untuk ikut dalam rencanaku." Kata Chisiya menatap Arisu secara yakin.

"Aku tidak seharusnya khawatir kan? Selagi alurnya masih dalam garis besar. Setidaknya untuk kedepannya aku harus memikirkan langkahku selanjutnya." Kata y/n dalam hati mencoba menenangkan dirinya.

y/n sesekali melirik keatas. Barangkali ada sinar laser yang bersedia untuk menembus dagunya. Tapi selagi laser itu tak muncul, maka ia masih dalam zona aman kan?

"Rencana apa?" Tanya Arisu menatap Chisiya bingung.

Chisiya hanya tersenyum miring lalu sesekali melirik kearah Kuina. y/n yang menyadari alur topik ini pun hanya turut mendengarkan sambil tersenyum tipis.
.
.
.
y/n membuka pintu dan mulai memasuki ruangan itu.

Ia mendapati bahwa Mira sedang bermain catur bersama dengan Keiichi.

"Ada apa, y/n?" Tanya Mira tanpa menengok kearah y/n sama sekali. Begitupun dengan Keiichi. Mereka hanya terfokus pada papan catur yang mereka mainkan.

"...aku hanya" ucapan y/n terputus. Ia merasa suaranya hilang. Terasa seperti ingin mati jika berhadapan dengan mereka berdua.

"Tidak apa. Jangan ragu" kata Keiichi sadar akan keadaan y/n.

"Aku hanya ingin memastikan bahwa aku tidak melanggar peraturan." Kata y/n dengan tegas.

Mira tersenyum lalu menoleh kearah y/n.

"Ahh, mungkin kau sedikit kaget. Tapi ini ada kaitannya dengan kedatanganmu yang terlalu cepat. Tidak apa. Kau belum melewati batas, lakukanlah apa yang kau rencanakan." Ucap Mira bangun dari duduknya lalu berjalan mendekat kearah y/n.

"Kau gadis yang manis, aku menyukaimu. Sangat lihai dalam melancarkan strategi. Kau beruntung, aku akan mudah memaafkanmu jika kau melakukan kesalahan." Lanjut Mira sambil menyelipkan rambut y/n kebelakang telinga.

"Tapi kau juga harus tetap tau batasan." Ucap Keiichi yang juga memperingati y/n.

"Tentu. Terimakasih atas kepercayaannya itu. Aku akan kembali jika ada apa-apa." Kata y/n lalu keluar dari ruangan.

y/n bernapas lega setelah keluar dari sana.
Ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya lalu beristirahat. Mengingat sepertinya 'hari itu' akan segera datang.

Mungkin, besok pagi?

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang