06

339 52 1
                                    

Setelah permainan selesai, semuanya sepakat untuk tinggal bersama.
Mereka mencari tempat untuk beristirahat.

Mereka beristirahat di mall bekas.
Sesampainya disana mereka langsung berbagi tugas.
y/n bersama dengan Arisu pergi mencari bahan makanan, dan pakaian.
Shibuki dengan Karube pergi mencari alat-alat untuk bertahan hidup. Seperti kompor portabel, alat masak, dan senjata.
Sementara Chota menunggu di tempat istirahat yang berupa pameran furniture. Chota menunggu sambil mencoba mengutak atik alat digital.
.
.
.

"Kenapa kau tidak mau pergi dengan Shibuki? Padahal kalian sesama wanita" Tanya Arisu pada y/n yang sedang mencari baju ganti yang cocok.

"Dia menyebalkan." Jawab y/n singkat sambil mengambil setelan casual.
Ia mengambil celana bahan pendek, dengan atasan kaos dan hoodie oversized.
"Sudah kutebak kau pasti akan bilang begitu" kata Arisu sambil tertawa kecil.

Keadaan kembali hening karena mereka fokus pada kegiatan masing-masing.
"Astaga, aku gugup sekali. Mengobrol langsung dengan Arisu.. ini adalah mimpi!" Ucap y/n dalam hati yang membuat wajahnya memerah.

"Hei, omong-omong kita belum berkenalan secara betulan loh!" Kata Arisu secara tiba-tiba hingga membuat y/n tersadar dari lamunannya.
"Oh iya! Namaku y/n, siapa namamu?" Arisu menatap y/n.
"Nama yang cantik, panggil saja aku Arisu" ia menjabat tangan y/n pertanda mereka sudah resmi berteman.

"Kau sudah selesai? Aku akan mengganti baju dulu" kata y/n sambil berjalan mendekati fitting room.
"Astaga apa-apaan kenapa aku berdebar??" Ucap y/n dalam hati.

"Dia manis.." ucap Arisu dalam hati, tanpa sadar ia tersenyum sendiri.
.
.
.
.
Setelah mereka selesai dari toko baju, dan bahan makanan, kami lanjut menuju jalan pulang, dan juga sekalian mencari petunjuk untuk keluar dari dunia aneh ini.
Walaupun y/n sudah tau plotnya, setidaknya ia tetap menikmati alurnya.

"Kau sedang apa?" Tanya y/n pada Arisu yang terlihat sibuk mengutak atik mobil yang ada di jalan.
"Ohh, aku sedang mencoba menyalakan mobil. Siapa tau ada petunjuk. Tapi sedari tadi semua mobil tidak bisa menyala." Balas Arisu dengan bingung.
Sementara y/n menunggu Arisu dari luar mobil.

Arisu terlihat seperti sedang mengendus sesuatu, yang ternyata itu adalah sayur dan buah- buahan yang sudah membusuk.
"Huekk" kata Arisu sambil keluar dari mobil tersebut.
"Ughhh.. itu menjijikann" tukas y/n sembari berjalan menjauh dari mobil itu.
"Lebih baik kita segera kembali, mungkin yang lain sudah menunggu" tambah y/n yang diiyakan oleh Arisu.

Di tengah perjalanan menuju ke tempat peristirahatan mereka berdua melihat Karube dan Shibuki yang baru keluar dari toko perabotan.

"Bagaimana? Apakah ada petunjuk?"
Tanya Arisu sesaat setelah melihat Karube dan Shibuki mendekat.

Shibuki yang mendengar hanya menghela napas frustasi.
"Buruk." Jawab Karube.
"Tidak ada petunjuk sama sekali" tambah Shibuki menimpali ucapan Karube.

"Sudahlah lebih baik kita segera kembali, kasian Chota sendirian menunggu disana." Kata y/n menyadarkan yang lain.
.
.
.
.
.
Sesampainya disana Karube dan Shibuki memasak makanan, sementara y/n dan Arisu menghampiri Chota yang sedang mengutak atik peralatan elektronik yang tadi ditemukan Karube di toko.

"Hahhh.. sepertinya ini percuma." Ucap Chota frustasi sambil menghempaskan alat itu ke meja di depannya.
"Semua chip IC telah dihancurkan, ada juga yang telah dicopot. Semua yang dioperasikan secara elektronik otomatis tidak bisa digunakan." Tambahnya.

"Lalu mengapa benda ini masih berfungsi?" Tanya Arisu sambil mengangkat sebuah radio analog yang terlihat jadul.
"Mungkin karena radio itu tidak terpasang Chip IC itu.." Kata y/n menjawab pertanyaan Arisu yang ditanggapi sebuah anggupan oleh Chota pertanda setuju dengan ucapan y/n.

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang