04

322 49 0
                                    

'Batas waktu ruangan ini 2 menit'

"Wah tetap terus berkurang ya waktunya.." Kata y/n sambil menghela napas.
"Aku sudah tidak kuat" Ujar Chota dengan nada frustasi.
"Hei, sekarang kau yang buka pintunya." Cetus Karube pada Shibuki dengan tatapan sinis.

Dengan langkah mantap Karube berjalan menghampiri Shibuki yang berdiri tidak jauh dari y/n.

"Aku yang memilih pintunya" kata Karube sambil menarik tangan Shibuki menuju pintu yang dipilihnya dengan kasar.
"Hei, tunggu!" Kata Shibuki sambil berusaha melepaskan tangannya agar terlepas dari tarikan Karube.

"Buka!" Bentak Karube sambil melempar Shibuki kearah pintu kehidupan.
Shibuki menatap karube dengan tatapan memohon. "Tidak mau" Kata Shibuki dengan nada memelas dan nampak bergetar karena ketakutan.

"Sudahlah Karube.. tidak seharusnya kita begini." Kata Chota yang membujuk Karube karena ia merasa iba pada Shibuki.

'Sisa waktu 1 menit lagi'

Karube perlahan mencoba meredakan emosinya lalu berbalik menatap kearah Arisu yang sedang memperhatikannya.
"Arisu, apa kau punya ide?" Tanya Karube pada Arisu.

y/n yang mendengar itu diam-diam tersenyum.
"Hmm, sudah mau dimulai ternyata adegan kerennya.."

"Ide?" Tanya ulang Arisu pada Karube dengan tatapan bingung.
"Kau bilang selalu ada solusi di setiap game kan?" Kata Karube menjawab Arisu.

Arisu menghela napas. "Tapi ini bukan sekedar game Karube, aku hanya bisa memainkan video game, bukan game mematikan seperti ini" Kata Arisu frustasi.
"Ayolah Arisu, kau pasti bisa.." kata Karube berupaya membujuk Arisu.

y/n terkejut karena tiba-tiba Karube memukul Arisu begitu saja.
"Oii! Apa apaan ini, apa yang kau lakukan?!" y/n langsung menghampiri Arisu yang tersungkur akibat pukulan Karube.
Sementara Karube ditahan oleh Chota yang tidak suka kedua sahabatnya berkelahi. "Hei, sudahlah Karube!" Kata Chota menyadarkan Karube.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya y/n pada Arisu sambil membantunya berdiri.

'Sisa waktu 45 detik lagi'

"Ah!" Celetuk Arisu seakab menyadari sesuatu. Yang lain menatap Arisu dengan tatapan heran, sementara y/n hanya tersenyum kecil menyadari apa yang terjadi.

"BMW 532d." Tukas Arisu tiba-tiba yang membuat semua terkecuali y/n menatap Arisu bingung.
"Mobil yang ada di depan gedung adalah mobil BMW 532d!" Arisu berucap sembari sesekali memejamkan mata seakan sedang menerawang hal yang ada dipikirannya.
"Lalu?" Tanya Karube yang memercayai apa yang dikatakan oleh Arisu, sementara Shibuki masih menatap Arisu dengan heran.

Semuanya nampak diam menunggu jawaban Arisu. Beberapa saat kemudian Arisu membuka matanya. "Jawabannya adalah mati!" Kata Arisu dengan yakin.
"Bagaimana kau bisa tau bahwa itu adalah jawaban yang benar?" Tanya Shibuki ragu dengan jawaban Arisu.

'Sisa waktu 10 detik lagi'

"Tidak ada waktu lagi!!" Seru Karube panik.
"Aku akan membuka pintunya!!" Ujar Arisu sambil berlari mendekati pintu kematian.
"Arisu.." kata Chota mengkhawatirkan

Tiga

Arisu dengan cepat membuka pintu tanpa ragu.
Benar saja, tidak terjadi apapun. Arisu bergegas masuk dan diikuti oleh y/n yang berada di belakangnya.

Dua

Mereka semua langsung berlari menuju pintu yang sudah dibuka Arisu. Mereka masuk bersamaan dengan api yang kembali keluar dari bawah lantai ruangan sebelumnya.
Karube langsung menutup pintu.

'Batas waktu ruangan ini 1 menit 30 detik'

Arisu kembali terlihat memikirkan jawaban.

"Sekarang apakah kau juga tau jawaban selanjutnya?" Tanya Karube sambil melangkah menghampiri Arisu yang sedang memejamkan matanya berpikir.

y/n menatap Arisu bangga.
"Gila, Arisu benar-benar hebat. Ku yakin kau bisa Arisu!" Ucap y/n dalam hati.

"Panjang BMW 532d itu adalah 4,94 meter. Satu mobil itu terparkir di luar gedung. Panjang gedung ini sama dengan 4 mobil tersebut. Artinya, panjang gedung ini sekitar 20 meter, dan telapak kaki ku panjangnya 28cm."

Kemudian Arisu melangkah kearah tembok dan merapatkan dirinya pada tembok untuk mengukur luas ruangan tersebut.
"Seharusnya, sekitar 6 meter." Tambahnya.

Arisu memejamkan mata seakan-akan sedang mengingat-ingat sesuatu yang ada dipikirannya.
"Menurut peta evakuasi yang kulihat di depan lift tadi, menunjukkan bahwa letak lift ada di pojok gedung ini, bentuk gedungnya persegi, semua ruangan juga berbentuk persegi. Jadi anggap saja satu gedung ini panjangnya sekitar 20 meter." Jelas Arisu yang membuat semua terdiam dan ikut membayangkan apa yang dijelaskan Arisu.
y/n menatap kagum Arisu.
"Benar-benar jenius! Analisisnya bisa secepat itu tanpa ada terpeleset kata!" Ucap y/n dalam hati.

"Dengan luas ruangan sebesar 6 meter ini, maka seharusnya ada 3 ruangan di satu sisi." Tambah y/n membuat yang lain menatapnya.
"Ya, kau benar! Itu yang kupikirkan!" Ujar Arisu membenarkan apa yang dikatakan y/n. Kemudian ia terdiam seakan memikirkan sesuatu.

'Sisa waktu 45 detik lagi'

"Apakah ada sesuatu yang bisa kutulis" kata Arisu yang kemudian setelahnya Chota dan Shibuki memberi secarik kertas dan pulpen padanya.
Langsung Arisu menunduk dan menulis gambaran gedung yang ia pikirkan sedari tadi. Yang lain ikut berjongkok memperhatikan Arisu.

y/n mengamati Arisu dengan sangat kagum dan sambil tersenyum, tapi ia tidak menyadari bahwa sedari tadi Karube memperhatikannya.
"Aku yakin gadis ini mengetahui sesuatu." Kata Karube dalam hati lalu ia berpaling untuk menatap gambaran Arisu.

"Kedua ruangan ini tidak boleh kita buka!" Kata Arisu sambil menyilang 2 kotak yang ia gambar menandakan 2 ruangan terlarang.
"Aku sangat yakin gambaranku benar." Gumam Arisu yang masih dapat didengar yang lain.

'Sisa waktu 10 detik lagi'

Arisu bergegas berdiri menghadap pintu yang menjadi jawabannya.
"Jawabannya adalah pintu mati! Sementara pintu hidup adalah jebakan!" Ucap Arisu lantang seakan ia 100% yakin dengan gambarannya.

Mendengar jawaban Arisu, sontak semuanya berlari menuju pintu kematian, dan ya mereka membuka pintu dan berhasil selamat.

Api kembali muncul dari bawah lantai ruangan sebelumnya. y/n bergegas menutup pintu mencegah panas api yang masuk ke ruangan mereka sekarang.

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang