03

323 53 0
                                    

'Batas waktu ruang ini 2 menit 30 detik'

"Waktu semakin dipercepat di setiap ruangnya." Gumam Arisu
"Apa-apaan ini.." Ujar karube sambil terengah.

"Kau yang membunuh gadis itu" Tukas Arisu sambil menatap Shibuki tidak percaya.

"Tapi karena aku juga kan kalian bisa selamat?" Tukas Shibuki tanpa merasa bersalah.

Karube yang sedari tadi diam memandangi pintu, tiba-tiba menengok kearah Shibuki karena kaget dengan perkataannya.
"Apa kau bilang?" Balas Karube kesal.

"Hah? Apa katamu?!" Kata y/n yang melangkah mendekat kearah Shibuki.
"Apakah kamu tidak merasa bersalah? Kamu telah membunuh gadis itu! Kau sengaja kan menjadikannya umpan agar kau selamat?!" Ucap y/n sambil mencengkram kerah baju Shibuki emosi.

"Kau juga diam saja saat gadis itu lari masuk ke ruangan itu!" Bantah Shibuki sambil menghempaskan tangan y/n dari kerah bajunya secara kasar.

"Sialan kau!-" Tangan kanan y/n terangkat hendak menampar pipi shibuki.

Karube yang berada di samping y/n lantas segera menahan y/n dan menariknya agar menjauh dari Shibuki.

"Sudahlah, kita lebih baik memecahkan teka teki ini agar segera bisa menyelesaikan game ini.." Kata Karube pada y/n lalu menatap Shibuki dengan sinis.
y/n hanya bisa terdiam dan mendecih kesal.

"Lalu, sekarang kita memilih pintu yang mana?" Tanya Chota pada yang lain.
"Apa sekarang kita juga akan memilih pintu kematian?" Timpal Karube.
"Tapi bisa saja kebalikannya kan?" Tukas y/n yang kembali tenang.

"Ya, karena yang terakhir tadi pintu mati, maka selanjutnya adalah pintu hidup" Lanjut Arisu yang menatap pintu hidup ragu, lalu mendekatinya.
"Hmm.. iya juga, tidak mungkin jawabannya berturut-turut pintu kematian kan?" Ujar Karube setuju dengan apa yang dikatakan Arisu.
"Tapi bagaimana jika salah?" Celetuk y/n yang membuat keadaan kembali menegang.

"Ternyata begitu rupanya.." Gumam Shibuki yang membuat atensi yang lain berpindah kepadanya.
"Apanya yang begitu" Tanya Karube pada Shibuki dengan nada ketus.
"Sepertinya.. ini permainan yang mana kita diharuskan memilih tumbal dalam batas waktu yang disediakan." Lanjut Shibuki yang membuat Karube dan y/n kembali emosi mendengarnya.
"Tumbal?" Tanya Arisu dengan tatapan bingung.
"Mungkin tulisan di pintu itu tidak ada artinya. Yang terpenting adalah siapa yang membuka pintu tersebut".
y/n yang mendengarnya hanya mengehela napas memilih diam dan hanya memperhatikannya.

"Tadi kau menumbalkan gadis itu, lalu bagaimana jika kau yang membuka pintu selanjutnya?" Tanya Arisu pada Shibuki dengan maksud menyindirnya.
"Aku tidak bersedia. Karena aku harus tetap hidup" Jawab Shibuki.
y/n yang mendengarnya hanya mendecih sambil tertawa remeh lalu menatap Shibuki sinis. "Dasar wanita egois." Kata y/n.

'Sisa waktu 45 detik lagi'

Semua yang berada di ruangan tersebut segera tersadar bahwa mereka harus segera menentukan jawaban agar bisa keluar dari ruangan itu.

Arisu menggelengkan kepala frustasi.
"Kalau begini maka tidak akan ada yang mau untuk membuka pintu itu."
Keadaan menjadi tambah panik.
"Semuanya akan mati terbakar jika waktunya habis" Lanjut Karube dengan nada kesal.
"Lalu mengapa tidak kau saja yang membukanya? Kau juga membiarkan orang lain melakukannya untukmu kan?!" Tanya Shibuki sambil menatap kesal Arisu dan Karube bergantian.

Asap api kembali muncul dari celah lantai di bawah mereka.
"Sial! Asapnya mulai muncul!" Kata y/n sambil terbatuk lalu menutup hidung dan mulutnya menggunakan tangannya.

"Akan kubuka." Kata Arisu sambil menatap Shibuki dengan tatapan nekat.
"Arisu jangan terpancing dengan ucapan wanita itu!" Ujar Karube mencegah Arisu agar tidak melakukannya.

Arisu menoleh kearah pintu kematian lalu mendekatinya.
"Arisu jangan lakukan itu!" Ujar y/n.
"Akan kubuka pintunya!" Kata Arisu meyakinkan dirinya sendiri.
Perlahan tangannya memegang knop pintu dan bersiap membukanya. Tangannya bergetar saat menggenggan knop pintu itu.

"Arisu.." kata Chota memperingatkan Arisu.

Arisu hanya diam sambil menggenggam knop pintu itu, ia ragu untuk membukanya.
Arisu perlahan melepaskan knop pintu dan perlahan terduduk dengan tubuh yang bergetar.
Karube dan Chota nampak sedikit lega karena Arisu tidak jadi membuka pintu itu.

"Lihat! Kau tidak bisa melakukannya. Kau juga mengorbankan gadis itu kan?!" Ujar Shibuki dengan senyum remeh.
"Kau diamlah!!" Bentak Karube pada Shibuki dan membuat Shibuki terdiam sambil menatap kesal Karube.

'Sisa waktu 20 detik lagi'

"Biar aku saja." Karube melangkah kearah pintu hidup dengan yakin.
"Karube.." panggil Arisu dengan tatapan khawatir.

"Kita akan membuka secara bergantian. Kau setelahku." Tukas Karube yang tertuju pada Shibuki.

Shibuki yang mendengarnya terlihat menelan ludah dan menatap Karube takut.

Tangan Karube menggenggam knop pintu. Ia terlihat sedang memantapkan diri.

'Sisa waktu 10 detik lagi'

Karube menahan napas sambil membuka pintu.
Ya, pintu terbuka dan Karube tetap selamat.

Semua terkejut karena pilihan Karube tepat. Segera mereka berlari memasuki ruangan itu.

y/n dengan cepat menutup pintu bersamaan dengan api yang muncul dari bawah lantai ruangan sebelumnya.

Semua terduduk lemas setelah memasuki ruangan itu, sementara y/n hanya menyandarkan diri pada tembok di sebelah pintu tadi.
"Fuhhh.. ini menegangkan.."
Gumam y/n sambil tertawa kecil dan mengusap wajahnya dengan tangan.

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang