11

285 53 2
                                    

Hari mulai pagi.
y/n memutuskan untuk kembali ke daerah Arisu, Karube, Chota, dan Shibuki bermain.
Ditengah perjalanannya, ia melipir ke sebuah mini market di pinggir jalan untuk mencari makanan yang bisa ia makan.

"Cukup melelahkan. Padahal ini hanya awal-awalan. Bagaimana nanti saat season 2?" Gumam y/n sambil duduk di bangku depan mini market.

Tak lama y/n mendengar suara bahwa ada seseorang di sekitarnya.
Spontan y/n mencari asal suara dan mendapati bahwa itu adalah Usagi yang tampak sedang mencari alat memasak.

"Halo." Kata y/n menyapa Usagi.
Usagi yang mendengar itu pun tersentak kaget lalu menoleh kearah y/n.

"Bukankah kau gadis yang waktu itu?" Tanya Usagi mengingat-ingat wajah y/n.
"Yaa, kita pernah bermain bersama di permainan kejar-kejaran waktu itu!" Kata y/n semangat lalu tersenyum menatap Usagi.

"Ah! Ya, aku ingat. Lalu mengapa kau sendirian? Dimana teman-teman cowokmu?" Tanya Usagi pada y/n yang dibalas endikan bahu oleh y/n.

"Aku berpisah dengan mereka."
Kata y/n yang membuat Usagi menatapnya khawatir.

"Aku tidak tau apakah mereka berhasil selamat dari permainan atau tidak. Aku juga sebenarnya berniat untuk mencari temanku." Lanjut y/n dengan nada memelas.
"Ah, apa kau mau membantuku?" Tanya y/n pada Usagi.
Usagi yang mendengar itu sontak menatap y/n dengan bingung.

"Aku paham jika kamu merasa ragu, tapi aku tidak akan memanfaatkanmu kok. Aku hanya butuh bantuanmu untuk menemukan Arisu. Pria yang waktu itu bersamamu saat akhir permainan."
y/n sengaja membawa nama Arisu, karena dengan begitu Usagi pasti tidak akan menolak. Secara ia telah berutang budi pada Arisu.

"Ahh, tentu. Aku akan membantu mu." Kata Usagi setuju.

*kryukk

Sontak y/n hanya tersenyum canggung saat menyadari Usagi mendengar perutnya yang bunyi karena lapar.

Usagi tertawa kecil mendengar itu.
"Baiklahh, bagaimana kalau kita isi perut dulu?" Ajak Usagi yang dibalas senyum senang oleh y/n.
.
.
.
Tak lama mereka tiba di tempat istirahat Usagi, yang terlihat semacam gudang.

"Kau sudah berapa lama disini?"
Tanya y/n pada Usagi yang sedang menyiapkan peralatan memasak.

"Entahlah aku tak ingat. Intinya, aku sudah bermain beberapa permainan sebelum bertemu denganmu di malam itu, tempat ini ku jadikan markas karena strategis." Jelas Usagi sambil memotong wortel.

y/n mengangguk paham, kemudian ia berinisiatif membantu Usagi.

"Biar ku bantu." Kata y/n sambil mengambil alih pisau dan wortel dari tangan Usagi.
"Hei, tidak apa. Kau tamu, kenapa jadi kau yang memasak." Kata Usagi.
"Anggap saja sebagai terimakasih karena kau telah mau membantu mencari Arisu" kata y/n tak mau kalah.
"Baiklah.." ucap Usagi mengalah lalu mengecek panci yang didalamnya terdapat telur yang direbus.

"Jadi, nanti siang kita mulai mencari temanmu kan?" Tanya Usagi memastikan.
"Yaa. Oh, kau mencari ke arah selatan, dan aku ke utara. Bagaimana?" Tanya y/n pada Usagi.
Usagi yang mendengar itu pun mengangguk setuju.

y/n sengaja membagi tempat yang berbeda untuk mencari Arisu dengan Usagi karena ia ingin hanya Usagi yang menemukan Arisu agar sesuai dengan adegan yang ada di film.

"Wuhhh, ini sudah matangg!" Kata Usagi sambil menata makanan di piring.
"Shhh, ini terlihat enakk!" Kata y/n menatap makanannya.
"Selamat makan!" Ucap mereka ber2 bersamaan.

Keadaan hening. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing.

"Ini enak!" Kata y/n sambil menatap Usagi berbinar.

"Ahh, terimakasih. Aku belajar resep ini dari ayahku." Kata Usagi sambil tersenyum tipis, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Aku dan ayahku suka mendaki gunung. Tak heran jika aku mampu untuk bertahan di dunia yang aneh ini." Lanjut Usagi lalu menyuap makanan ke mulutnya.

"Ayahmu hebat." Kata y/n sambil tersenyum mengetahui fakta bahwa Usagi pasti sedang merindukan ayahnya.

"Ya, sangat hebat." Balas Usagi sambil tersenyum tipis dengan tatapan kosong.
.
.
.
Matahari mulai terik. Usagi sudah memulai misi pencarian Arisu.
Sementara y/n sedang duduk di bangku cafetaria kosong sambil melamun.

Pikirannya melayang. Mengatur segala strategi dan mengingat-ingat detail kecil dalam film agar ia tak melakukan kesalahan.

Di sisi lain.

"Bagaimana, apakah kalian menemukan sesuatu di game yang kalian mainkan?"
Tanya seorang pria yang memakai baju pantai. Ya, pria itu adalah Hatter.

"Aku bertemu dengan gadis yang diceritakan oleh Aguni dan Chisiya waktu itu." Kata wanita berambut pendek, Ann.

Semua yang berada di ruangan itu tampak menoleh kearahnya tertarik pada ucapan Ann.

"Aku akui dia memang jago." Ucap Ann lalu mengulas senyum miring.

"Lantas mengapa tak kau ajak kemari?"
Tanya Hatter pada Ann.
"Tenang saja, aku sudah memasang gps di tubuhnya. Barusan, aku memantau sinyalnya. Dia tak jauh dari tempat dimana aku dan dia terakhir bertemu." Jelas Ann pada Hatter.

Hatter yang mendengar itu pun tersenyum penuh arti.
"Tunggu apalagi? Ayo jemput harta karun itu." Kata Hatter dengan penuh yakin.

Mendengar itu, Mira hanya melirik Keiichi dengan tatapan penuh arti.
.
.
.
.
.
Di cafetaria, y/n sedang melamun sambil menyandarkan kepalanya di meja.

"Huftt, bosan. Biasanya di rumah aku pasti sedang beres-beres kamar." Kata y/n dengan malas.
"Habis ini, akan ada apa lagi ya? Akankah aku pulang dengan selamat?" Tanya y/n pada diri sendiri.

Di tengah asiknya overthinking, y/n merasa bahwa ada bahaya mendekat.
y/n memandang pojok-pojok ruangan dengan was-was.

Benar saja, tak lama ia mendengar derap langkah kaki yang mendekatinya dengan cepat.
Mendengar itu y/n refleks menangkis serangan yang datang kearahnya secara tiba-tiba.

"Sialan, apa-apaan ini!" Kata y/n dalam hati tak menyangka bahwa akan ada kejadian ini.

y/n melihat 4 orang berbadan kekar seperti preman yang sedang mengepungnya.

y/n yang melihat itu lantas memasang kuda-kudanya. Beberapa serangan berhasil ditangkis oleh y/n.

"Mau apa kalian?" Tanya y/n sambil terus bersiaga akan serangan yang akan menyerangnya.

Namun sayang karena tenaganya yang kurang untuk melawan 4 laki-laki berbadan besar, y/n tersungkur dan terpojok.

y/n menyadari bahwa mereka menggunakan gelang loker kolam renang.
"Sialan, ternyata orang-orang itu.." kata y/n dalam hati.

Tak lama saat y/n lengah, ia merasa ada yang menyuntikkan sesuatu di lehernya.
Hal itu membuat y/n pusing dan lemas sehingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
.
.
.

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang