17

243 44 2
                                    

y/n membuka matanya kaget saat mendengar suara alarm dari handphonenya yang berdering di samping telinganya.

"Huh?" Gumamnya sembari mengucek matanya.

'Cklek'

Ia menoleh kearah pintu yang terbuka dan mendapati seseorang sedang berdiri didepan pintu tersebut. Orang itu adalah teman 1 asrama y/n.

"Cepatlah! Ini hari upacara kenaikan pangkat kita! Kau tidak mau terlambat kan?!" Kata orang itu sambil memakai dasi di cermin yang tak jauh dari tempat y/n.

"Kau masih tak mau bergerak dari situ? Sialan gadis ini!" Orang itu mulai mendekat kearah y/n dan mengguncang bahu y/n.

Sementara y/n hanya menangis tak percaya.
"Aku... kembali?" Tanya y/n sambil menangis dan menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.

"Hei! Sadarlah! Cepat bangun!" Kata orang itu sambil terus mengguncang y/n.

y/n terdiam. Ia tampak mengingat suatu hal.

"Upacara kenaikan pangkat? Itu 2 tahun yang lalu kan?" Tanya y/n ragu.

Lama kelamaan pandangan y/n memburam. Ia mencoba mengedipkan matanya beberapa kali berusaha menghilangkan pandangannya yang buram itu.

Namun ia malah merasa kepalanya berdengung hebat.

*ngiiiinggg

"Ahh!!" Teriak y/n sambil memegang kepalanya dan memejamkan mata menahan rasa sakit pada kepalanya itu.

Lama kelamaan dengung dan rasa sakit itu hilang y/n mencoba membuka matanya.
Ia mendapati Kuina yang menatapnya khawatir sambil memegang kedua bahunya.

"y/n..?" Tanya Kuina pelan memastikan keadaan y/n.
y/n hanya menatap Kuina bingung dengan napas yang tersenggal.
"Kau.." kata y/n sambil menunjuk Kuina lalu mengusap wajahnya yang penuh keringat gusar.

"Sial ini hanya mimpi." Gumam y/n menyadari kenyataan yang baru saja ia hadapi.
"Kau tidak apa?" Tanya Kuina khawatir lalu memberi sebotol air minum yang tadi ia ambil diatas meja pada y/n.
"Tidak apa." Jawab y/n berusaha tenang lalu mengambil dan meminum air pemberian Kuina.

"Aku ingin pulang." Kata y/n dalam hati.
.
.
.
y/n terduduk di bangku yang ada di tepi ruang latihan militan. Ia nampak sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

"Memikirkan apa?" Tanya Niragi menepuk bahu y/n lalu duduk disampingnya.

y/n tersadar dari lamunannya lalu menoleh kearah Niragi. Ia kembali mengalihkan pandangannya ke lain arah.

"Tidak ingin latihan?" Tanya Niragi kembali. y/n hanya menghela napasnya.
"Aku membutuhkan latihan yang bisa melepaskan emosiku." Kata y/n lalu bangun dari duduknya.

y/n menghampiri loker dan mengambil handwrap yang tergulung disana.

Ia berjalan kearah samsak yang tergantung tak jauh darinya, mulai membuka jaket yang sedari tadi ia gunakan dan mulai membalut tangannya menggunakan handwrap yang tadi ia ambil di loker.

Niragi yang melihat itu hanya menatap kagum. Ia mulai menyunggingkan senyum nakalnya melihat perut y/n yang bisa dibilang berbentuk sempurna untuk seorang gadis.

"Kau atlet ya?" Tanya Niragi pada y/n yang sedang sibuk melakukan pemanasan.

"Kalau iya kenapa, dan kalau tidak kenapa?" Jawab y/n acuh.

Niragi hanya mengendikkan bahu mendengar jawaban y/n.
"Aku penasaran dulu kau itu bekerja sebagai apa" kata Niragi.

"Badan penyidik." Jawab y/n yang kini sedang menyesuaikan posisinya bersiap untuk meluapkan emosinya pada samsak yang tergantung di depannya itu.

Mendengar itu Niragi nampak sedikit kaget. Terlebih lagi saat melihat gerakan y/n yang sedang menyerang samsak dengan lincah.

"Menarik." Gumam Niragi sambil memasang senyum miring khasnya.

"Pantas saja Aguni mengincarmu untuk masuk militan" celetuk Niragi yang membuat y/n terdiam mendengarnya.
.
.
.
Langit mulai gelap, semua orang berkumpul di depan gerbang beach.

Para anggota militan nampak sedang sibuk mengurus keperluan untuk mengantar Hatter ke arena permainannya.

"Malam ini, aku akan pergi untuk bermain game. Jangan khawatir, aku tidak akan kalah dalam permainan." Kata Hatter mengumumkan dari balkon lantai 2 kepada para anggota beach yang berkumpul dibawahnya.

"Selama kepergianku, kuberikan wewenang untuk keiichi sebagai si nomor 2 di beach ini untuk memimpin." Lanjutnya lalu menoleh kearah Keiichi yang berdiri tak jauh darinya.

"Malam ini, kita akan berpesta dan memenangkan permainan!!" Seru Hatter yang dibalas sorakan riuh dari para anggota beach.

"Cih, banyak omong padahal sebentar lagi ia mati." Desis y/n berbisik.

Chisiya yang berada tepat disamping y/n pun menengok kearah y/n karena kaget mendengar apa yang ia bicarakan tadi.

"Hm? Apa maksudmu?" Tanya Chisiya berbisik tepat di telinga y/n.

"Hah?! O-oh, tidak. Bukan apa-apa." Jawab y/n panik.
"Ya, siapa tau dia mati karena kalah dalam permainan kan?" Lanjut y/n berusaha memberi alasan yang logis.

"Sialan mulut ini!" Gerutu y/n dalam hati menyalahkan diri.

Sorakan yang riuh menyertai suara mobil tua yang pergi menjauh dari gerbang beach, pertanda bahwa rombongan Hatter sudah memulai perjalanan menuju arena permainan.

"Bagaimana? Kau sudah memeriksanya?" Tanya y/n pada Arisu yang datang menghampirinya, tak lupa dengan Usagi yang sedari tadi mengekori Arisu.

"Lebih baik jangan membicarakan itu disini." Ucap Chisiya sambil menarik tangan y/n lalu berjalan menuju tempat dimana mereka berkumpul.

Arisu yang menangkap maksud Chisiya pun turut mengikuti langkah Chisiya. Begitupun dengan Usagi dan Kuina yang hanya bertatapan lalu mengendikan bahu satu sama lain.
.
.
.
.
.
"Tepat seperti apa yang kita duga kemarin, semua persenjataan ada dibawah naungan militan." Ucap Arisu memberi tahu info yang ia dapat.

Keadaan sunyi. Semuanya terfokus pada pikirannya sendiri.

"Hey, sebenarnya kalian tidak usah pusing memikirkan perihal militan. Kan ada aku." Ucap y/n sambil menyalakan pemantik lalu menyulut api untuk menyalakan rokok yang sedaritadi ia jepit dibibirnya.

Arisu yang mendengar itu lantas menengok dengan bingung.

"Bodoh." Cerca y/n sembari mengisap rokok dan membuang asap rokok itu dari mulutnya.

"Lalu kapan kita menjalankan rencananya?" Tanya Kuina dengan semangat.

"Untuk sekarang, kita akan melakukan persiapan sebelum operasi sebenarnya dimulai." Ucap Chisiya dengan senyum miring.

Semua yang ada disana lantas saling bertatapan dan tersenyum penuh arti.

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang