18

390 45 6
                                    

Pagi hari yang cerah, y/n menyelesaikan sarapannya di cafetaria beach. Ia berniat untuk beranjak dari kursi yang ia duduki sedari tadi namun Ann datang menghampirinya dan duduk di kursi yang berada di sebrang meja makan tempat y/n tadi menyantap sarapannya.

"Kudengar kau dulunya seorang anggota badan penyidik." Ucap Ann lalu menyesap kopi di cangkir yang ia bawa tadi.

"Kau pasti tahu dari Niragi sialan itu?" Jawab y/n acuh.
"Ada apa?" Lanjut y/n bertanya pada Ann.

"Kau tidak sibuk kan hari ini?" Tanya Ann pada y/n.
"Setiap hari aku tidak sibuk." Jawab y/n menimpali.

"Baik, ayo ikut aku." Kata Ann lalu beranjak dari kursinya.
y/n hanya mengikutinya dari belakang. Ia sedang menerka-nerka apa yang akan Ann lakukan.

"Mengautopsi mayat?" Tanya y/n pada diri sendiri.
.
.
.
Mereka berdua tiba di ruang bawah tanah. y/n sudah mengerti scene apa yang sedang ia lalui sekarang.

y/n melihat ada 2 jasad yang sudah dibaringkan di ranjang rumah sakit yang ada di ruangan itu. Tak lupa, di sekitarnya terdapat alat alat yang biasanya digunakan untuk operasi atau autopsi mayat.

"Kau mengajakku untuk mengautopsi mereka?" Tanya y/n yang dibalas anggukan oleh Ann.

"Aku bekerja di bidang yang sama denganmu." Ucap Ann sambil memakai handscoon.
.
.
.

Ditengah keasikan mereka berdua yang sedang berbincang sambil mengautopsi mayat, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menunjukkan Tatta yang baru saja tiba dengan nafas yang terengah-engah.

"Sudah kuduga kau ada disini" kata Tatta sambil membungkukkan badan dengan nafas yang terengah-engah.

"Sudah kubilang jangan membuka pintu ruangan ini sembarangan." Ucap Ann yang tetap fokus mengutak atik bagian otak mayat yang ia autopsi itu.

"Tapi- astaga!" Ucapan Tatta terputus lantaran ia kaget dengan pemandangan yang berada di depannya. Ia kemudian menutup matanya sambil menahan mual.

"Ada apa?" Tanya y/n pada Tatta meskipun ia sudah mengetahui apa yang terjadi.

"Terjadi sesuatu yang serius!" Kata Tatta dengan panik.

Ann membalasnya dengan tatapan tajam, sementara y/n hanya mengendikkan bahunya lalu menaruh alat-alat yang ia gunakan dan membuka handscoon yang ia pakai.

"Ayo Ann, sepertinya ini benar-benar serius" kata y/n mengajak Ann.

Ann mendengus kasar dan menaruh peralatannya dengan kasar. Ia paling tidak suka momen dimana ia harus fokus justru terganggu dengan hal lain.

"Ayo ikut aku, ini benar-benar serius!" Ucap Tatta kembali meyakinkan.

"Sebenarnya ada apa sih?" Ann bertanya-tanya sepanjang jalan menuju ruang yang dimaksud Tatta.

Tak lama, mereka bertiga memasuki ruangan itu.
Mereka memandangi anggota eksekutif yang sudah berkumpul disana.

y/n mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Chisiya dan Arisu, dan mendapati mereka sedang menatap kearah meja yang diatasnya terdapat mayat Hatter.

Mata y/n mengarah ke arah Aguni yang sedang berdiri menghadap meja tersebut dengan tatapan kosong.

"Astaga.." bisik Ann kaget dengan apa yang ia lihat.

"Sepertinya ia tak selamat dari permainan yang ia mainkan kemarin." Jelas Tatta pada Ann.

Ann melangkah mendekati mayat Hatter berniat untuk memeriksanya.

"Hey, jangan asal sentuh!" Ucap Niragi yang melarang Ann akan melakukan observasi pada mayat Hatter.
"Dasar maniak bedah!" Lanjut Niragi yang dibalas tatapan sinis oleh Ann.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

y/n in Borderland Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang