°
°
°
°
°ꔛꔛ
Semuanya terlihat sama, kegiatan yang sama, orang orang yang sama dan suasana yang sama.
Kami tiba di Hogsmeade dan dijemput Hagrid, menaiki sesuatu yang menarik kereta ini. Aku yakin ada sesosok makhluk yang menariknya berbeda sekali dengan Bellona, dia meyakini kereta ini bekerja dengan sihir. Yang memang sih kami hidup di dunia sihir tapi kan, agh aneh.
Kami tiba didepan pintu megah ini, di dalamnya masalah masalah ku selama setahun kedepan sudah menanti ku, menunggu dengan tersenyum manis. Aku merasa deja vu.
Aku menghembuskan nafas, melirik ke kanan kiri menyadari bahwa Adisa, Bellona dan Lucida berdiri di sebelah ku. Kini posisi ku dulu dan sekarang tidak lah sama, dulu aku berdiri sendiri di depan pintu ini, sedangkan sekarang aku bersama 3 sosok makhluk yang sudah banyak membantuku, ya walau menyusahkan ku juga.
Pintu itu terbuka dan sesegera mungkin kami beranjak ke meja asrama. Great Hall dihiasi bendera berwarna hijau, dengan simbol ular perak. Sekarang aula besar ini di penuhi pernak pernik berwarna hijau karna Slytherin memenangkan poin rumah dengan nilai terbanyak tahun lalu. Lalu dibawahnya ada Gryffindor, Ravenclaw dan terakhir Hufflepuff.
Seperti biasa kepala sekolah memulai pidato panjang nya juga menceritakan tentang pendiri Hogwarts kepada murid tahun pertama. Disusul nyanyian dari topi tua lusuh itu yang akan menyortir mereka.
Ini akan lama, bosan dengan pandangan anak tahun pertama yang di sortir seperti tahun tahun lalu, aku menoleh ke kanan merasakan sedari tadi ada tatapan yang mengawasi ku.
Disana ada anak itu, Blaize.. Belum lama aku mengetahui bahwa nama panjangnya adalah Blaize Zabini, anak dari tunggal Blaise Zabini yang menjadi kawan akrab keluarga Malfoy.
Kulihat dia memutus kontak mata kami dan fokus dengan ocehan teman disampingnya. Di depan nya ada Malfoy dan Potter cilik dan tidak ketinggalan si narsis Dante.
Aku tak berharap banyak dengan hari ini, aku ingin cepat cepat pergi tidur merasakan empuknnya kasur, walau kasur di kamar ku lebih empuk tapi itu tidak begitu buruk, dan untunglah upcaran membosankan ini cepat selesai.
ꔛꔛ
Aku menatap sesuatu yang ku genggam, beralih menatap air tenang yang disiram cahaya bulan. Walau remang remang aku tau ada banyak makhluk yang tinggal jauh di sana. Mengawasi kami secara sembunyi sembunyi.
"Hai Ella, ada apa? Mengapa tidak tidur?"
Sebuah suara mengalihkan atensi ku dari benda yang ku genggam, suara yang ku kenali.
Adisa berjalan menghampiri ku dan duduk di sofa hijau kosong dari posisi nya itu dia masih bisa melihatku, dia menatap sebuah benda yang sengaja tidak ku tutup tutupi itu.
"Itu kalung yang indah Ella, mengapa tidak memakainya?" celetukan Adisa memecah sunyi malam ini.
Aku kembali menoleh ke benda itu, ya sebuah kalung dengan bandul berbentuk huruf. 2 huruf itu diukir apiknya bak seperti takdir, mereka sangat cocok dengan warna hijau.
CM
"C itu pasti Capella kan? Dan... M? Nama mu ada huruf M nya?"
Adisa kembali bertanya bingung, sesuatu yang baru aku sadari. CM aku tadi tidak terlalu memikirkannya.
Di dalam pekat nya warna hijau di bandul itu, aku masih dapat melihat sebuah kalimat yang menggunakan rune kuno. Jika kalung biasa di satukan oleh rantai maka kalung ini tidak, memang kalung ini disatukan oleh rantai tapi jika dilihat dari dekat rantai ini persis seperti susunan ular yang membentuk lingkaran. Ular ular itu saling menyatu, kepala salah satu ular tampak memakan ekor ular lain, begitu seterusnya.
"Aku ke kamar dulu Ella, segeralah menyusul besok jadwal kita padat sekali" Adisa beranjak berjalan menuju asrama perempuan.
Aku menatap kalung itu kembali, membulatkan tekad akan mencari tau lebih lanjut mengenai misteri ini.
ꔛꔛ
Pagi hari nampak sibuk, segala aktivitas dimulai hari ini. Semuanya sibuk dengan aktivitas nya masing masing, kelas pertama adalah kelas mantra aku tak sabar.
"Kau memakai kalung itu Ella? Sungguh sangat cocok denganmu" Adisa akhirnya sadar bahwa di leherku terdapat kalung yang tadi malam ku tunjukkan padanya.
Tak ada yang tahu mengenai kalung ini selain Adisa hingga pagi ini.
"Wah itu pemberiaan orang tua mu?" Bellona bertanya kepada ku tetapi mata nya tetap terfokus pada hidangan di hadapannya. Oh mungkin dia punya indra ke enam?
"Kau bertanya pada nya atau daging di depan mu?" celetuk Lucida, aku yakin dia jengkel sekali, yang ditanggapi dengusan sebal oleh Bellona.
"Iya, orang tua ku yang memberikan nya" aku yang mengucapkan kalimat itu tapi aku sendiri yang tidak yakin. Apakah orang tua ku yang memberikannya? Apakah mereka sengaja menaruhnya di kotak itu dan menyembunyikan nya padaku?
Tanpa sadar aku terus memelintir kalung, tanpa menyadari ada percikan percikan hijau di bandul berbentuk huruf itu, yang tidak di sadari siapa pun kecuali Adisa.
ꔛꔛ
Aku berjalan perlahan ke kelas Mantra yang diajarkan oleh Prof Flitwick, ntah mengapa firasat ku mengatakan akan ada sesuatu yang menarik
"Hey, tunggu" jerit seseorang dibelakang ku, dia berusaha mengikuti langkah cepat yang ku buat, jengah dengan nya aku memutuskan berhenti dan berbalik.
°
°
°
°
°
Ollaaa, bagaimana part ini? Aku minta maaf jika ada beberapa tokoh yg tidak sesuai dengan di film. Aku akan berusaha semaksimal mungkin utk memperbaiki nya.
27-01-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Capella Malfoy
Fantasi☘︎ Bagaimana jadinya jika pasangan tersohor Draco Malfoy dan Astoria Greengrass memiliki anak perempuan?? Bukankah mereka hanya memiliki anak laki laki saja? Dari mana asal muasal anak perempuan itu? Dan apakah keluarga yang terkenal akan kontro...