Quodpot potion

156 19 0
                                    

°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°
°

ꔛꔛ

"Kita bukankah harus membeli gaun?" celetuk Adisa yang mengangkat wajahnya dari sebuah buku. Sedari tadi dia sibuk membaca buku tentang ramuan.

"Buat apa sih?" Dilain sisi Bellona menyahut sambil melempar kacang ke udara dan menangkap menggunakan mulutnya.

"Ketua murid mengusulkan agar minggu depan di adakan pesta Halloween, seperti nya akan diumumkan besok"

"OHHH, pasti aula akan di hias dengan labu besarrr" Bellona berseru senang lalu melompat lompat seperti anak kecil.

"Bagaimana kalau akhir pekan nanti kita ke Hogsmeade?" Usulan Adisa di balas seruan Bellona dan dengusan Lucy.

Aku segera menutup 4 tirai di masing masing sisi tempat tidur, lalu mulai membaca buku yang di usulkan Baker. Aku membuat salinan nya secara sembunyi sembunyi.

常に純粋さ

Hanya  kata itu yang berhasil ku temukan dalam lembaran yang tersobek. Aku kembali membolak balikan lembaran yang sudah menguning itu. Siapa tau ada sesuatu yang ku lewatkan. Nihil.

Ku alihkan pada kalung berbandul itu. Ini pertama kali Aku melihat nya dalam jarak sedekat ini. Kemarin Aku hanya terfokus para bandul dan bentuk nya yang seperti ular.

Saat jari ku menyapu bagian ular itu, terdapat seperti sebuah ukiran? Aku tidak tau. Aku mencoba melihat nya lebih jelas dan ugh sebuah kalimat?

Sanctimonia Vincet Sempre

Seperti nya dalam bahasa yang berbeda. Aku seperti tidak asing dengan ini. Tapi... Dimana?

Ughh ayolah aku tidak terlalu tau tentang hal ini.

ꔛꔛ

"Kakak akan ikut ke pesta Halloween kan"

"Kau akan datang kan?"

3 bocah ayam itu terus mengikutiku, dimanapun dan kapanpun aku melangkah, pasti ada mereka. 2 diantara nya sangat sibuk mengoceh menanyakan ini itu. Sedangkan 1 yang lain sibuk berjalan dengan apel hijau  di genggamannya.

"Iya aku akan datang" mereka ralat, 2 anak itu bersorak sorai lalu ber tos ria mengabaikan aku dan Tunggal malfoy menatap mereka jengah.

"Kau apakan lestat hari ini?" Akhirnya, anak itu berbicara. Walau topik nya berbeda dengan yang ku harapkan.

"Tidak ada" dia hanya menatap ku tidak percaya lalu melengos pergi dan di ikuti 2 anak lain. Mereka mengikuti ku dari pagi hingga siang hanya untuk ini? Yang benar saja.

Setelah anak anak itu pergi Aku beranjak ke Hospital wings, kalau kalian lupa aku sudah membantu madam pomfrey dari tahun kemarin. Kini aku membawa sekotak penuh ramuan penghilang rasa sakit untuk di bawa ke sana.

Selain pesta Halloween nanti akan di adakan juga pertandingan Quidditch. Sungguh baru tahun ini kedua acara spektakuler itu digabungkan.

Mungkin botol ramuan ini sebagai cadangan jikalau ada pemain Quidditch yang terluka parah nantinya. Ini akan sangat berguna tentu.

"Madam pomfrey ini ditaruh dimana?" Sungguh, Aku pun tidak rela di suruh suruh begini. Tapi demi nilai, apapun akan ku lakukan.

"Letakkan saja disana, dan terimakasih nak sudah membantu" dia tersenyum sembari tangan nya terus bergerak cekatan menglist kebutuhan ramuan penyembuh.

Pintu Hospital wings tiba tiba terbuka dengan kencang, ada seorang anak yang diterbangkan langsung oleh Profesor, anak itu memakai seragam Quidditch berwarna merah. Pasti singa gumamku.

Disusul beberapa anak yang masih memakai seragam Quidditch bergerombol masuk dengan raut wajah yang panik.

"Astaga, letakkan dia disini" madam pompfrey segera meninggalkan pekerjaan nya untuk merawat anak itu, yang bisa kulihat hanya tangan bengkok serta beberapa bercak darah.

Sementara madam pompfrey merawat anak itu, Profesor Osran Drabek, yang mengajar transfigurasi menginterogasi anak anak yang lain.

Lewat percakapan itu aku bisa tau bahwa anak itu mengalami jatuh saat mengendarai sapu, tapi sebuah pernyataan tak terduga yang membuat ku sedikit terkejut.

"Niam di buat jatuh dengan sengaja prof, seseorang sengaja membuat nya jatuh!" Jerit seorang anak perempuan dengan suara seraknya. Dia menangis tersedu sedu dan teman nya yang lain mencoba menenangkan.

Prof Drabek menghela nafas lalu menanyakan siapa yang berani nya membuat hal seperti itu.

"Malfoy dan Potter!!" Seru yang lain dengan muka memerah marah persis rambutnya.

"Apa kalian mempunyai bukti? Jangan menuduh sembarangan, ingat di setiap sudut ada mata yang mengawasi" Prof Drabek berkata sinis seraya memegang kepalanya penat, lalu mengalihkan pandangan nya ke sana ke mari takut pembicaraan ini didengar seseorang, dan pandangan nya berakhir kepadaku. Dia mengerut alis, sebelum dia berkata aku menyela duluan, tak ingin masuk lebih dalam masalah ini.

"Saya mengantarkan potion profesor, kalau begitu saya pergi dulu" secepat kilat tanpa menunggu balasan aku pergi.

Tujuan ku adalah Great Hall ini sudah waktunya untuk makan siang, pasti mereka sudah menungguku.

Benar saja mereka sudah duduk dengan damai di meja Slytherin, Adisa yang pertama menyadari kehadiran ku, dia menyuruh ku untuk duduk disamping nya.

Belum sempat aku duduk, Bellona sudah mulai dengan gosip terbarunya itu. Aku mendengus, ada untung juga buntung jika punya teman macam Bellona.

"Malfoy dan Potter membuat ulah lagi"

"Bagaimana kau tau?" Celetuk Lucida heran.

"Ck, gampang saja. Mereka membuat tangan seorang anak patah dan tentu saja orang tua mereka pasti dipanggil" saat tiba di kalimat terakhir aku sudah dapat melihat kilauan di matanya itu.

Salazar. Ini buruk.

 Ini buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















15-14-2023

Capella MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang