hamil

436 9 0
                                    

Ya Gilang hanya bisa diam ditempat , dia gaktau harus gimna.
*Semoga aja Dinda baik baik saja* ucap dalam hati Gilang melangkah parkiran mengambil mobil dan pulang.

Diperjalanan Farhan selalu diemin Dinda tidak menjawab apapun itu
"Mas aku minta maaf , tapi emng aku beneran reunian kok" ucap Dinda tapi masih didiemin Farhan , tapi masih bisa didengar oleh Farhan
Diperjalanan masih hening saat pulang pun Farhan hanya nurunin Dinda dan laju cepat lagi kerumah sakit.

*Yaudah lah mau gimna lagi udah di jelasin pun tetep gak di jawab apa apa* Dinda pun menghembuskan nafas nya dan masuk kedalam rumah dengan lesu.

"Dinda pulang" membuka pintu berjalan dengan murung
"Dinda dah pulang , gimna reunian nya" ucap Mamahnya Farhan berjalan menghampiri Dinda
"Seru mah" ucap Dinda tersenyum , mencoba untuk tidak keliatan murung
"Yaudah istirahat kamu" ucap mamahnya Farhan mengelus kepala Dinda
"Iya mah" Dinda pun naik keatas untuk kekamar , dan merenungkan kejadian baru aja terjadi

Sekitar jam 10 malam Dinda menunggu Farhan pulang ,ditelpon ,dichet gak direspon sama dia , Dinda hanya bisa menunggu sebentar lagi dan jarum jam menunjukan jam 11 Farhan pulang dengan pandangan yang dingin kearah Dinda yang menunggunya di sofa depan

"Mas kamu salah paham" Farhan hanya lanjut jalan tapi Dinda juga coba menjelaskan
"Mas denger penjelasan ku sekali aja" Dinda yang melihat dingin nya Farhan , mulai sedih merosot kebawah duduk di karpet dibawah ,Farhan yang duduk di kasur merasa kasihan kepada Dinda
"Iya" Dinda yang mendengarnya langsung duduk disebelah farhan mengambil bukti foto kalo tadi emng reunian Farhan percaya terus kalo Gilang Dinda menceritakan sedetailnya.

"Mas masih marah ya, maaf" ucap Dinda menatap lekat lekat mata farhan
"Udah enggak , tapi inget jangan Deket Deket lagi sama cowok aku gak suka"ucap Farhan menarik Dinda kepelukannya

"Iya" Dinda mengeratkan pelukannya , malam yang hangat Dinda dan Farhan tidur dengan pulas.

Pagi yang indah Farhan dan Dinda sudah 5 bulan bersama banyak halangan yang harus kedua nya jalani
"Din muka mu pucat , kamu gpp" ucap mamahnya Farhan yang melihat Dinda baru turun tangga
"Enggak kok mah masuk angin doang kayanya" jawab Dinda tersenyum
"Yaudah gak usah bantu mamah dulu kamu istirahat aja" ucap mamahnya Farhan

" Enggak aku mau bantu mamah , aku gpp kok" ucap Dinda mulai membantu Rita memasak sarapan
Setelah berapa menit Cika mulai keringat dingin pusing agak mual
Dinda tiba tiba pingsan membuat Rita terkejut

"Pahh , Farhan tolong ini Dinda pingsan" ucap Rita panik , papah nya dan Farhan yang sedang menunggu sarapan terkejut dengan teriakan Rita saat setiba nya dapur Farhan terkejut Dinda sudah dipangkuan mamahnya

"Din bangun Din" ucap Farhan mulai panik
"Kamu taro dulu di kamar , papah manggil dokter" ucap papahnya Farhan , Farhan mulai menggendong Dinda menuju kamar tidur ruang tamu yang dibawah

"Din bangun kamu kenapa" mamahnya sudah memberi kayu putih untuk menyadarkan Dinda , Dinda mulai tersadar lemas karna kepala nya pusing
"Mas aku kok disini" ucap Dinda melihat sekeliling kalo ini bukan dapur tadi

"Kamu pingsan tadi ,kamu kenapa sakit" ucap Farhan mengelus puncak kepala Dinda
"Enggak kok , cuman masuk angin" kata Dinda berusaha tenang dari hantaman pening dikepalanya ini
"Bentar lagi dokter kesini" ucap papahnya Farhan

"Gak usah pah , palingan aku cuman masuk angin" kata Dinda lemas
"Udah liat nanti dokter ngomong apa" ucap mamahnya Farhan yang tersenyum menyadari sepertinya

"Kenapa mamah senyum " ucap papahnya Farhan ,melihat keanehan dari istrinya
"Udah nanti kalian tau pas dokter kesini" ucapan Rita membuat suaminya bingung

suamiku seorang dokter gigi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang