kenangan

144 3 0
                                    

Dinda dirumah mengunci pintunya termenung masih kalut Dinda menangis kembali

"Sayang buka ya pintu nya , makan dulu yuk , kamu lagi hamil" kata mamahnya yang sedari tadi sudah mengetuk

"Nanti saja mah , aku belum lapar" ucap dinda dengan nada serak nya

"Ingat Dinda boleh sedih tapi inget sekarang kamu hamil" kata mamahnya

"Iya mah" mamahnya menghela nafasnya pergi dari depan kamar Dinda

Farhan yang dirumah menatap sepi pada kamarnya , seharusnya Dinda tidur disini

Farhan menelfon nomor Dinda tapi tidak ada jawaban , hp itu tidak aktif

Malam itu Dinda baru keluar untuk makan , papahnya yang melihat Dinda yang selalu menampilkan senyumnya kini melihat wajah murung di wajahnya

"Papah akan memarahi farhan , liat aja , masa buat putri papah sedih kaya gini" kata papahnya

"Iya kalo bisa pukul sekalian" kata mamahnya ikut kesal

"Iya nanti papah pukul" Dinda yang mendengarnya tersenyum melihat orang tuanya lucu sekali saat marah

"Nah gini putri papah gak boleh murung terus" kata papahnya mengusap kepala Dinda

"Iya sayang , mamah tahu ini berat tapi jalani aja , kan Dinda sekarang punya temen yang didalam perut mu" kata mamahnya menunjuk perut Dinda

Dinda tersenyum mengusap perut nya , ya benar untuk anaknya Dinda harus kuat

"Udah selesai , Dinda istirahat ya" Dinda mengangguk pergi dari meja makan

"Papah akan bicara dengan Farhan , papah sedih melihat muka murung Dinda" mamah Dinda mengangguk sebagai jawaban

Papah dinda pergi dari rumah untuk kerumah Farhan

Mamah nya menghabiskan waktunya menonton tv

Dinda mencoba tidur melihat sekeliling kamarnya , kamar yang awal ketemu dengan Farhan , ya kau ingat itu periksa gigi , Dinda terkekeh mengingat nya

Dengan kekehan dan air yang menetes kembali dari matanya , mengingat masa lalu adalah hal yang paling indah

Dinda mengusap perutnya yang sekarang sudah ada anak nya dengan Farhan

Dirumah ini mengingatkan Dinda dengan Farhan cowok manis dan tinggi seorang dokter gigi yang akan memeriksa Dinda saat itu

"Aku akan bertahan mas , tenang saja" walaupun Dinda masih sedih , Dinda tidak boleh egois kalo memang Farhan masih mencintai Tiara itu tidak apa

Mungkin nanti Dinda akan bicara dengan Tiara , sahabatnya sedari SMA sampai kuliah sudah banyak hal mereka berdua lewati senang dan susah

Dinda tidak berfikir sama sekali tentang Tiara akan merebut suaminya , Dinda akan mencoba mengobrol baik baik dengan tiara

Malam yang sejuk seharusnya Dinda sudah dipelukan Farhan untuk tidur , mata Dinda masih terbuka menatap hp nya yang sedari tadi ia matikan tidak ingin diganggu

Tapi hati ini selalu menginginkan Farhan, mungkin karna Dinda sedang hamil dan menjadi sensitif selalu ingin dengan Farhan

Dinda mencoba tidur , akhirnya capek menangis Dinda ketiduran

Farhan sudah tidur yang dipikirkannya adalah Dinda , tidak Farhan tidak akan mengkhianati Dinda

Farhan sangat kesal dan marah dengan Tiara kenapa harus seperti ini , wanita itu sangat nekat untuk mendapatkannya

Farhan melihat sekitar kamar melihat Dinda yang berdiri tersenyum menatapnya , tapi bayangan itu pergi , Farhan melihat jendela , jendela yang saat pagi Dinda akan membuka nya

Tempat tidur yang selalu Dinda rapihkan saat Farhan sedang mandi , wastafel melihatkan gosok gigi yang sering menjadi perdebatan keduanya

Farhan tersenyum lirih bahkan di kamar ini saja sudah banyak kenangan indah bersama dengan Dinda , belum lagi seluruh rumah ini

Farhan mengacak rambutnya , cctv di kamar itu gak ada bukti apa yang harus dikasih farhan jika seperti ini

"Maaf" farhan hanya bisa mengatakan kata kata itu untuk Dinda

Farhan mencoba tidur , tidurnya terlelap setelah air mata itu menetes

Pagi di tempat Dinda , bangun dari kasurnya melihat kamar ya kamarnya bukan kamar Farhan dengan dia

Membuka jendela besar itu cerah sekali , Dinda melihat Farhan yang tiduran melihat Dinda dengan tersenyum , tapi bayangan itu hilang

Dinda menghela nafasnya pergi ke kamar mandi , untuk mandi dan bersiap turun menghampiri mamahnya

"Pagi mah pah" sapa Dinda saat sudah sampai di meja makan

"Pagi" keduanya menjawab

"Ayok makan , mamah udah buatin masakan kesukaan mu" seru mamahnya , Dinda tersenyum mengambil tempat duduk di sebelah papahnya

"Makasih mah" senang Dinda

"Sama sama " jawab mamahnya , kembali tenang saat makan

Ditempat Farhan , Farhan bangun melihat sekeliling kamarnya tidak ada suara Dinda yang membangunkannya untuk bekerja

Farhan berjalan kekamar mandi untuk bersiap

Ya Farhan ingat malam itu papah Dinda datang menanyakan banyak hal Farhan sempat khawatir mendengar Dinda tidak mau makan dan selalu murung

Itu lah Farhan mencoba akan mengobrol dengan Tiara , mencoba untuk Tiara jujur pada Dinda tidak mau ini berlangsung lama

Farhan turun dari tangga , di meja makan sudah ada mamahnya dan papahnya

"Papah kalo jadi papah Dinda , kamu udah babak belur Han" kata papahnya , ya benar Farhan tidak mendapatkan pukulan itu papah Dinda masih mengingat putri nya

"Iya , coba tadi kamu di tabok dikit gitu biar sadar" kata mamah nya ikut setuju

"Iya iya" melas Farhan , padahal anaknya juga lagi terpuruk

"Sudah makan lah, mamah masih baik ini" kata mamahnya , ketiga makan dengan tenang

Selesainya papahnya pergi untuk kerja
"Mah nanti aku bakal keluar ketemu sama Tiara" ucap Farhan

"Mau ngapain?" Jawab mamahnya

"Farhan mau coba untuk Tiara jujur yang sebenarnya ke Dinda , Farhan gak mau terus terusan begini" ucap Farhan menghela nafas kasar

"Coba lah , tapi kau bertemunya di tempat umum yang ramai, terus periksa minuman apapun yang dikasih Tiara untuk kamu , mamah tahu melihat Tiara yang seperti itu bisa nekat" kata mamahnya

"Iya mah , Farhan akan hati hati" jawab farhan , menelfon Tiara untuk bertemu di kafe

Dinda menonton tv dengan mamahnya sedari selesai makan tadi

"Mah aku boleh me time gak keluar gitu ke mol atau kafe" kata Dinda mungkin otaknya perlu reflesing

"Boleh dong sayang , mau ditemenin gak?" Kata mamah nya

"Gak usah lah mah , aku mau jalan jalan sendiri" kata Dinda

"Yaudah , hati hati ya" Dinda mengangguk semangat , Dinda kembali ke kamarnya untuk bersiap dengan baju yang berbeda

Perjalanan Dinda memakai motor scupy nya yang sudah lama tidak ia pakai sejak kuliah , Dinda mengigat kuliahnya yang sangat bahagia

Berkeliling dengan senyuman nya , Dinda berhenti sejenak di kafe merasa haus karna cuaca panas

Dinda menyari tempat duduk paling pojok

Dinda menatap sekeliling kafe itu sangat sejuk menatap dinding yang berwarna coklat dengan hiasan kopi kopi gitu

Dinda terdiam saat melihat sepasang wanita dan laki laki sedang bicara , dan matanya terkesiap saat melihat wanita itu mencium pipi laki laki itu

"Kalian berdua jahat" Dinda meneteskan air mata itu , melihat disana ternyata Tiara dan Farhan .

suamiku seorang dokter gigi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang